Empang umumnya digunakan untuk pemeliharaan induk, wadah menyimpan induk ikan yang siap untuk dikawinkan dan masih banyak lagi. Sesudah empang siap, umumnya tidak bisa langsung digunakan seperti diisi dengan air dan juga beih ikan sebab masih ada beberapa hal lain yang harus dipersiapkan.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk empang yang baru namun juga untuk empang yang sudah sering digunakan untuk budidaya. Empang bekas budidaya harus dibersihkan lebih dulu dan disterilkan sebelum dipakai kembali sebab bisa menyebabkan banyak ikan sakit. Baik empang lama atau empang baru membutuhkan persiapan yang matang agar bisa digunakan untuk budidaya.
Beberapa tahap yang akan dilakukan meliputi pengeringan empang, perbaikan pematang atau tanggul empang, pemupukan dasar kolam dan juga pengapuran. Agar lebih jelas, berikut ini akan kami berikan cara budidaya ikan di empang dari mulai awal hingga akhir sebagai panduan anda.
Seperti dalam budidaya ikan patin kolam tanah, memilih lokasi budidaya ikan dalam kolam empang menjadi tahap pertama yang harus dilakukan dan juga penting untuk jenis kolam budidaya lainnya. Pastikan lokasi pembuatan empang agak jauh dari pemukiman warga karena bau yang ditimbulkan dari empang bisa mengganggu masyarakat sekitar sekaligus juga untuk menghindari ikan stress.
Jika hanya ingin membuat satu empang saja, maka hanya perlu memaksimalkan parit sebagai sumber air dan juga sistem pembuangan. Akan tetapi jika ingin membuat empang dalam jumlah banyak, maka tata letak empang juga harus dipertimbangkan. Jika dilihat dari sistem pengairan, ada dua tipe tata letak empang ikan yakni pararel dan juga seri.
Untuk sistem pengairan pararel, maka setiap empang akan mendapatkan suplai air dari sumber secara langsung. Sedangkan untuk parit atau saluran irigasi harus dibuat melewati setiap empang ikan namun biaya yang dibutuhkan cukup besar.
Sedangkan untuk pengairan seri, maka suplai air hanya didapatkan dari pengeluaran air empang lainnya untuk dialirkan pada beberapa empang lain dan seterusnya yang cocok dilakukan untuk area dengan sumber air terbatas.
Pengeringan atau menjemur dasar kolam menjadi hal penting yang harus dilakukan sebelum memulai budidaya ikan air tawar seperti budidaya ikan bawal.
Pengeringan empang ini berguna untuk mensterilkan empang dari mikroorganisme dan juga bakteri pembusuk yang bisa menyebabkan berbagai penyakit pada ikan. Selain itu, pengeringan empang juga berguna untuk membuang racun sisa dekomposisi dari budidaya ikan sebelumnya. Dalam kolam pemijahan, pengeringan dasar empang berguna untuk memijah ikan.
Empang nantinya akan dikeringkan selama beberapa hari kemudian dialiri agar bau yang dinamakan dengan petrichor bisa hilang sebab bisa merangsang induk ikan untuk memijah. Lama pengeringan empang yang dilakukan adalah antara 4 hingga 5 hari. Namun jika cuaca terik, maka pengeringan empang bisa dipercepat.
Agar kerugian bisa dicegah karena kebocoran tanggul atau pematang, maka sebelum budidaya, maka tanggul tersebut harus diperbaiki lebih dulu berbeda dengan cara merawat ikan hias dalam toples. Kebocoran ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti longsor, runtuh dan juga beberapa binatang air seperti belut, kepiting dan jenis binatang air lainnya. Baik empang atau kolam tembok harus selalu diperiksa dan diperbaiki sebelum nantinya akan dipakai untuk budidaya ikan.
Hal selanjutnya yang harus dilakukan dalam budidaya adalah mengolah dasar empang. Pengolahan dasar empang ini biasanya hanya dilakukan untuk empang tradisional atau kolam semi intensif yakni yang memiliki lantai tanah seperti dalam cara ternak lele dumbo.
Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan cara mencangkul dasar empang agar tanah lebih subur dan gembur supaya proses dekomposisi atau penguraian senyawa organik dalam tanah bisa dipercepat dan senyawa beracun yang ada dalam dasar empang bisa lebih cepat menguap.
Tanah pada dasar empang kemudian akan diratakan kembali dan dibuat juga saluran atau kemalir di bagian tengah empang. Saluran atau kemalir ini berguna untuk tempat berlindung benih ikan dari terik matahari dan juga memudahkan saat akan panen ikan. Sesudah dicangkul, nantinya akan dilanjutkan dengan mengeringkan atau menjemur selama 4 hingga 5 hari.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memperbaiki saluran keluar dan masuknya air. Hal ini sangat penting dilakukan agar benih ikan nantinya tidak keluar dari empang sekaligus juga menambahkan saringan pada saluran masuk dan saluran keluar air dalam empang.
Pengapuran dasar empang sebaiknya dilakukan sesudah pengolahan dasar empang. Bagian dasar empang nantinya akan dicangkul lalu ditaburi dengan kapur sampai rata dan dicangkul kembali agar bisa tercampur rata dengan tanah berbeda dengan budidaya lele sangkuriang di kolam terpal. Pengapuran ini berguna untuk menjaga keseimbangan pH tanah dan juga menjaga agar air tetap stabil.
Selain itu, pengapuran juga bertujuan agar hama dan penyakit bisa mati. Sedangkan untuk jenis kapur yang biasanya dipakai adalah kapur karbonat dan juga kapur tohor atau kapur aktif.
Memupuk dasar empang bertujuan agar kesuburan empang bisa ditingkatkan sekaligus memperbaiki struktur tanah. Selain itu, pemupukan juga berguna untuk menumbuhkan pakan alami berupa zooplankton dan juga phytoplankton sekaligus menghambat serapan air pada tanah yang gembur.
Langkah selanjutnya, empang akan dialiri dengan air yang dilakukan setidaknya 4 hingga 7 hari sebelum benih ditebar dalam empang supaya pakan alami bisa tumbuh dengan baik yang juga harus dilakukan dalam budidaya ikan kutuk. Tanda dari empang yang sudah siap untuk tebar benih ikan diantaranya adalah apabila air sudah berwarna kehijauan. Sedangkan ketinggian air tergantung dari jenis ikan air tawar yang akan dipelihara dalam empang.
Sesudah empang sudah siap untuk tebar benih, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memilih bibit ikan terbaik dan berkualitas sekaligus juga memilih indukan dengan baik.
Dalam budidaya ikan skala kecil seperti cara memelihara ikan nila, umumnya petani hanya akan melakukan teknik pembesaran. Sementara untuk budidaya ikan skala besar, maka umumnya akan dilakukan mulai dari tahap pemijahan sampai pembesaran untuk bisa menghasilkan ikan yang layak konsumsi.
Ada beberapa jenis ikan yang bisa dibudidayakan dalam empang seperti tawes, sepat, seluang, pedih, nilem, patin, nila merah, nila hitam, mujair, mas, lele, bilis, gurame, gabus, lundu, betutu, betok, bawal, baung dan beberapa jenis ikan air tawar lainnya.
Bibit ikan nantinya akan ditebar sesuai dengan ukuran empang dan juga kepadatan empang tersebut. Ikan tidak perlu diberikan pakan selama 2 hingga 3 hari sebab akan memakan hewan kecil dan juga plankton yang ada dalam empang. Sedangkan untuk pemberian pakan harus disesuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan.
Proses yang terbilang sulit dalam budidaya ikan dalam empang atau jenis kolam lainnya adalah proses pemijahan sebab membutuhkan pengetahuan dan juga pengalaman yang banyak. Proses pemijahan dilakukan mulai dari mengawinkan dengan menetaskan telur hasil dari pemijahan tersebut seperti dalam budidaya ikan gurame di kolam tanah. Selain itu, proses pemijahan juga sebaiknya disesuaikan dengan kondisi ikan yang akan dibudidayakan.
Dalam budidaya ikan dalam empang, jenis pakan yang akan diberikan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi dari jenis ikan yang dibudidayakan agar pertumbuhannya bisa maksimal dan cepat panen.
Tidak semua jenis ikan membutuhkan pakan yang sama sebab ada kebutuhan nutrisi yang berbeda beda untuk setiap jenis ikan seperti contohnya cara memelihara ikan patin. Hal ini yang menjadi faktor penyebab budidaya seringkali gagal karena pemberian pakan yang kurang tepat dan tidak sesuai sehingga pertumbuhan terganggu dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Jenis ikan air tawar sebenarnya mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan dan tahan terhadap serangan penyakit. Akan tetapi, tidak berarti ikan akan terbebas dari penyakit khususnya jika dilakukan dalam skala besar dan juga intensif sehingga risiko serangan hama dan penyakit harus selalu diwaspadai. Beberapa jenis penyakit infeksi menular juga harus diperhatikan karena bisa menyebar pada ikan lain dengan cepat.
Selain penyakit, hama yang sering menyerang ikan air tawar baik pada empang ataupun jenis kolam lainnya juga harus diperhatikan karena bisa menyebabkan kerugian yang tidak sedikit seperti dalam cara ternak ikan mujair.
Beberapa hama yang biasanya menyerang dalam budidaya ikan di empang adalah burung, kodok, linsang, larva cybister, notonecta, ular dan beberapa jenis hama lainnya.
Sesudah jangka waktu tertentu tergantung dari jenis ikan, maka nantinya ikan akan siap panen. Panen ikan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari sebab suhu lebih rendah dibandingkan siang hari. Sesudah panen, maka ikan sebaiknya langsung dipasarkan untuk menghindari stress dan juga mati saat pengiriman.
Demikian cara budidaya ikan di empang yang mudah bagi pemula. Semoga bermanfaat.
Beberapa obat-obatan ini dapat membantu mengatasi kelinci yang kehilangan nafsu makan, baik obat yang terbuat…
Tidak seperti namanya, Lovebird tidak disarankan berdekatan atau hidup bersama dengan banyak burung diantaranya burung-burung…
Memiliki lebih dari satu burung dalam satu kandang bukanlah hal yang mustahil asalkan memperhatikan beberapa…
Burung hantu adalah salah satu burung yang banyak tersebar di Indonesia dengan jenis yang beragam,…
Siapa sangka hewan-hewan yang terlihat kalem ini dapat menjadi sangat berbahaya? Ketahui penyebabnya agar Anda…
Berbagai jenis hewan di dunia memiliki kemampuannya masing-masing sesuai dengan habitatnya, seperti hewan-hewan tercepat di…