Sapi

Penyebab dan Ciri-Ciri Anak Sapi Cacingan Serta Pengatasannya

Sapi merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara di Indonesia. Di masyarakat, banyak terdapat kelompok ternak sapi. Satu kelompok terdapat puluhan bahkan ratusan ekor sapi. Bahkan ada satu orang yang jumlah sapinya juga cukup banyak dan menjadikannya sebagai ladang bisnis. Pemerintah juga banyak memberikan support bagi peternak. Baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Jenis bantuannya juga beragam. Namun rata-rata langsung berwujud sapi dengan jumlah yang cukup besar. Sebelum ternak sapi, ketahui juga mengenai cara memilih bibit sapi yang baik.

Karena sebagian besar kelompok ternak ada di tingkat pedesaan, maka tak heran jika proses pemeliharaannya juga masih secara tradisional. Di mana sapi diberikan pakan berupa rumput segar hingga kering. Imbasnya, proses pemeliharaan ini mengakibatkan sapi mudah terkena penyakit. Salah satunya cacingan. Penyakit ini disebabkan oleh satu atau beberapa jenis cacing yang ada dalam tubuh ternak. Jika seekor sapi sudah cacingan, maka produksinya tidak dapat secara maksimal. Cacingan juga merupakan jenis penyakit sapi di musim hujan, yang perlu Anda waspadai.

Hal yang harus diantisipasi jika yang terkena cacingan adalah pedet atau anak sapi. Cacingan pada ternak sapi merupakan suatu masalah yang cukup serius bagi peternak jika tidak segera ditangani serius. Selain tidak bisa tumbuh secara optimal, tubuh akan mudah terkena infeksi. Parahnya dapat berujung kematian. Untuk itu pemberian obat cacing menjadi hal yang harus dilakukan oleh para peternak sapi.

Secara umum, cacingan tidak akan langsung menyebabkan kematian pada hewan ternak. Namun, dari segi ekonomi penyakit ini akan memberikan dampak yang cukup besar. Hal ini karena cacingan dapat menyebabkan penurunan daging, susu dan produktifitas pada ternak.

Ada beberapa jenis cacing yang dapat menginfeksi dan bersifat parasit pada sapi. Secara morfologinya dapat dibedakan menjadi tiga. Trematoda, Castoda dan Nematoda. Semua jenis cacing yang masuk dalam jenis Trematoda bersifat parasit pada sapi. Berbentuk pipih dan memiliki Acetabulum yang berfungsi untuk menempel pada sistem pencernaan. Hampir semua cacing jenis ini adalah Hemafrodit dan berkembang biak secara aseksual di dalam tubuh inangnya.

Parasit cacing dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan:

1. Siklus Hidup Cacing Hati (Trematoda)

  • Telur di keluarga bersama tinja (8-12 minggu setelah infeksi)
  • Telur berkembang membentuk mirasidium dan berkembang dalam tubuh siput (10-12 hari)
  • Sakarina keluar dari tubuh siput dan menempel pada rumput atau air dan berkembang menjadi metasekaria
  • Metasekaria termakan oleh ternak dan berkembang menjadi cacing dewasa pada tubuh ternak dan menghasilkan telur.

Jika terkena cacing jenis ini, pengobatan yang biasa diberikan untuk anak sapi adalah dengan memberikan Valbazen yang mengandung Albendazole dengan dosis yang dianjurkan 10-20mg/kg berat badan sapi. Pemberian obat biasanya dilakukan secara oral. Alternatif lain dengan memberikan Devonix yang mengandung Nitroxilin. Dosis yang dianjurkan adalah 0,4 ml/kg berat. Pengobatan dilakukan 3 kali dalam setahun atau setiap 4 bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk pencegahan.

2. Siklus Hidup Cacing Gilig (Nematoda)

  • Telur dikeluarkan bersama tinja
  • Telur menetas menjadi larva stadium 1-3
  • Larva stadium 3 bergerak dan menempel pada rumput
  • Rumput yang sudah mengandung larva kemudian termakan oleh sapi yang membuat cacingan

Salah satu cacing Nematoda yang sering menyerang ternak khususnya sapi adalah Haemonchus Contortus. Cacing ini hidup dengan menghisap darah yang berisi nutrisi dari sapi. Satu cacing saja dapat menghisap 0,050 liter darah/hari. Tak heran, sapi yang terinfeksi cacing ini dalam jumlah banyak akan anemia. Gejala anemia pada sapi dapat dilihat dari rahang bawah terlihat kurus, diare, berat badan menurun dan pertumbuhan yang lambat. Untuk pengobatan dalam dengan obat hewan yang mengandung Albendazole sebanyak 5-10mg/kg berat badan, Mezbendazole dengan dosis 10-13,5 mg/kg berat badan dan Thiabenzole dengan dosis 40-44 mg/kg berat badan.

3. Siklus Hidup Cacing Pita (Cestoda)

  • Cacing dewasa menghasilkan telur yang tersimpan dalam proglotid masak
  • Proglotid dikeluarkan bersama feses
  • Jika tertelan oleh sapi, telur akan berkembang menjadi larva
  • Menembus usus dan larva akan menempel pada otot (daging) sapi

Namun jangan khawatir, terdapat beberapa tips guna mencegah anak sapi terkena cacingan:

  • Perhatikan kondisi lingkungan. Baik tempat penggembalaan maupun kandang. Hindari tanah yang lembab dan basah.
  • Lakukan penggembalaan secara bergilir. Jangan hanya menggunakan lokasi yang itu-itu saja.
  • Pastikan kebersihan kandang. Jika ada sisa makanan, segera jauhkan dari kandang.
  • Berikan obat cacing secara berkala. Setidaknya setiap 3-4 bulan sekali. Itu dilakukan guna membasmi cacing secara tuntas dan memutus siklus hidupnya parasit.

Ciri dan Cara Mengatasi Anak Sapi Cacingan

Untuk mengetahui apakah anak sapi menderita cacingan, pada tahap awal serangan gejalanya memang sulit terdeteksi. Namun secara umum, badan sapi cenderung kurus, bulu kusam dan berdiri. Selain itu sapi juga diare atau justru sebaliknya, sulit buang air besar. Nafsu makan juga menurun.

Jika ada ciri-ciri tersebut, segera berikan obat cacing pada hewan yang terkena cacingan. Berikan obat hewan yang mengandung Albenzole sebanyak 5-10 mg/kg berat badan, Mezbendazole 10-13,5 mg/kg berat badan dan Thiabendazole 40-44 mg/kg berat badan. Namun perhatian lebih harus diberikan terhadap sapi yang sedang bunting. Jika usia kehamilannya tiga bulan pertama, pemberian Albenzole dapat beresiko pada janin hingga meningkatkan resiko keguguran.

Cara mengatasi infeksi cacing pada ternak sapi selain dengan obat kimia, ada cara herbal untuk menyembuhkan cacingan pada anak sapi. Tentu dengan khasiat yang tidak kalah dengan produk pabrikan. Contohnya buat pinang, daun nanas dan bawang putih. Berikut cara pembuatan dan pemberiannya:

  • Sangrai buah pinang. Tumbuk halus hingga menjadi bubuk. Campur satu sendok makan bubuk Buah Pinang dengan secangkir air. Minumkan pada ternak.
  • Berikan 600 mg/kg berat badan daun mahkota atau daun nanas yang sudah dibersihkan durinya kepada sapi. Tetapi harus diingat. Pastikan ternak tidak sedang hamil.
  • Jika sulit mencari kedua bahan di atas, bisa dengan bawang putih. Selain mudah didapat, bawang putih memiliki khasiat anti cacing yang yang efektif. Terutama untuk melawan cacing Acaris sp, Enterobius dan semua cacing paru-paru.

Cukup mudah, bukan? Pastikan juga jenis pakan untuk anak sapi Anda yang bernutrisi dan membuatnya gemuk agar terhindar dari penyakit. Semoga bermanfaat.

Recent Posts

7 Obat Alami Kelinci yang Tidak Mau Makan dan Cara Membuatnya

Beberapa obat-obatan ini dapat membantu mengatasi kelinci yang kehilangan nafsu makan, baik obat yang terbuat…

11 months ago

6 Burung yang Tidak Boleh Dekat dengan Lovebird

Tidak seperti namanya, Lovebird tidak disarankan berdekatan atau hidup bersama dengan banyak burung diantaranya burung-burung…

1 year ago

7 Jenis Burung yang Bisa Dicampur 1 Kandang

Memiliki lebih dari satu burung dalam satu kandang bukanlah hal yang mustahil asalkan memperhatikan beberapa…

1 year ago

16 Jenis Burung Hantu Kecil di Indonesia

Burung hantu adalah salah satu burung yang banyak tersebar di Indonesia dengan jenis yang beragam,…

1 year ago

10 Hewan Kalem Tapi Mematikan

Siapa sangka hewan-hewan yang terlihat kalem ini dapat menjadi sangat berbahaya? Ketahui penyebabnya agar Anda…

1 year ago

16 Hewan Tercepat di Udara

Berbagai jenis hewan di dunia memiliki kemampuannya masing-masing sesuai dengan habitatnya, seperti hewan-hewan tercepat di…

1 year ago