10 Alasan Ular Jagung Layak Jadi Peliharaan

Kebanyakan orang mengenal ular sebagai binatang berbisa yang berbahaya. Bukan hanya itu, ular juga identik mempunyai badan yang bau dan amis, makhluk licin yang berlendir. Tapi sesungguhnya semua hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena tidak semua ular berbisa, seperti ular python dan boa. Karenanya hewan ini tetep eksis menjadi reptil yang paling banyak digemari para pehobi.

Ular juga tidak licin dan berlendir, pikiran itu muncul karena rasa takut dan jijik melihat sisik ular yang bercahaya dan mengkilap. Bau amis yang timbul dari ular dikarenakan air seni dan kotoran ular yang mengenai badannya sendiri. bagi kebanyakan pehobi reptil menganggap perawatan ular termasuk mudah dan simple.

Misalnya ular hanya perlu diberi makan seminggu sekali. Ular yang biasa dipelihara oleh pehobi di indonesia diantaranya Ular Sanca/ Python jenis sanca kembang, sanca pohon, sanca albino. Ada juga ular tikus (corn snake) ular cantik ini terbilang sangat jinak dan banyak orang memeliharanya. Baca juga mengenai : jenis jenis ular berbisa di dunia

Ular Pelangi, mempunyai warna kulit hitam dan sedikit terdapat warna pelangi di badannya, jinak dan cocok untuk pemula. Ular Pohon Hijau tergolong unik dengan ciri khas cara tidur yang berbeda dengan ular lain. Baca juga mengenai : cara perawatan kuda balap

Ular yang dibahas kali ini adalah Corn snake (Ular Jagung) atau lebih sering dikenal ular Tikus merah. Ular satu ini mempunyai badan yang kuat dan non-berbisa. Corn snake merupakan bagian dari keluarga Colubrid, Colubrid mempunyai lebih dari 2000 spesies di seluruh dunia, Mungkin sebagian dari kita masih takut dengan ular padahal dengan kita belajar tentang ular maka ketakutan yang kita miliki akan berkurang. Berikut 10 Alasan Ular Jagung Layak Jadi Peliharaan.

1. Memiliki sifat jinak dan tidak menggigit

Hewan ular jagung peliharaan bisa ditemukan di seluruh tenggara dan tengah Amerika Serikat. Sifat jinak mereka, keengganan untuk menggigit, ukuran dewasa moderat 3,9-6,0 meter (1,2-1,8 m), pola yang menarik, dan perawatan relatif sederhana membuat mereka menjadi ular peliharaan populer. Di alam liar, mereka biasanya tinggal di sekitar 6-8 tahun, tetapi dalam penangkaran dapat hidup sampai sampai 23 tahun. Baca juga mengenai : cara merawat sugar glider agar sehat

2. Memiliki tabiat yang tenang dan kalem

Hewan ular jagung peliharaan merupakan reptil yang sangat mudah dipelihara, memiliki warna dan pola lurik yang sangat menarik. Ular ini boleh dibilang sangat “eye catching”. Kenapa Hewan ular jagung peliharaan direkomendasikan untuk dipelihara ? karena jenis ular ini sangat memiliki tabiat yang tenang dan kalem saat diberi makan. Hewan ular jagung peliharaan tidak beracun dan memiliki panjang rata2x 1,2-1,8 meter, makanan yang digemari adalah tikus sawah. Baca juga mengenai : cara membuat pupuk organik dari limbah sapi

3. Mudah dalam pemberian makan

Bayi hewan ular jagung peliharaan diberi makan dengan bayi tikus yang baru lahir, ukuran makanan akan meningkat seiring mereka tumbuh, yaitu: bayi tikus yang baru lahir (pinkie mice), bayi tikus berbulu halus (fuzzy mice), tikus dewasa kecil (hopper), tikus dewasa sedang (weaned), tikus dewasa besar (adult), dan tikus sangat besar (dewasa jumbo). Baca juga mengenai : cara merawat musang rase

Berikut adalah gambaran kasar mengenai makanan ular. Perhatikan bahwa nama-nama tikus dapat bervariasi tergantung daerahnya.

  • Hewan ular jagung peliharaan dengan berat badan 4-15 g – Bayi tikus yang baru lahir;
  • Hewan ular jagung peliharaan dengan berat badan 16-30 g – 2 ekor bayi tikus yang baru lahir;
  • Hewan ular jagung peliharaan dengan berat badan 30-50 g – Bayi tikus berbulu halus;
  • Hewan ular jagung peliharaan dengan berat badan 51-90 g – Tikus dewasa kecil;
  • Hewan ular jagung peliharaan dengan berat badan 90-170 g – Tikus dewasa sedang;
  • Hewan ular jagung peliharaan dengan berat badan 170-400 g – Tikus dewasa besar;
  • Hewan ular jagung peliharaan dengan berat badan 400 g+ – Tikus dewasa jumbo.

4. Kotoran mudah dibersihkan

Kotoran ular tidak terlalu besar sehingga kandangnya tidak perlu terlalu sering dibersihkan. Kandang harus dibersihkan kira-kira setiap tiga minggu atau lebih, tetapi keluarkanlah kotoran ular yang masih baru jika mungkin. Berilah ular makan setiap minggu dan perubahan pemandangan sekali waktu sehingga ia merasa senang berada di rumah barunya.

5. Tidak beracun

Hewan ular jagung peliharaan tidak memiliki racun fungsional dan membantu mengendalikan populasi hama tikus liar yang merusak tanaman dan menyebarkan penyakit.

6. Menghilangkan stres

Memiliki hewan peliharaan dapat melindungi pria dari risiko AIDS akibat depresi. Fakta ini diungkapkan oleh peneliti dari Universitas California, Los Angeles. Secara khusus, depresi tiga kali lebih mungkin dilaporkan oleh orang-orang dengan AIDS yang tidak memiliki hewan peliharaan, dibandingkan dengan mereka yang memiliki hewan peliharaan.

Setelah menghadapi hari yang buruk di kantor, begitu pulang ke rumah, hewan peliharaan Anda dapat membuat semua tekanan sehari-hari lenyap dalam sekejap! Termasuk kita Anda sedang menderita patah hati atau kecemasan karena kegagalan pekerjaan.

7. Membuat pemilik lebih sabar dan bertanggung jawab

Mempunyai hewan peliharaan bukan hanya untuk dilihat dan dinikmati saja, tetapi kita juga punya kewajiban untuk merawat hewan tersebut. Hewan peliharaan juga makhluk hidup yang butuh makan dan minum juga. Dengan memiliki hewan peliharaan kita dapat belajar bagaimana harus bertanggung jawab atas binatang peliharaan kita.

Dengan memiliki rasa tanggung jawab atas hewan peliharaan, kita sekarang dituntut untuk rajin merawat hewan tersebut. Mulai dari memberi makan, memandikan hewan peliharaan, mengajak jalan-jalan, dan lain sebagainya. Dengan begitu kita akan terbiasa untuk beraktivitas dan tidak bermalas-malasan saja. Hal ini dapat menjadi suatu kebiasaan yang baik jika dilakukan secara terus menerus.

Banyak hal yang didapatkan saat kita memelihara hewan peliharaan. Dengan memelihara hewan, kita dapat belajar untuk berempati lebih baik lagi dan cenderung tidak kasar. Secara tidak sadar kita juga punya sifat penyayang dan tidak mudah marah.

8. Mempertahankan eksistensi atau keebradaan

Kelompok pembela hak-hak hewan ular dan hewan liar berpendapat bahwa hanya hubungan personal yang dekat dengan hewan liar yang bisa menyelamatkan eksistensi hewan tersebut.

9. Memperbaiki gaya hidup

Riset yang diterbitkan dalam Journal of Physical Activity and Health telah menemukan hubungan antara gaya hidup dan memelihara hewan. Riset dilakukan dengan mengamati kebiasaan gaya hidup lebih dari 40.000 orang dewasa untuk menentukan seberapa tinggi aktivitas fisik para pemelihara hewan.
10. Meningkatkan ketenangan

Memelihara hewan juga ampuh mengatasi stres dalam diri. Riset yang diterbitkan di jurnal Psychosomatic Medicine telah membuktikan hal ini. Riset dilakukan dengan meminta peserta untuk menyelesaikan tes matematika dalam batas waktu yang diberikan. Peserta dalam riset terdiri dari mereka yang memelihara hewan dan tidak memiliki hewan peliharaan.

Hasilnya, peserta yang memelihara hewan cenderung tak memiliki peningkatan denyut jantung dan tingkat tekanan darah. Ketika hewan peliharaan mereka dibawa ke dalam ruangan, peserta yang memelihara hewan membuat kesalahan lebih sedikit saat dilakukan pengujian.

Oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.