Sapi merupakan komoditas penting yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia khususnya protein hewani. Sapi potong juga memiliki kontribusi terbesar sebagai penghasil daging, sapi sebagai hewan ternak juga dimanfaatkan hasil susunya.
Sebagai komoditas yang memiliki peranan penting di dalam ketahanan pangan masyarakat, tentunya pemeliharaan dan perawatan ternak sapi harus sangat diperhatikan dan menjadi faktor penentu keberhasilan hasil ternak itu sendiri.
Salah satu penyakit yang ditakuti oleh peternak sapi adalah sapi yang tiba-tiba menjadi lumpuh. Penyakit ini cukup merugikan dan menjadi momok bagi para peternak sapi. Sapi yang tiba-tiba sehat menjadi lumpuh dan tidak bisa berdiri.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hewan ternak sapi tiba-tiba menjadi lumpuh dan jatuh adalah sebagai berikut:
Anomali iklim dengan potensi curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan kepada kondisi ini. Maka dari itu perlu untuk mengetahui beberapa jenis penyakit sapi di musim hujan.
Sapi-sapi mengalami kelumpuhan akibat dari kekurangan kalsium dan mineral. Hubungannya dengan anomali iklim adalah, ketika sapi-sapi tersebut diberi pakan rumput gajah dalam kondisi di iklim ini, rumput tersebut terlalu banyak mengandung air sehingga gizi yang seharusnya didapatkan menjadi sangat kurang.
Kekurangan paparan sinar matahari dapat mengakibatkan terhambatnya pembentukan vitamin D di dalam tubuh, sedangkan vitamin D sangat diperlukan untuk pertumbuhan, dan penyebaran kalsium ke tulang-tulang.
Faktor alam lainnya yang menyebabkan sapi lumpuh adalah kemarau/cuaca panas. Kemarau yang panjang mengakibatkan ketersediaan rumput hijau sebagai pakan sapi jauh berkurang, hal ini berpengaruh kepada daya tahan sapi terhadap panas.
Dalam keadaan panas tinggi sapi harus bekerja keras untuk mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap normal yaitu dengan cara “panting” (bernafas dengan terengah-engah).
Jika panting dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sapi ternak akan mengalami kelelahan dan akhirnya ambruk. Waspadai jika sapi bernafas dengan frekuensi lebih dari 80 kali/menit, dan suhu tubuhnya meningkat hingga di atas 39,2°C.
Faktor lainnya yang dapat menyebabkan sapi ambruk dan tiba-tiba lumpuh adalah penyakit sapi berbahaya seperti Antrax, penyakit mulut dan kuku serta mad cow. Dalam tingkatannya yang sudah parah penyakit ini bisa mengakibatkan sapi ambruk dan lumpuh hingga kematian.
Setelah sapi melahirkan anaknya, tidak jarang sapi tersebut mengalami Hipokalsemia atau Milk fever. Hipokalsemia adalah kurangnya kadar kalsium di dalam darah, kelainan ini merupakan salah satu penyakit metabolik yang menyerang sapi perah.
Gejala yang dialami adalah nafsu makan rendah, kelumpuhan, hidung kering, otot yang gemetar, kaki belakang lemah, dan tidak peka terhadap rangsangan. Menurut penelitian Subroto tahun 2003, hipokalsemia dapat terdeteksi pada sapi setelah 48 jam melahirkan.
Faktor lainnya yang dapat menyebabkan sapi lumpuh tiba-tiba adalah karena luka yang dialaminya, hal ini bisa disebabkan karena lantai kandang yang licin sehingga sapi tersebut terjatuh.
Untuk mengatasi hewan ternak sapi yang mengalami lumpuh dan ambruk tiba-tiba akan menjadi lebih mudah jika kita dapat mengidentifikasi penyebabnya terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:
Pindahkan sapi ke tempat yang lebih teduh, lengkapi kandang dengan kipas angin besar agar sirkulasi udara lebih baik dan suhu udara menjadi sedikit lebih dingin.
Berikan rumput hijau lebih banyak, dan berikan elektrolit pada air minum nya secara rutin setiap hari. Perhatikan sistem ventilasi udara di kandang, harus sesuai dan benar-benar baik.
Hal ini dapat dicegah dengan cara memberikan pakan yang cukup mengandung kalsium, terutama ketika sapi tersebut sebelum melahirkan.
Suntikan antibiotik dapat diberikan jika sapi yang ambruk diketahui akibat dari infeksi penyakit (bakteri). Untuk memperkuat otot sapi, dapat juga diberikan suntikan penguat otot seperti Biosalamin.
Untuk memaksimalkan proses metabolisme dan merangsang nafsu makan, sapi dapat diberikan suntikan suplemen yang mengandung vitamin B kompleks.
Pernafasan, pengeluaran keringat dan urin yang berlebihan mengakibatkan sapi kekurangan mineral, hal ini bisa diatasi dengan memberikan sapi suplemen mineral, seperti Mineral Feed Supplement-S.
Luka pada sapi yang dapat menyebabkan sapi ambruk bisa didapatkan dari sapi terjatuh/terpeleset atau karena sapi bertarung satu sama lain. Untuk sapi yang terluka akibat dari terjatuh/terpeleset, pastikan lantai kandang diperbaiki dan diperhatikan agar tidak licin, karantina sapi dan berikan pengobatan.
Jika sapi lumpuh akibat bertarung, pisahkan sapi yang lumpuh ke kandang khusus karantina, periksa seluruh tubuh sapi apakah terdapat tulang yang patah.
Berikan minum dengan air plus elektrolit secara rutin, dan jika sapi tersebut sudah sehat, jangan mencampurkan kembali sapi tersebut ke kandang yang sama. Cara mengobati luka pada sapi yang terlalu parah, sebaiknya diobati oleh dokter hewan atau ahlinya.
Beberapa obat-obatan ini dapat membantu mengatasi kelinci yang kehilangan nafsu makan, baik obat yang terbuat…
Tidak seperti namanya, Lovebird tidak disarankan berdekatan atau hidup bersama dengan banyak burung diantaranya burung-burung…
Memiliki lebih dari satu burung dalam satu kandang bukanlah hal yang mustahil asalkan memperhatikan beberapa…
Burung hantu adalah salah satu burung yang banyak tersebar di Indonesia dengan jenis yang beragam,…
Siapa sangka hewan-hewan yang terlihat kalem ini dapat menjadi sangat berbahaya? Ketahui penyebabnya agar Anda…
Berbagai jenis hewan di dunia memiliki kemampuannya masing-masing sesuai dengan habitatnya, seperti hewan-hewan tercepat di…