Ada beberapa macam penyakit pada kambing. Salah satu masalah yang menjadi tantangan untuk para peternak ialah kelumpuhan mendadak pada kambing. Kelumpuhan sendiri didefinisikan sebagai hilangnya kemampuan untuk bergerak pada satu atau seluruh bagian tubuh.
Lantas, mengapa bisa terjadi kelumpuhan pada kambing dan bagaimana cara mengatasinya? Tentunya kita perlu kenali terlebih dahulu hal-hal yang mungkin merupakan penyebab kelumpuhan pada kambing. Berikut diantaranya:
Beberapa penelitian melaporkan bahwa kelumpuhan hewan ternak seperti kambing disebabkan oleh infeksi dari parasit Setaria digitata – merupakan spesies cacing filaria dengan ukuran mikroskopis yang menginfeksi rongga selaput perut dari kambing.
Cacing ini tidak berbahaya jika telah memasuki fase dewasa, namun saat masih dalam fase larva, cacing ini akan bergerak masuk ke dalam sistem saraf pusat dan menyebabkan kelumpuhan pinggang (lumbar) pada kambing.
Larva Setaria digitata bergerak dari sumsum tulang belakang menuju ke otak sehingga kelumpuhan umumnya terjadi secara progresif, dimulai dari kaki belakang hingga seluruh tubuh. Selain itu, larva merusak pembuluh darah sehingga pendarahan akibat infeksi juga dapat terjadi.
Salah satu gejala cacingan pada kambing adalah diare. Umumnya, infeksi parasit menyerang anakan kambing, namun tidak menutup kemungkinan kambing dewasa terinfeksi. Efek lumpuh muncul dalam 7-10 hari dari mulai infeksi dengan gejala kelumpuhan ringan.
Kambing masih mampu makan dan minum layaknya dalam keadaan normal. Satu bulan setelah infeksi, kontrol tubuh hilang dan seluruh tubuh kambing lumpuh. Kambing tidak mampu makan dan minum dan akhirnya mati.
Infeksi parasit ini dapat menular melalui artropoda dan serangga sehingga kambing yang memiliki gejala kelumpuhan harus segera dipisahkan dari kelompoknya. Kelumpuhan dapat diobati dengan diethylecarbamezine atau fenbendazole/ivermecine dengan dosis yang tinggi sesuai dengan saran dari dokter hewan.
Penyebab lain dari kelumpuhan kambing ialah kurangnya zat tembaga (Cu), selenium, dan vitamin E pada pakan. Zat tembaga sangat penting untuk kelangsungan hidup kambing. Beberapa enzim yang penting untuk reproduksi, imunitas, dan pertumbuhan membutuhkan zat tembaga.
Selain itu, zat tembaga juga diperlukan untuk metabolisme zat besi, pemeliharaan jaringan ikat seperti otot, pigmentasi kulit dan bulu, dan masih banyak lagi.
Defisiensi zat tembaga dapat disebabkan oleh dua hal, yakni kurangnya suplementasi zat tembaga pada pakan, dan interaksi zat tembaga dengan molibdenum, sulfur dan zat besi pada rumen yang saling bekerja tolak menolak.
Hal ini dapat diatasi dengan pemberian zat pakan dengan kandungan tembaga oksida yang tinggi atau pemberian pupuk dengan kandungan zat tembaga yang tinggi untuk tanaman pakan, serta pakan dengan kandungan molibdenum, sulfur, dan zat besi yang lebih rendah.
Selenium dan vitamin E berperan untuk melindungi sel terhadap kerusakan pada otot organ pernapasan, rangka, dan jantung. Kekurangan selenium/vitamin E pada otot rangka menyebabkan kakunya otot sehingga kambing tidak mampu berdiri dan menjadi lumpuh. Defisiensi selenium/vitamin E umumnya disebabkan oleh kurangnya suplementasi pada pakan kambing.
Maka dari itu perlu memahami cara membuat vitamin untuk kambing. Untuk mengatasi kelumpuhan yang disebabkan oleh defisiensi selenium dan vitamin E, kambing dapat diinjeksi dengan sodium selenate atau selenite, umumnya dicampur dengan vitamin E. Respon terhadap perlakuan baru dapat terlihat 4-7 hari setelah injeksi dilakukan.
Toksemia kehamilan umumnya ditemui pada indukan kambing betina yang hamil dengan beberapa anakan. Penyebab utama dari toksemia kehamilan adalah meningkatnya kebutuhan energi untuk anakan pada akhir kehamilan.
Selain itu, karena terdapat beberapa anakan, rahim induk membutuhkan ruang yang luas sehingga mengambil sebagian ruang dari rumen.
Hal tersebut membuat pasokan glukosa (gula) pada darah menjadi sangat sedikit yang berakibat dehidrasi dan kerusakan otak kambing. Toksemia kehamilan umumnya ditandai dengan anoreksia (tidak mau makan), lemah, tremor otot, konstipasi, depresi, lemah, lumpuh dan mati.
Apabila induk kambing memiliki beberapa tanda yang disebutkan, perlu langsung dilakukan penanganan. Salah satunya ialah segera melaporkan kondisi ini kepada dokter hewan. Glukosa akan diberikan melalui injeksi setiap 6-12 jam untuk meningkatkan kadar gula pada darah kambing.
Selain itu, dapat dilakukan operasi caesar. Apabila operasi dilakukan mendekati waktu lahiran, maka kemungkinan anakan dapat diselamatkan menjadi lebih tinggi.
Dengan kondisi induk kambing yang lemah, lahir dengan normal kurang memungkinkan. Namun, apabila induk masih berada dalam tahap awal toksemia kehamilan maka induksi dapat dilakukan.
Toksemia kehamilan dapat dicegah dengan pemberian nutrisi yang kaya akan biji-bijian dan protein. Perhatikan juga pantangan makanan kambing yang sedang hamil. Berat tubuh, jumlah anakan, dan kondisi kambing perlu diperhatikan untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan.
Induk dengan beberapa anak membutuhkan suplementasi ekstra, sehingga perlu diketahui jumlah anakan pada awal kehamilan dengan USG agar peternak dapat mengantisipasi toksemia kehamilan. Pastikan tidak ada perubahan dari pakan selama kehamilan untuk mencegah tekanan/stres pada induk.
Itulah beberapa penyebab kambing lumpuh mendadak, bahkan bisa juga menyerang jenis kambing unggulan. Segera bawa pada ahlinya agar bisa segera diatasi.
Beberapa obat-obatan ini dapat membantu mengatasi kelinci yang kehilangan nafsu makan, baik obat yang terbuat…
Tidak seperti namanya, Lovebird tidak disarankan berdekatan atau hidup bersama dengan banyak burung diantaranya burung-burung…
Memiliki lebih dari satu burung dalam satu kandang bukanlah hal yang mustahil asalkan memperhatikan beberapa…
Burung hantu adalah salah satu burung yang banyak tersebar di Indonesia dengan jenis yang beragam,…
Siapa sangka hewan-hewan yang terlihat kalem ini dapat menjadi sangat berbahaya? Ketahui penyebabnya agar Anda…
Berbagai jenis hewan di dunia memiliki kemampuannya masing-masing sesuai dengan habitatnya, seperti hewan-hewan tercepat di…