Berikut ini beberapa cara selengkapnya bisa dilihat berikut ini.
Berbeda dengan budidaya lobster air tawar, sebelum menjalankan budidaya lobster air laut, maka hal pertama yang harus dipersiapkan adalah bibit berkualitas dari para petani udang atau juga bisa didapat langsung dari para nelayan. Harga bibit lobster air laut sangat bervariasi tergantung dari jenis dan berat lobster seperti 1/2 ons sampai 2 ons yang bisa dibeli dengan harga 30 ribu dan untuk bibit yang beratnya lebih dari 2 ons sekitar 400 ribu. Semakin besar bibit maka harganya juga semakin tinggi.
Saat membeli bibit dari nelayan maka pilih area yang yang dekat dengan tempat budidaya lobster. Selain untuk menghemat biaya pengiriman, ini juga berguna untuk mengurangi risiko bibit mati karena terlalu lama waktu perjalanan. Bibit juga harus di karantina terlebih dahulu supaya tidak stress karena baru menempuh perjalanan yang lumayan jauh.
Pada perairan Indonesia setidaknya terdapat enam spesies lobster seperti panulirus homarus, panulirus peniculatus, panulirus peniculatus, panulirus longipes, panulirus polyphagus dan panulirus versicolor.
Dalam penebaran lobster air laut harus dilakukan dengan hati hati dan salah satu faktor kematian benih lobster air laut adalah karena masalah adaptasi. Adaptasi merupakan proses penyesuaian lingkungan dari organisme pada lingkungan media lama ke lingkungan media baru secara bertahap. Suhu juga sangat penting pada saat proses adaptasi penebaran bibit sehingga harus dilakukan pada saat cuaca sedang sejuk atau teduh seperti pagi, sore atau malam hari. Sebelum benih mulai ditebar, maka harus diadaptasikan terlebih dahulu dengan suhu sekitar selama 15 hingga 30 menit sebelum nantinya dilepaskan dalam jaring.
Tidak seperti budidaya lobster air tawar di aquarium, untuk kolam yang digunakan sebagai tempat budidaya lobster air laut harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan sampai lobster tidak bisa bergerak bebas sehingga harus diberikan ruang yang cukup. Penangkaran atau kolam dibuat terapung memakai jaring untuk lobster laut sebanyak 30 sampai 50 ekor per kolam.
Sesudah jaring terpasang dan rapat, maka siapkan shelter atau tempat persembunyian untuk menghindari kanibalisme saat lobster sedang molting atau berganti kulit. Shelter ini bisa dibuat dari bambu yang ditenggelamkan pada dasar jaring atau bisa juga memakai rumput laut. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan saat budidaya lobster air laut.
Untuk media mengawinkan lobster bisa memakai sistem perkawinan massal agar betina bisa lebih dominan memilih pejantan supaya proses bertelur bisa cepat terjadi. Saat lobster sudah memperlihatkan tanda siap untuk bertelur seperti ekor yang dilipat sampai kaki pertama dari bawah, maka pisahkan lobster pada tempat berbeda agar telur tidak bersentuhan pada saat lobster berkelahi dengan lobster lain yang bisa membuat telur rontok.
Sesudah dierami selama 28 sampai 32 hari, maka induk lobster sudah siap menetaskan burayak sekitar 300 butir. Burayak harus dipisahkan dari induknya supaya bisa mencari makan sendiri dan induk bisa beristirahat sebelum dikawinkan kembali sesudah 2 hingga 3 minggu kemudian.
Untuk jenis pakan lobster laut bisa diberikan ikan rucah segar, tiram, bekicot dan jenis pakan lain. Sebelum pakan diberikan, ikan segar atau bekicot dipotong potong terlebih dahulu yang diberikan dua kali sehari, pagi dan sore hari. Ukuran pakan yang diberikan sebanyak 20% per ekor dari berat lobster dan jangan lupa membersihkan kolam apabila pakan tersisa supaya tidak membusuk karena bisa meracuni lobster.
Jumlah pakan yang diberikan untuk budidaya lobster air laut tergantung dari ukuran lobster tersebut seperti halnya dalam budidaya udang galah. Jika berukuran kurang dari 10 gram, maka bisa diberikan pakan sebanyak 30% dari berat tubuh lobster dan diberikan satu kali sehari yakni setiap sore. Sementara untuk ukuran lobster antara 50 sampai 100 gram diberikan sebanyak 15% sebanyak dua kali sehari sebanyak 10% dari berat tubuh lobster.
Perawatan media budidaya lobster air laut yang paling penting adalah perawatan jaring. Pastikan jaring selalu dalam keadaan yang bersih supaya sirkulasi air tetap lancar untuk mencegah penyakit dari jaring yang kotor. Pembersihan ini dilakukan sebulan sekali dengan cara diangkat ke permukaan dan dikeringkan sekitar 2 sampai 3 hari kemudian dibersihkan dari alga, sedimen serta teritip yang menempel pada jaring. sementara perbaikan jaring harus dilakukan jika ada bagian jaring yang robek atau jahitan yang terlepas.
Pemantauan dan pengamatan terdiri dari dua jenis yakni harian dan berkala. Pengamatan harian dilakukan setiap hari untuk memeriksa kesehatan lobster, kondisi pakan yang diberikan untuk lobster, kondisi jaring dan berbagai ha lain yang ditemukan dalam pengamatan. Semua ini hasilnya akan dicatat dalam formulit harian kegiatan budidaya.
Sementara pengamatan berkala dilakukan supaya bisa mengamati pertumbuhan serta baik tidaknya hidup dari lobster air laut. Dalam pengamatan pertumbuhan dilakukan pertimbangan pada sampel lobster untuk evaluasi dan juga sebagai landasan pemberian pakan. Sementara untuk mengetahui kelulusan hidup lobster dilakukan dengan cara menghitung total lobster yang ada dalam jaring. Dalam penghitungan tersebut, kelulusan hidup juga dilakukan serta pemilahan ukuran atau grading. Ukuran lobster akan dipisahkan menjadi dua bagian atau empat bagian sesuai dengan kebutuhan.
Berbeda dengan budidaya udang air tawar di aquarium, lobster akan melakukan pergantian kulit setiap 3 sampai 7 hari sekali dan semakin jarang lobster berganti kulit, maka pertumbuhannya akan semakin pesat. Saat penebaran umumnya ukuran dari lobster masih sama, akan tetap dalam proses tumbuh maka ukurannya akan berbeda beda. Untuk itu setiap minggunya harus dilakukan seleksi supaya ukuran lobster bisa tetap seragam dan kanibalisme bisa tetap dikendalikan.
Perhatikan saat lobster air laut berganti kulit dan perlu diarahkan ke shelter supaya tidak terganggu lobster lainnya. Apabila ada lobster lain yang mendekati maka perlu dijauhkan supaya tidak mengganggu atau bahkan memangsa lobster yang sedang mengganti kulit.
Lobster laut memang tidak rentan terhadap hama dan penyakit, namun mengontrol keadaan jaring tetap harus dilakukan agar hama bisa dicegah. Penyakit lobster air laut bisa terjadi jika jaring tidak bersih atau banyak sisa pakan yang tersangkut pada jaring. Sisa pakan yang busuk ini menjadi media subur untuk tumbuh jamur serta bakteri yang bisa membuat udan infeksi khususnya saat ganti kulit atau moulting dimana kondisi lobster masih sangat lemah.
Panen bisa dilakukan jika lobster sudah mencapai berat 150 sampai 200 gram per ekor dari benih yang ditebar seberat 5 gram per ekor selama 10 bulan pemeliharaan. Lobster hasil budidaya ini akan dipasarkan dalam keadaan hidup dan tidak memiliki cacat sehingga panen harus dilakukan ekstra hati hati. Panen dilakukan dengan cara mengangkat keramba lalu lobster dipindahkan satu per satu pada tempat styrofoam dan dibawa ke berbagai daerah atau bahkan di ekspor dalam keadaan hidup. Suhu juga harus diperhatikan yakni sekitar 20 derajat celcius dengan kondisi tanpa air namun tetap lembab.
Demikianlah beberapa cara yang dapat kami sampaikan, semoga artikel ini bisa membantu. (Baca juga cara budidaya ikan papuyu di kolam terpal.)
Beberapa obat-obatan ini dapat membantu mengatasi kelinci yang kehilangan nafsu makan, baik obat yang terbuat…
Tidak seperti namanya, Lovebird tidak disarankan berdekatan atau hidup bersama dengan banyak burung diantaranya burung-burung…
Memiliki lebih dari satu burung dalam satu kandang bukanlah hal yang mustahil asalkan memperhatikan beberapa…
Burung hantu adalah salah satu burung yang banyak tersebar di Indonesia dengan jenis yang beragam,…
Siapa sangka hewan-hewan yang terlihat kalem ini dapat menjadi sangat berbahaya? Ketahui penyebabnya agar Anda…
Berbagai jenis hewan di dunia memiliki kemampuannya masing-masing sesuai dengan habitatnya, seperti hewan-hewan tercepat di…