Ulat sutera liar memiliki ciri khas mampu menghasilkan benang sutera yang memiliki nilai tinggi dan dapat dijadikan berbagai macam produk.
Di negara lain seperti india dan cina, ulat sutera liar bahkan dijadikan sebagai salah satu hewan utama yang dibudidayakan sebagai penghasil bahan sutera yang dapat menjadi komoditas ekspor.
Dalam kesempatan kali ini, saya akan menguraikan lebih lanjut mengenai cara budidaya ulat sutera liar, penting untuk anda membacanya sebagai wawasan baru untuk anda dan sebagai panduan jika anda ingin memulai bisnis dengan budidaya ulat sutera liar. Yuk simak artikel berikut.
1. Syarat Lingkungan
Ulat sutera liar dapat hidup di berbagai daerah dengan ketinggian tertentu, tetapi untuk hal bisnis atau budidya, ulat sutera liar jauh lebih cocok dibudidayakan di daerah yang memiliki curah hujan tidak terlalu tinggi, dataran tinggi atau dataran rendah tidak masalah yang penting dengan curah hujan yang normal.
Hal ini penting sebab kondisi fisik ulat sutera liar mudah terpengaruh oleh cuaca, jika sering terkena hujan, akan membuat hasil panen menjadi menghitam dan kualitasnya jelek. Baca juga mengenai cara ternak ulat buat pakan burung.
2. Pohon yang Baik
Sebagai media tempat hidup atau tanaman inang ulat sutera liar umumnya menggunakan pohon jambu mede. Pohon jambu mede dapat ditanam dengan jarak 4×4 meter. Jarak tersebut ialah yang paling tepat untuk mengejar produksi kokon ulat sutera liar lebih banyak karena memiliki jarak tanam yang dekat. Baca juga mengenai cara ternak ulat sutra.
3. Alternatif Tanaman
Selain jambu mede, pohon lain yang baik untuk pertumbuhan ulat sutera liar ialan pohon alpukat, sirsak, dan kedondong. Tanaman yang berumur 1 tahun sudah bisa digunakan untuk memelihara ulat sutera. Semakin rindang dan pohon medianya, akan semakin banyak dihinggapi kupu kupu sehingga lingkungannya pun semakin nyaman. Baca juga mengenai cara cepat ternak ulat kandang.
4. Pemeliharaan
Cara budidaya ulat sutera liar harus memperhatikan kondisi lingkungan, pelihara lingkungan sekitar agar ulat sutera jauh dari stres dan penyakit. Hindarkan dari polusi atau hewan hewan yang memangsa ulat. Jaga sennatiasa kebersihan pohon dan tempat sekitar budidaya. Baca juga mengenai cara berternak ulat bumbung.
5. Pemupukan
Berikan pupuk pada pohon yang digunakan sebagai media tinggal, lakukan dua kali pemupukan dalam setahun, baik pupuk kimia maupun pupuk organik. Pemupukan penting untuk kelanjutan budidaya ulat sutera, pohon yang rindang dan jauh dari penyakit akan membuat uat sutera berkembang jauh lebih cepat. Baca juga mengenai budidaya ulat hongkong.
6. Jauhkan dari Pestisida
Jauhkan ulat serta tanaman yang digunakan sebagai media dari pestisida yang berbahan kimia yang berasal dari sintetik atau pabrikan. Berikan pestisida alami dari bahan organi sebanyak dua kali dalam setahun, berikan pada setiap tanaman media tumbuh satu persatu.
7. Cara Melindungi dari Semut
Semut merupakan hewan yang membahayakan ulat sutera liar. Semut dapat mengganggu dan menggagalkan budidaya ulat sutera liar, hindarkan ulat sutera liar anda dari hewan tersebut dengan cara mengecat batang pohon dengan gamping cair setinggi satu meter dari permukaan tanah agar semut tidak dapat merangkak naik dan tidak mengganggu ulat sutera liar.
8. Lindungi dari Predator
Jaga ulat sutera liar dari berbagai predator yang mengganggu proses budidaya dengan cara memasang paranet sebanyak 1 sd 2 gulung per pohon, cara tersebut merupakan cara yang paling aman, paranet juga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman dan ulat sutera liar yang berada di dalamnya. Justru akan melindungi mereka dari berbagai bahaya dari lingkungan luar sehingga proses perkembangan lebih lancar.
9. Siklus Hidup
Ulat sutera liar membutuhkan waktu 43 sd 58 hari untuk setiap satu siklus hidup, untuk seekor betina dapat menghasilkan telur sebanyak 30000 butir per ekor. Dalam waktu satu tahun dapat ebrlangsung dua kali siklus dengan durasi perkembangan waktu yang cukup pendek yaitu hanya dua bulan per siklus.
Silus hidup dimulai dari telur, larva, pupa (terbungkus kokon), dan kupu kupu. Telur akan menajdi ulat dan akan menetas menjadi larva ulat dalam waktu 8 sd 14 hari. sedangkan proses dari ulat menjadi pupa setelah umur 25 hari.
10. Mencegah Kematian
Kematian umumnya tidak akan terjadi jika ulat sutera liar tidak diserang oleh predator. Hal lain yang berpengaruh yaitu dalam hal makanan. Jika ulat sutera liar mendapat asupan makanan yang cukup, mereka akan mampu hidup dan berkembang dengan baik.
Ulat sutera liar akan memakan daun tanaman yang menjadi media tinggalnya, daun yang sedang (tidak terlalu muda, tidak terlalu tua) menjadi favoritnya.
11. Panen
Dalam satu tahun, dapat dilakukan panen ulat sutera liar sebanyak 2 kali. Sisa tangkay daun yang ditempeli kokon umumnya menjadi kering dan mudah dipetik, juga udah jatuh ke tanah, sehingga ketika panen tidak perlu memanjat pohon atau menggapai tinggi dengan alat tertentu.Daun yang dimakan ulat sutera liar juga lebih banyak berada pada bagian bawah, pisahkan kokon dari tangkai daun yang telah dipetik.
12. Penanganan Kokon
Setelah panen, bersihkan kokon dengan cara menghilangka kotoran dan serat serat pada lapisan luar. Pisahkan kokon yang baik dan yang jelek. Selanjutnya keringkan untuk mematikan pupa dan mengurangi kadar air agar dapat disimpan selama jangka waktu tertentu. Simpan kokon dalam kardus jika tidak langsung dipintal atau dijual.
13. Perhatikan Tempat Penyimpanan
Kokon adlaah hasil panen yang nantinya akan dijual dan diproses menjadi benang sutera, simpan dengan cara yang benar agar terjaga kualitasnya yaitu dengan dimasukkan ke dalam dus dan ditempatkan pada ruangan yang kering, sekali kali boleh dijemur di sinar matahari. Hindarkan dari kondisi lembab.
14. Manfaatkan Semua Bagian
Budidaya ulat sutera liar akan dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal ialah dengan emmanfaatkan semua bagian, jangan membuang kotorannya, sebab kotoran tersebut dapat anda proses atau anda jual sebagai bahan pembuat pupuk.
15. Jaga Kebersihan Lingkungan
Agar budidaya ulat sutera liar terus berlanjut, kebersihan lingkungan harus dipertahankan, bersihkan kotoran setidaknya setiap 2 hari sekali, sekali waktu semprotkan disinfektan pada alas kaki ketika melangkah ke sekitar lokas budidaya agar terhindar dari penularan kuman.
16. Jauhkan dari Bau Menyengat
Ulat sutera liar terutama yang kecil rentan dengan bau bauan sepert parfum dan asap rokok. Jangan sampai terdapat aroma tersebut pada sekitar lingkungannya. Jaga kondisi agar senantiasa bersih dan segar seperti pada habitat aslinya.
Sampai disini dulu artikel kali ini, semoga mudah dipahami oleh anda dan bermanfaat, terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa pada kesempatan berikutnya. Salam hangat dari penulis.
Beberapa obat-obatan ini dapat membantu mengatasi kelinci yang kehilangan nafsu makan, baik obat yang terbuat…
Tidak seperti namanya, Lovebird tidak disarankan berdekatan atau hidup bersama dengan banyak burung diantaranya burung-burung…
Memiliki lebih dari satu burung dalam satu kandang bukanlah hal yang mustahil asalkan memperhatikan beberapa…
Burung hantu adalah salah satu burung yang banyak tersebar di Indonesia dengan jenis yang beragam,…
Siapa sangka hewan-hewan yang terlihat kalem ini dapat menjadi sangat berbahaya? Ketahui penyebabnya agar Anda…
Berbagai jenis hewan di dunia memiliki kemampuannya masing-masing sesuai dengan habitatnya, seperti hewan-hewan tercepat di…