Kucing

Manfaat Steril Pada Kucing Betina

Kalian pasti sering mendengar kata “steril” pada kucing betina, bukan? Nah, Sterilisasi sendiri artinya adalah mengangkat organ reproduksi pada kucing baik itu betina maupun jantan. Kalau jantan biasa disebut “kebiri”. Dan untuk betina adalah “steril”.

Nah, proses sterilisasi ini dilakukan oleh dokter hewan dengan dibius terlebih dahulu. Kemudian, kucing yang sudah disteril biasanya tidak sadarkan diri dan perlu melakukan recovery agar bisa kembali beraktivitas. (Baca juga tips memelihara kucing di kosan)

Kucing merupakan salah satu hewan yang paling banyak dipelihara di Indonesia. Hewan ini dapat dipelihara di dalam ataupun di luar rumah. Dalam satu tahun, kucing mampu bereproduksi tiga hingga empat kali. Hal ini menyebabkan populasi kucing meningkat secara cepat.

Peningkatan kucing dalam jumlah besar menjadi masalah tersendiri untuk kesehatan manusia, karena kucing dapat menjadi vektor (pembawa) agen penyakit. Beberapa penyakit yang menyerang kucing dapat menular pada manusia, atau biasa dikenal dengan istilah zoonosis. Penyakit tersebut diantaranya adalah Toxoplasmosis. (Baca juga tips memelihara anak kucing)

Toxoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit/ protozoa darah toxoplasma gondii. Selain itu, padatnya populasi kucing dapat mengakibatkan penurunan kualitas kucing. Sehingga kualitas anakan yang dihasilkan rendah atau cacat. Kebanyakan kucing di Indonesia, memliki ekor yang cacat (bengkok atau pendek) akibat inbreeding (perkawinan antar hewan yang memiliki satu hubungan kekerabatan).

Syarat Melakukan Steril

Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter hewan yang kamu percayakan untuk mengetahui apa saja yang perlu disiapkan dan diperhatikan sebelum sterilisasi. Dan akan lebih bagus jika kamu ikut bergabung di forum atau komunitas yang bisa memberikan informasi seputar steril kucing dan cara perawatannya.

Dengan banyaknya informasi yang didapatkan, kamu jadi bisa lebih yakin untuk melakukan steril pada kucing betina anda. Dan berikut adalah syarat-syarat untuk mensterilkan kucing betina. (Baca juga cara mengobati burung di gigit kucing)

  • Kucing betina minimal berusia 6 bulan.
  • Kucing betina dalam kondisi yang sehat dan bugar.
  • Kucing betina tidak sedang mengandung.
  • Pemilik kucing menandatangani surat persetujuan operasi.

Manfaat Sterilisasi ( Steril )

Ada beberapa manfaat yang diperoleh jika melakukan steril pada kucing betina. Berikut penejelasannya.

  1. Membuat jantan tidak pergi berkeliaran saat ada betina birahimulai usia birahi, jantan mulai tertarik dan penciumannya sangat sensitif dengan kucing betina yang mengalami birahi. Biasanya akan senang roaming (berkeliaran keluar rumah). Kondisi ini bisa membahayakan kucing karena bisa meningkatkan resiko kecelakaan diluar rumah, maupun kontak dengan kucing lain yang sakit.
  2. Jantan tidak spraying spraying atau menyemprot urine pada permukaan vertikal (kursi, meja, sofa, tembok dll) terjadi pada jantan saat sudah birahi untuk menandai daerah sebagai tanda dominasi. Tentu ini membuat tidak nyaman karena bau nya yang cukup menyengat.
  3. Mengurangi jantan yang terluka akibat berkelahi Tak jarang sesama jantan bisa berkelahi karena ingin kawin dengan betina yang sama. Perkelahian bisa juga menyebabkan trauma fisik seperti luka gigitan. (Baca juga tips agar bulu kucing tidak rontok)
  4. Mengurangi resiko radang rahim bernanah (pyometra) pada betina betina yang tidak di steril cenderung mengalami radang rahim bernanah (pyometra). Penyebabnya adalah adanya infeksi bakteri, maupun ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke uterus dan juga bisa meningkatkan perkembangan bakteri pada rahim. Lama kelamaan akan terjadi infeksi, kejadian ini tidak berlangsung secara cepat namun terjadi dalam waktu yang lama (kronis).
  5. Mengurangi resiko kematian pada induk saat melahirkan kucing dan anjing, tidak mengenal menopouse seperti manusia dan bangsa kera lainnya (gorila, simpanse, orang utan). sehingga selama masih ada sel telur masih bisa birahi dan memiliki anak. Usia tua, membuat anjing dan kucing betina mengalami perubahan organ menjadi lebih lelah, juga meningkatkan resiko kematian akibat sesak nafas dan pendarahan, serta kehabisan energi.
  6. Mengurangi resiko tumor dan kanker kelenjar mammae pada betina sistem hormonal reproduksi pada tubuh anjing dan kucing betina akan terus bersiklus selama masih ada organ reproduksi nya. Hal ini juga mempengaruhi kondisi kelenjar susu (kelenjar mamae) lama kelamaan, terus menerus melakukan perkawinan, lalu terkadang tidak teratur. Menyebabkan hormonal jadi tidak seimbang, kondisi ini bisa mengakibatkan juga perubahan pada kelenjar mamae. Menjadi bengkak dan juga bisa cenderung mengalami tumor bahkan kanker.
  7. Mengurangi resiko kematian puppies dan kitten saat lahir meningkatnya usia kebuntingan menyebabkan tubuh induk sudah tidak fit seperti saat muda. Semakin tua usia bisa menyebabkan peningkatan resiko kematian induk dan anak. Kitten maupun puppies tidak bisa mendapatkan nutrisi yang sempurna dari induk yang sudah tua karena perubahan tubuh induk. Selain itu, saat induk kesulitan untuk mengejan ada kemungkinan anak tidak bisa keluar tepat waktu dan kehabisan nafas akhirnya mengalami kematian.
  8. Sterilisasi mengurangi populasi kucing liar yang telantar. Di negara-negara Eropa, sterilisasi pada kucing merupakan hal yang lumrah dilakukan dan kesadaran akan hal ini terus disebarluaskan. Sterilisasi tidak hanya dilakukan pada kucing peliharaan. Namun juga pada kucing liar yang disebut Trap Neuter Return (Tangkap, steril, kembalikan). Di Amerika, sekitar 70.000 anak anjing dan anak kucing lahir setiap hari dan imbasnya, mereka malah telantar.

Meskipun di Indonesia belum dilakukan uji statistik terhadap jumlah ini, namun banyak ditemukan kucing kelaparan, mengalami sakit sedang sampai parah, dan perlakuan kejam dari manusia yang berujung pada kematian.

Dengan steril, populasi kucing akan terkendali dan tidak akan banyak ditemukan kucing liar yang telantar. Meskipun anak kucing yang kamu pelihara nantinya akan kamu rawat, ada baiknya mendahulukan memelihara kucing liar. Jika tidak mampu mengurus kucing liar yang masih sakit, kamu bisa datang ke shelter untuk mengadopsi kucing liar yang sudah sehat dan sudah disteril tentunya.

Perawatan Setelah Steril

Hal penting yang perlu diingat pasca penyembuhan adalah jangan memandikan kucing sampai luka benar-benar menutup. Untuk menjaga jahitan operasi agar tidak dibuka oleh kucing, sebaiknya pakaikan kucing kamu ecollar yang bisa didapatkan di Pet Shop terdekat.

Sama seperti manusia, kucing yang habis dioperasi juga akan terlihat lemas dan tidak boleh banyak bergerak, terutama melompat dan aktivitas lainnya. Jangan ajak mereka main secara ekstrim pasca penyembuhan .

Recent Posts

7 Obat Alami Kelinci yang Tidak Mau Makan dan Cara Membuatnya

Beberapa obat-obatan ini dapat membantu mengatasi kelinci yang kehilangan nafsu makan, baik obat yang terbuat…

11 months ago

6 Burung yang Tidak Boleh Dekat dengan Lovebird

Tidak seperti namanya, Lovebird tidak disarankan berdekatan atau hidup bersama dengan banyak burung diantaranya burung-burung…

1 year ago

7 Jenis Burung yang Bisa Dicampur 1 Kandang

Memiliki lebih dari satu burung dalam satu kandang bukanlah hal yang mustahil asalkan memperhatikan beberapa…

1 year ago

16 Jenis Burung Hantu Kecil di Indonesia

Burung hantu adalah salah satu burung yang banyak tersebar di Indonesia dengan jenis yang beragam,…

1 year ago

10 Hewan Kalem Tapi Mematikan

Siapa sangka hewan-hewan yang terlihat kalem ini dapat menjadi sangat berbahaya? Ketahui penyebabnya agar Anda…

1 year ago

16 Hewan Tercepat di Udara

Berbagai jenis hewan di dunia memiliki kemampuannya masing-masing sesuai dengan habitatnya, seperti hewan-hewan tercepat di…

1 year ago