15 Cara Memelihara Ulat Hongkong

Ulat hongkong, UH atau mealworm merupakan jenis ulat yang memiliki siklus hidup cepat yakni hanya sekitar 6 bulan saja.

Untuk itu, bagi anda yang ingin memelihara ulat hongkong dan menjadikannya usaha sampingan, maka tidak membutuhkan waktu terlalu lama hingga masa panen dan dijual.

Selama pencinta burung di Indonesia masih terbilang banyak, maka prospek memelihara jenis ulat ini juga bisa memberikan keuntungan yang lumayan. Bahkan , jika tidak ingin dijual, anda tetap bisa menggunakannya sendiri untuk pakan burung kicau peliharaan anda. Dalam ulasan kali ini, kami akan memberikan beberapa cara memelihara ulat hongkong paling mudah dan praktis yang bisa anda gunakan sebagai panduan khususnya untuk pemula.

  1. Pemilihan Induk

Untuk pemilihan induk dalam budidaya ulat hongkong, usahakan untuk memilih induk yang beratnya tidak terlalu berat supaya ulay yang nantinya akan berubah menjadi kepompong ukurannya bisa besar sekitar 15 mm dan lebar 4 mm. Sementara untuk ulat dewasa dengan panjang sekitar 15 mm dan diameter sekitar 3 mm, maka jika menjadi kepompong sekitar 7 hingga 10 hari kemudian secara bergantian.

  1. Tempat Memelihara

Untuk tempat memelihara ulat hongkong, usahakan memilih tempat atau bangunan yang terbuat secara permanen atau dikelilingi dengan tembok. Hal ini sangat penting untuk menghindari hama seperti semut dan tikus. Sedangkan untuk atap, buat dari bahan eternit dan lantai yang terbuat dari tembok atau ubin.

Sedangkan untuk suhu, pastikan suhu dalam ruangan tetap stabil sekitar 29 hingga 30 derajat celcius dan tetap dalam keadaan lembab yang menjadi suhu terbaik untuk memelihara ulat hongkong.

  1. Proses Berkembang Biak

Cara berkembang biak ulat hongkong seperti cara cepat ternak ulat kandang adalah dengan bertelur yang nantinya akan bermetamorfosis dengan sempurna hingga akhirnya akan berubah menjadi kumbang dewasa.

  1. Siapkan Toples

Siapkan tiga buah toples yang sudah diberikan lubang udara pada bagian atasnya. Tuangkan oatmeal dalam toples tersebut dengan ketinggian sekitar 2.5 cm dari dasar toples plastik dimana lapisan ini nantinya akan digunakan sebagai pakan ulat hongkong pada masa pertumbuhan.

Tambahkan beberapa potong sayur dalam setiap toples seperti daun selada, daun seledri, apel atau kentang. Pastikan kelembaban tetap terjaga dan ganti sayuran tersebut secara berkala.

  1. Masukkan Ulat Hongkong

Masukkan ulat hongkong hidup dalam salah satu toples dan bisa ditambahkan juga dengan beberapa potong roti atau sereal atau juga bisa makanan anjing ke dalam toples tersebut berbeda dengan cara beternak ulat bumbung. Tambahkan juga dengan potongan karton telur atau bagian tengah tisu toilet dalam toples sebab ulat hongkong sangat menyukai area yang gelap.

  1. Tambahkan Label Pada Toples

Berikan label pada toples yang sesuai dan salah satunya untuk ulat atau larva, satu untuk pupa atau kepompong dan satu lagi untuk kumbang dewasa. Tutup toples dan tempatkan pada area yang gelap sekaligus hangat agar pertumbuhan ulat bisa semakin cepat dalam berubah menjadi kepompong.

  1. Pelihara Toples Dengan Teratur

Toples harus dipelihara dan diperiksa dengan teratur setiap hari namun beberapa peternak juga ada yang melakukan pemeliharaan hanya seminggu sekali berbeda dengan cara ternak ulat buat pakan burung lainnya.

Buang sayur atau buah yang sudah busuk, serangga yang sudah mati atau jamur pada oatmeal secara berkala. Tambahkan juga dengan sayuran atau oatmeal baru jika dibutuhkan dan aduk lapisannya agar tidak ditumbuhi dengan jamur.

  1. Pemberian Pakan Ulat Bibit

Untuk setiap satu toples bisa diberikan makanan sekitar 500 gram yang dibagi menjadi 4 kali pemberian pakan. Makanan bisa diberikan dengan cara dikepal kepal menjadi 3 bagian supaya kepompong yang sudah ada tidak tertimbun dengan makanan untuk mencegah kepompong menjadi busuk.

Anda juga bisa memberikan pakan berupa ampas tahu dan juga dedak yang sebaiknya dicampur dengan pur atau tepung tulang agar kepompong bisa tumbuh dalam ukuran yang besar. Pemberian pakan untuk kumbang jangan diberikan terlalu banyak dengan cara disebar merata sekitar 100 gram sekali makan yang dilakukan 3 kali sehari.

  1. Pemberian Pakan Ulat Kecil

Jika ulat masih ada dalam kapas, maka sebaiknya pemberian pakan dilakukan dengan sayuran seperti selada sekitar 4 lembar sampai habis yang sebelumnya sudah dijemur terlebih dulu hingga kering berbeda dengan cara ternak ulat sutra. Jika makanan yang diberikan adalah makanan biasa, maka bisa diberikan sebanyak 100 gram dan disebar kemudian tunggu hingga makanan habis dan baru diberikan kembali.

Jika ulat sudah terpisah dari kapas, maka pemberian pakan bisa ditambah dengan cara dikepal dan disebar secara merata. Sedangkan untuk ulat kecil berjumlah satu kotak dengan ukuran 2 kg dan panjang ulat mencapai 6 mm serta diameter 1.5 mm sekitar umur 30 hingga 60 hari. Untuk ulat dewasa sekitar umur 60 hingga 90 hari, maka pemberian pakan per juga harus ditambah dengan cara yang serupa.

  1. Perhatikan Pulpa Dalam Toples

Tergantung dari umur ulat saat anda membelinya dan juga suhu, perubahan ulat menjadi pulpa biasanya akan terjadi sekitar seminggu hingga dua bulan. Ulat yang sudah dewasa bisa terlihat dari warnanya yang semakin gelap yang diawali dengan warna putih pucat kemudian mulai terlihat seperti kumbang meringkuk dan tidak terlihat seperti ulat. Selain itu, anda juga akan melihat ulat berganti kulit sebanyak beberapa kali sebelum nantinya akan berubah menjadi pupa.

  1. Pisahkan Pupa

Berbeda dengan cara ternak kroto di botol bekas, saat anda sudah melihat pupa, maka segera pisahkan memakai tangan atau pinset. Pupa tersebut tidak akan banyak bergerak sehingga juga tidak membutuhkan makanan apapun.

Namun untuk kelembaban seperti buah dan sayur bisa ditambahkan dalam toples meski pupa memang tidak akan memakannya. Pupa harus dipisahkan dari larva dan juga kumbang sebab pupa tidak bisa melarikan diri sehingga risiko dimakan sebelum kepompongnya terbuka akan semakin besar.

Tahap pupa ini akan berlangsung selama satu sampai beberapa minggu tergantung dari suhu dan perubahan akan mulai terlihat saat mulai terjadi perubahan warna semakin gelap. Pastikan anda tetap memeriksa toples dengan teratur untuk melihat perkembangan pertumbuhan karena ini menjadi hal penting mengingat kumbang memiliki banyak siklus.

  1. Pindahkan Kumbang Dewasa

Saat anda mulai menemukan kumbang dewasa, maka segera pisahkan ke toples ketiga sebab kumbang dewasa akan mulai memakan pupa lainnya jika tidak segera dipindahkan. Masukkan kumbang dewasa pada toples berbeda dengan pengaturan yang sama dengan pengaturan ulat dan tambahkan juga oatmeal lebih banyak agar bisa memberikan ruang cukup banyak untuk membuat sarang.

Setelah itu, periksa secara rutin toples kumbang dewasa dengan teratur dan cari telurnya sebab telur akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya kumbang toples. Telur umumnya bisa ditemukan dengan mudah di bagian dasar toples dan sebenarnya tidak harus dipindahkan namun bisa dijadikan penanda jika akan semakin dekat waktu panen larva ulat hongkong. Untuk satu ekor betina nantinya akan menghasilkan telur sekitar 500 butir dalam sekali bertelur dan nantinya akan menetas dalam waktu 4 hingga 19 hari kemudian tergantung dari suhu.

  1. Pindahkan Ulat

Selanjutnya, pindahkan ulat dari habitat kumbang dewasa ke dalam toples ulat atau larva. Betina yang menghasilkan telur sangat banyak ini, maka anda juga harus rajin memindahkan telur telur tersebut saat sudah menetas.

Periksa terus setiap hari atau setiap minggu termasuk juga mengganti makan dan juga sumber kelembaban seperti sayur atau buah, jaga kumbang terpisah sesuai dengan tahap perkembangan, buang kumbang yang sudah mati dan aduk kembali lapisan oatmeal dengan teratur yang sangat berbeda dengan cara penangkaran semut rangrang.

Jika terlihat sudah banyak ulat hongkong yang dihasilkan, maka sudah bisa dipanen dan dijual dan lepaskan beberapa kumbang dewasa ke alam bebas yang jauh dari tempat budidaya. Selain itu, anda juga bisa memberikan pupa sebagai makanan untuk kumbang dewasa atau meletakkan ulat lebih dalam tempat pakan burung jika memang tidak ingin menjualnya.

  1. Mengatasi Penyakit

Ada beberapa ciri yang bisa terlihat jika memang ulat sudah terkena penyakit berikut cara penanggulangannya seperti yang akan kami berikan berikut ini.

  • Kulit ulat akan berubah menjadi kuning kehitaman sehingga jangan terlalu banyak diberikan pakan berupa daun dan dedak.
  • Ulat mati akan berwarna merah yang bisa dicegah dengan memberi pakan tidak terlalu basah dan harus cepat diatasi karena merupakan penyakit menular.
  • Ulat mati berwarna kehitaman umumnya terjadi pada ulat dewasa sekitar 1 hingga 3 bulan sehingga pemberian pakan bisa dilakukan dengan cara dikepal untuk pencegahan.
  1. Panen Ulat Hongkong

Sesudah tahap demi tahap diatas dilakukan dengan baik, maka tahapan terakhir adalah melakukan panen dimana bisa dijual sebagian dan sebagian lagi bisa digunakan sebagai bibit yang baru untuk memperbanyak produksi namun tanpa perlu membeli bibit yang baru seperti cara ternak jangkrik di kardus.

Demikian penjelasan beberapa cara ternak ulat hongkong mudah menguntungkan bagi pemula