Sebenarnya, peneluran jangkrik ini cukup mudah dilakukan bahkan untuk pemula sekali pun. Hal yang perlu dilakukan tentunya menyiapkan indukan jangkrik jantan dan betina yang berkualitas, menyiapkan tempat dan beberapa hal lain yang harus dipersiapkan.
Jangkrik sendiri merupakan jenis serangga yang sangat banyak dibudidayakan khususnya di Indonesia sebab sering digunakan sebagai pakan burung kicau.
Sedangkan untuk jenis jangkrik yang paling sering dibudidayakan adalah jangkrik seliring atau biasa disebut dengan jangkrik alam dan juga jangkrik kalung atau biasa disebut dengan jangkrik genggong. Agar lebih lengkap, silahkan simak ulasan dari kami berikut ini tentang cara agar jangkrik cepat bertelur yang akan kami berikan.
Sebelum mulai menelurkan jangkrik, maka anda harus mempersiapkan indukan jangkrik jantan dan betina lebih dulu seperti dalam cara ternak jangkrik di musim hujan. Untuk cara membedakan jangkrik jantan dan betina bisa dilihat dari bentuk ekor jangkrik jantan dan betina.
Jika ekor jangkrik berjumlah dua buah, maka itu artinya jangkrik jantan, sedangkan jika berjumlah 3 buah maka jangkrik tersebut berjenis kelamin betina. Selain itu, perbedaan jangkrik jantan dan betina bisa dilihat dari pola sayap jangkrik dimana jangkrik dewasa akan memiliki pola atau sayap yang bergelombang.
Untuk kandang beternak jangkrik terbuat dari kayu atau tripleks atau juga bisa menggunakan kardus bekas. Sedangkan untuk ukuran kandang nantinya disesuaikan dengan lokasi, tempat atau populasi jangkrik.
Contohnya, jika anda ingin memelihara sekitar 4 ribu jangkrik, maka membutuhkan ukuran kandang sekitar 100 cm x 60 cm x 30 cm. Kandang jangkrik ini nantinya bisa digunakan beberapa kali tergantung dari bahan yang akan digunakan.
Persiapan pendukung pertumbuhan dari jangkrik juga harus dilakukan yakni berupa tempat merambat dan juga tangkringan jangkrik berupa empat lengkungan besar dan juga 8 lengkungan kecil yang dibentuk seperti kerangka besi payung berbeda dengan cara ternak kroto dengan botol bekas. Selain itu, papan telur bekas juga bisa digunakan dan diletakkan di dalam kandang.
Lokasi tempat untuk menelurkan jangkrik sebenarnya bisa dilakukan dimana saja baik di dalam ruangan, di halaman atau di kebun. Namun pastikan lokasi sudah memenuhi persyaratan yakni harus tenang, tidak terkena sinar matahari langsung, memiliki sirkulasi udara yang baik, steril dan aman dari hama seperti ayam, semut, laba laba, cicak dan sebagainya serta mudah untuk diawasi setiap hari.
Jangkrik yang sudah dikeluarkan dari box penetasan dan berumur 10 hari harus diperhatikan perawatannya serta mengontrol makanan karena pertumbuhannya sudah mulai pesat yang juga harus dilakukan dalam cara agar jangkrik kuat bertarung.
Jika makanan yang tersedia tidak mencukupi, maka jangkrik akan menjadi kanibal dan memakan anakan yang lemah. Selain itu, kelembaban udara juga harus dikontrol serta menjauhi berbagai binatang pengganggu seperti semut, cicak, tikus, kecoa dan sebagainya.
Sedangkan untuk jenis makanan yang bisa diberikan diantaranya adalah sayuran, daun daunan, singkong dan juga ubi yang diberikan selang seling setiap hari.
Induk jangkrik bisa memproduksi telur dengan daya tetas yang sangat tinggi yakni antara 80 hingga 90% jika makanan yang diberikan bergizi dan mencukupi. Setiap peternak juga memiliki pakan khusus yang biasanya diberikan untuk jangkrik seperti bekatul jagung, tepung ikan, kuning telur, ketan hitam, kalk dan terkadang juga ditambahkan dengan vitamin.
Pastikan juga suasana dalam kandang serupa dengan alam aslinya yang bisa dilakukan dengan mengolesi tanah liat pada dinding kandang, semen putih dan lem kayu kemudian tambahkan dedaunan kering seperti daun jati, daun pisang, daun tebu dan juga serutan kayu.
Sedangkan untuk perbandingan jantan dan betina yang baik adalah 10 betina dan 2 jantan agar daya tetas telur semakin tinggi. Jika jangkrik sudah bertelur sekitar 5 hari, maka nantinya harus dipisahkan dengan indukan agar tidak dimakan oleh indukan.
Sesudah jangkrik bertelur di pasir, maka cara memanennya harus rajin diperiksa dan ikuti jadwal pengangkatan pasir dari box jangkrik tersebut berbeda dengan cara ternak ulat sutra yang lebih mudah.
Jadwal pengangkatan pasir adalah 3 hingga 4 hari sekali untuk mengambil pasir dari dalam box dan simpan dalam bak atau timba besar serta ganti pasir dengan yang baru untuk dimasukkan dalam box peneluran.
Sesudah pasir yang sudah berisi telur diangkat, maka simpan selama 6 hingga 7 hari lalu pisahkan dari pasirnya sesudah ciri telur jangkrik mau menetas sudah mulai terlihat.
Berbeda dengan cara beternak ulat bumbung, selain menggunakan pasir, penetasan telur jangkrik juga bisa dilakukan dengan media kain tergantung dari selera masing masing peternak.
Nimfa atau anak jangkrik yang baru menetas masih sangat sensitif dan juga rawan dengan lingkungan sekitar sehingga sangat membutuhkan perawatan intensif dan teratur. Beberapa cara yang harus dilakukan untuk merawat nimfa ini diantaranya adalah:
Berbeda dengan cara ternak ulat kandang, sesudah jangkrik dipindahkan ke kandang pembesaran sampai hari ke-30, maka pakan harus diberikan 2 kali sehari dan pada hari ke-31 dan selanjutnya maka diberikan pakan pelet dan juga sayuran. Untuk pakan pelet diletakkan merata di bagian kandang, sedangkan untuk sayuran harus dicuci hingga bersih kemudian diiris tipis dan dianginkan sekitar 5 menit baru bisa diberikan. Untuk pakan sayur yang tidak habis harus segera dibuang agar kandang tetap bersih dan sehat.
Untuk jangkrik berumur 1 hingga 10 hari bisa diberikan minum dengan menggunakan media busa atau spons yang sudah dibasahi dan diletakkan dalam nampan yang sudah dialasi dengan kain atau pasir dan selalu basahi spons jika sudah kering.
Sementara untuk jangkrik berumur diatas umur 11 hari hingga masa panen bisa diberikan dalam wadah atau nampan yang diisi dengan kerikil dan air secukupnya dan tambahkan air kembali jika mulai berkurang.
Untuk mencegah hama pengganggu telur jangkrik seperti cicak, semut, ular, katak, kecoa, tikus dan sebagainya bisa dilakukan dengan cara mengolesi setiap kaki kandang jangkrik dengan minyak tanah, gemuk atau oli dan juga kapur ajaib seperti cara budidaya semut jepang. Selain itu juga bisa menggunakan botol bekas yang dipotong kemudian diisi dengan air, minyak tanah atau oli besar untuk diletakkan di setiap kaki kandang.
Gunakan pasir yang berasal dari sungai dan ayak untuk mendapatkan tekstur pasir yang halus lalu dilembabkan dengan cara disemprot embun seperti cara ternak jangkrik dikardus. Setelah itu, ratakan semua pasir agar menjadi lembab dan isi box yang sudah dipersiapkan untuk tempat bertelur dan isi dengan indukan jangkrik yang sudah siap bertelur.
Anda tidak perlu bingung tentang cara mengawinkan jangkrik sebab naluri jangkrik akan mencari pasir yang lembab untuk mulai menetaskan telurnya. Jangkrik betina yang sudah siap bertelur akan menancapkan ekor jarumnya ke dalam pasir kemudian menetaskan telurnya disana.
Demikian ulasan lengkap dari kami tentang cara agar jangkrik cepat bertelur lengkap dari mulai pemilihan bibit sampai penetasan telur jangkrik. Semoga ulasan ini bisa memberikan banyak manfaat khususnya bagi anda pemula yang ingin memulai budidaya jangkrik menguntungkan.
Beberapa obat-obatan ini dapat membantu mengatasi kelinci yang kehilangan nafsu makan, baik obat yang terbuat…
Tidak seperti namanya, Lovebird tidak disarankan berdekatan atau hidup bersama dengan banyak burung diantaranya burung-burung…
Memiliki lebih dari satu burung dalam satu kandang bukanlah hal yang mustahil asalkan memperhatikan beberapa…
Burung hantu adalah salah satu burung yang banyak tersebar di Indonesia dengan jenis yang beragam,…
Siapa sangka hewan-hewan yang terlihat kalem ini dapat menjadi sangat berbahaya? Ketahui penyebabnya agar Anda…
Berbagai jenis hewan di dunia memiliki kemampuannya masing-masing sesuai dengan habitatnya, seperti hewan-hewan tercepat di…