Udang vaname sendiri memiliki keunggulan berupa pertumbuhan yang cepat, tahan terhadap wabah penyakit dan juga pemeliharaannya yang terbilang singkat sekitar 100 hingga 110 hari. Jadi udang vaname cukup cocok bagi anda yang baru ingin mencoba budidaya udang.
Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam budidaya udang vaname tradisional seperti berikut ini.
Untuk langkah awal persiapan tambak seperti budidaya ikan bawal, maka harus dikeringkan hingga dasar untuk menghindari lumut serta lumpur. Apabila pH dasar tambak lebih rendah dari 6, maka pakai kapur pertanian sebanyak 840 kilogram per Ha dan jika tidak bisa mengeringkan tambak, maka pakai pupuk dasar nitrat sebanyak 15 gram per meter persegi untuk daerah yang berair dan mengandung bahan organik. Pastikan semua hewan yang ada dalam tambak pada siklus sebelumnya sudah hilang dan dibasmi agar tidak menjadi pesaing udang dalam mencari pakan alami.
Sebelum air diisi, maka tambak sebaiknya juga diberikan pupuk organik dan anorganik yang disebarkan secara merata pada dasar tambak dengan dosis pupuk organik sebanyak 150 hingga 200 kilogram per ha dan pupuk anorganik sebagai sumber nitrogen sebanyak 25 hingga 50 kilogram per ha seperti pada budidaya lobster air tawar di kolam terpal. Pupuk organik bisa berupa tepung gandum, dedak, kulit padi, jagung, tepung kedelai, biji kapas atau pupuk kompos.
Sedangkan untuk pupuk anorganik bisa memakai pupuk ammonium, urea, nitrat, kalsium atau diammonium phosphat. Untuk kotoran ayam dan sapi bisa dipakai sebagai pupuk organik, akan tetapi kotoran ayam yang dipakai harus merupakan pupuk yang bebas dari pestisida dan jika ingin memakai pupuk kotoran ayam, maka dosisnya adalah antara 1000 sampai 2000 kg per ha.
Pupuk organik sebaiknya ditebar secara merata pada permukaan dasar tambak agar memudahkan udang dan plankton mendapatkan pupuk organik seperti selulosa atau komponen yang tidak tercerna pada dasar tambak. Selain itu juga harus diaduk dengan tongkat kayu.
Hal yang harus diperhatikan adalah air dalam kolam. Agar tambak tidak mengalami perubahan drastis maka kedalaman air harus dipertahankan 1 hingga 1.5 meter.
Kepadatan algae diukur dengan cara mencelupkan seci dish dalam air tambak dan melihat skala senti pada tongkat kemudian dicatat. Perbaikan kepadatan algae tambah wajib dilakukan jika sechi dish diatas 45 cm atau dibawah 35 cm. Saat melebihi 45 cm maka harus ditambahkan dengan pupuk, sedangkan jika dibawah 35 cm maka jangan tambahkan pupuk. Pergantian air juga dibutuhkan untuk menurunkan kepadatan algae.
Dalam pola tradisional, hal yang harus diperhatikan adalah ketersediaan algae plankton dalam tambak. Algae ini harus mencukupi sesuai dengan kebutuhan agar ketersediaan pakan alami udang bisa terpenuhi sekaligus mempertahankan kondisi kimiawi air untuk mendukung perkembangan udang.
Apabila konsentrasi phospat air di sekitar pintu air lebih rendah dari 0.2 ppm, maka phospat harus ditambahkan sebagai sumber fosfor dalam bentuk pupuk buatan. Tambahkan sebanyak 20 sampai 25 kilogram pupuk dasar nitrogen dan satu bagian fosfor. Selain itu anda juga bisa melakukan uji coba untuk menentukan pilihan terbaik dalam memilih jenis pupuk. Pemakaian pupuk fosfor ini sangat disarankan ditambahkan pada wadah pengisian air, sebab jika dilakukan pada saat dasar tambak masih kering, maka sebagian pupuk akan hilang membentuk senyawa kimia dengan partikel tanah.
Pemupukan algae dilakukan dengan cara pengaturan pemupukan dengan cara meningkatkan konsentrasi algae di tambak berbeda dengan budidaya udang vaname dengan plastik mulsa. Sebagian besar tambak udang tradisional akan menerapkan aturan baku pemupukan yang dilakukan berkala dan selama masa pemeliharaan tersebut tidak dilakukan dengan mempertimbangkan kepadatan algae tambak atau kondisi lingkungan. Akan tetapi, pemberian pupuk tanpa memperhatikan kepadatan algae dan keadaan cuaca bisa memberikan dampak buruk pada udang.
Saat pergantian air tidak bisa dilakukan dan menghentikan pemberian pupuk tidak bisa menekan kepadatan algae, maka calcium hidroksida atau kapur bakar bisa diberikan untuk menurunkan populasi algae yang sedang tumbuh melebihi batas yang diperlukan.
Untuk mengatasi penyakit udang seperti cara budidaya udang hias, maka gunakan bibit vename SPF bebas penyakit yang sudah layak untuk dibudidayakan sebab bisa memberikan keuntungan dibandingkan memakai udang yang belum mampu SPF. Bibit vename juga harus sudah dipelihara dengan selektif agar memastikan jika bibit udang tahan dengan penyakit tertentu seperti Taura Syndrom Virus [TSV].
Baik dalam budidaya udang galah, budidaya lobster air tawar dan sebagainya,, maka cara terbaik untuk menghindari penyakit adalah dengan menjaga kesehatan lingkungan air tambak dan pertahankan kestabilan airnya. Saat air tambak memburuk seperti contohnya DO yang rendah, maka perubahan pH ekstrim antara siang dan malam akan terjadi sehingga udang menjadi lemah sekaligus mudah terserang penyakit dari lingkungan tambak. Selain itu, pemeliharaan lingkungan tambak juga akan menurunkan risiko infeksi virus serta bakteri pada tambak serta lingkungan.
Sebelum benih udang ditebar, maka harus diperhatikan ciri ciri benih udang yang berkualitas yakni:
Penebaran bibit udang harus dilakukan dari area tambak hijau dilanjutkan dengan tambak kuning dan yang terakhir adalah zona merah. Cara ini dilakukan agar tambak pertama yang ditebari bibir akan menghasilkan panen lebih baik. Persiapkan benih udang vename dan pastikan bibit yang dipilih merupakan bibit siap tebar yakni antara usia 6 hingga 10 hari. Penebaran bibit dilakukan dengan cara menyesuaikan pH air agar benih bisa menyesuaikan dengan suhu dalam tambak.
Cara budidaya udang vaname tradisional dilakukan dengan cara menebar bibit yang diapungkan lebih dahulu saat udang masih ada dalam plastik selama kurang lebih 15 menit. Sesudah itu, kantung bisa dibuka dan dipindahkan ke dalam tambak yang merupakan cara terbaik untuk menurunkan angka kematian benih udang vaname.
Pakan untuk udang vaname yang dianjurkan adalah pelet dengan kandungan protein sebanyak 30% seperti budidaya udang air tawar di aquarium. Sementara untuk jumlah pakan disesuaikan dengan umur udang atau memakai ukuran berat udang dan masa pertumbuhan dari udang. Pemberian pakan ini dilakukan antara 2 hingga 3 kali sehari. Pakan udang vaname juga bisa dibuat sendiri dengan sumber alami seperti bekicot atau keong yang tinggi akan protein atau juga bisa menggunakan ikan rucah yang relatif murah.
Pakan ini diberikan pada saat udang sudah berumur 15 hari yang juga bisa menggunakan pakan pabrikan seperti manggalindo, gold coin, grobest dan sebagainya. Sementara untuk pakan tambahan bisa diberikan jagung pecah yang dimasak dan dicampur dengan zat additive untuk menambah aroma, vitamin dan juga probiotik. Udang vaname umumnya bisa menghabiskan pakan dalam waktu 3 jam dan jika kurang dari 3 jam pakan sudah habis maka bisa ditambahkan lagi.
Sementara untuk pemberian pakan buatan dilakukan 2 kali sehari yakni pagi dan sore hari. Sesudah 3 jam pakan buatan habis, maka bisa diberikan pakan lain sebanyak yang bisa dihabiskan dalam waktu 9 jam. Untuk merangsang nafsu makan udang dna menambah vitalitas udang, maka bisa diberikan vitamin portovite yang vitamin untuk ayam dengan dosis 1 sendok maka per 10 kilogram pakan.
Cara pemberian vitamin ini adalah 1 sendok vitamin yang di rendam dalam 1 liter air dan tambahkan dengan 3 butir telur ayam yang sudah dikocok. Campurkan air tersebut pada pakan udang dan biarkan supaya meresap selama beberapa menit. Pakan kemudian dimasukkan dalam anco dan sebagian lagi ditebar di tambak. Jumlah anco dalam satu tambak adalah 2 hingga 4 anco dan jumlah pakan pada anco adalah 5% dari total pakan.
Pada masa pemeliharaan udang vaname ini harus diperhatikan perkembangan benur hingga menjadi udang yang siap panen. Selama proses pemeliharaan, maka suhu dan pH air harus diperhatikan. Kandungan oksigen serta kedalaman air juga harus diperhatikan serta ditambahkan juga dengan pemupukan urea serta TPS dan pemberian probiotik seminggu sekali untuk menjaga kestabilan pertumbuhan plankton. Sesudah benur berumur 70 hari, maka sudah bisa diberikan akan dan pemberian plankton bisa dikurangi serta jaga keseimbangan air hingga udang berumur 100 hari.
Panen udang vaname ini dilakukan sesudah umur udang mencapai 100 hingga 110 hari saat panen dan persiapan harus dipersiapkan seperti keranjang untuk panen, jaring yang dipasang pada pintu air, jala lempar, styrofoam dan juga ember, lampu penerangan serta baskom.
Panen udang dilakukan dengan cara menurunkan air memakai pompa yang dilakukan pada malam hari untuk menurunkan kerusakan mutu udang. Udang yang baru di panen sangat peka terhadap sinar matahari sehingga harus dipanen pada malam hari dan hasil tangkapan harus dicuci dan direndam dalam es.
Berikut ini adalah video pembudidaya udang vaname.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi anda.
Beberapa obat-obatan ini dapat membantu mengatasi kelinci yang kehilangan nafsu makan, baik obat yang terbuat…
Tidak seperti namanya, Lovebird tidak disarankan berdekatan atau hidup bersama dengan banyak burung diantaranya burung-burung…
Memiliki lebih dari satu burung dalam satu kandang bukanlah hal yang mustahil asalkan memperhatikan beberapa…
Burung hantu adalah salah satu burung yang banyak tersebar di Indonesia dengan jenis yang beragam,…
Siapa sangka hewan-hewan yang terlihat kalem ini dapat menjadi sangat berbahaya? Ketahui penyebabnya agar Anda…
Berbagai jenis hewan di dunia memiliki kemampuannya masing-masing sesuai dengan habitatnya, seperti hewan-hewan tercepat di…