Ulat hongkong atau yang di enal dengan istilah meal worm adalah larva dari kumbang yang dinamai Tenebrio molitor. Ulat hongkong sekarang sangat ramai di budidayakan dan banyak yang mencaring di pasaran.
Ulat hongkong adalah EF yang menjadi salah satu primadona terbaik, ini dikarenakan ulat hongkong mempunyai kadar protein yang tinggi selain dari harganya yang juga terbilang murah.
Bahkan ulat hongkong tidak hanya populer di kalangan pecinta burung kicauan, namun juga bisa di gunakan sebagai pakan ikan, landak maupun hewan reptil.
Tidak jauh berbeda dengan budidaya cacing sutra tanpa lumpur, budidaya ulat hongkong tidak terlalu sulit hingga tidak memerlukan kemampuan maupun keahilian khusus. Bahkan untuk masalah biaya maupun modal juga tidak terlalu banyak, bahkan tak jarang para petani ulat hongkong memulai usaha ini dengan modal minim. Lahan yang di butuhkan untuk budidaya juga tidak melulu harus lahan yang luas, bahkan anda bida melakukan budidaya ini di rumah atau di bagian pekarangan belakang rumah.
Karena anda bisa melakukan budidaya ulat hongong ini didalam kontainer atau kotak kayu yang bisa di susun bertingkat jadi tidak memakan banyak ruang. Jenis dari ulat hongkong yang ramai di budidayakan adalah larva dari kumbang Tenebrio molitor, dimana kumbang ini mengalami metamorfose sempurna dari telur yang berubah menjadi larva, pupa hingga berkembang menjadi kumbang dewasa. Waktu yang di butuhkan untuk berubah dari fase tersebut sangatlah bervariasi tergantung dari ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan sang ulat tersebut. Biasanya membutuhkan waktu 14 hari hingga 2 bulan.
Cara Budidaya Ulat Hongkong
Sebelum anda melakukan budidaya ulat hongkong atau meal worm ada beberapa langkah maupun tahapan pembudidayaan yang perlu anda lakukan, berikut telah kami rangkum tahapan-tahapan tersebut :
1. Persiapan
Tentunya ada beberapa persiapan sebelum memulai budidaya yang bisa anda lakukan. Yang perlu di perhatikan adalah masalah media dan bahan yang di gunakan. Biasanya bahan yang di pakai untuk budidaya adalah kontainer plastik, kotak kayu maupun toples. Sedangkan untuk media budidaya biasanya di pakai polard gandum, hanya saja media ini terkadang tidak tersedia di semua daerah, maka bisa di ganti dengan oatmeal, voer ayam maupun dedak halus.
2. Bibit dan Tempat
Untuk memulai pembiitan maka anda harus memilih calon induk, usahakan agar induk kurang dari 2 kg, agar mendapatkan kepompong yang berukuran besar yang rata-rata memiliki lebar 4 mm dan panjang 15 mm. Sedangkan ukuran ulat dewasa adalah 15 mm dengan diameter 3 mm, ulat ini akan berubah menjadi kepompong sekitar seminggu hingga 10 hari. Sedagkan untuk tempat anda bisa memilih kontainer, kotak kayu maupun toples.
3. Persiapan Pemeliharaan
Seperti halnya budidaya cacing sutra di kolam terpal, berikut tahapan persiapan budidaya ulat hongkong yang di rekomendasikan :
- Perlengkapan budidaya : Havermut kering atau oatmeal, sumber kelembaban yang tidak terlalu mudah menjamur maupun membusuk seperti wortel, beberapa buah-buahan atau sayur-sayuran lain seperti apel, kentang dan seledri. Toples plastik yang di atasnya sudah di bolongkan, beberapa karton tempat telur ayam dan induk ulat hongkong.
- Masukan atau tuangkan oatmeal kedalam toples hingga mencapai tinggi 2,5 cm dari dasar lantai toples. Ini merupakan lapisan alas dan merupakan lapisan sebagai pakan bagi ulat hongkong untuk mencapai pertumbuhannya.
- Masukan beberapa potongan sayuran di dalam toples atau wadah dari ulat hongkong tersebut. Gunakan saja beberapa potong sayuran seperti daun selada, apel, seledri dan kentang atau wortel. Wortel sangat di anjurkan karena akan membutuhkan waktu lebih lama untuk membusuk dan menjamur di bandingkan dengan yang lainnya. Anda bisa menggunakan apa saja, namun ceklah kesegaran dari pakan alami tersebut, ganti jika telah berjamur.
- Masukan induk ulat hongkong kedalam toples yang telah di siapkan sebelumnya, bahkan sebagian peternak juga menggunakan potongan sereal kering atau potongan roti kedalam toples tersebut.
- Karena meal worm atau ulat hongkong ini sangat menyukai kegelapan atau dapat berkembang lebih baik di daerah gelap maka tambahkan beberapa karton tempat telur kedalamnya.
- Tutup toples tersebut dan simpanlah di daerah hangat dan gelap. Ulat tersebut akan lebih mudah menjadi kepompung atau pupa ketika berada di daerah gelap dan hangat.
- Sebagian peternak akan rutin memeriksa ulat hongkong mereka tiap hari, namun sebagian lainnya hanya memeriksa sekali seminggu. Buanglah beberapa sampah menggangu seperti sayuran atau buah yang menjamur atau bususk, adanya serangga mati atau penggangu lainnya.
- Perhatikan pertumbuhan pupa atau kepompong di dalam toples ulat. Biasanya pertumbuhan pupa akan terjadi antara 7 hari hingga 2 bulan, perubahan pupa sangat di dasari oleh adanya umur dan suhu kamar.
- Ulat yang deasa akan berubah marna menjadi kian gelap.
- Pada awal terbentuk maka pupa akan bewarna putih pucat bahkan bentuknya sangat mirip dengan kumbang yang sedang meringkuk.
- Karena pembentukan kepompong atau pupa akan terjadi secara bertahap, maka anda harus lebih jeli dan memisahkan pupa ketika ada yang sudah terbentuk nantinya.
- Toples yang akan menampung pupa boleh di tambahkan lebih banyak sayur, agar kelembaban terjaga namun anda harus rutin menggantinya karena pupa tidak akan bergerak sama sekali dan tidak akan memakannya.
- Jika pupa telah berkembang menjadi kumbang dewasa maka pisahkan dan masukkan kedalam wadah atau toples lainnya.
- Pisahkan kumbang kedalam suatu wadah lain atau toples lain yang bagian atasnya telah di lubangi kecil-kecil agar udara tetap masuk walupun toplses di tutup agar kumbang tidak kabur dan pergi kemana-mana.
- Buatlah label di setiap wadah atau toples agar tidak tertukar nantinya, seperti wadah untuk larva, pupa dan kumbang dewasa. Tentunya ini akanmempermudah pekerjaan anda dalam melakukan pengamatan.
- Kumbang dwasa akan bertelur dan semakin banyak popuasi kumbang maka telur atau calon larva akan semakin banyak, biasanya para telur akan menetas dalam 4 hingga 20 hari semua itu tergantung dari suhu atau temperatur di dalam wadah.
- Ketika larva ulat makin banyak, maka anda bisa memisahkan kembali kumbang dewasa dari larvanya.
4. Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan adalah hal yang sangat penting bahkan di dalam ilmu budidaya bebek petelur. Untuk pemberian pakan ulat hongkong ini sendiri ada di bagi menjadi 2 yaitu :
- Untuk induk ulat : Selain dari sayur atau buah-buahan yang akan menjaga kelembaban anda bisa memberinya makan dengan dedak, ampas tahu, pur atau tepung tulang, berikan dengan jarak atau interval waktu 4 kali sehari.
- Sedangkan untuk kumbang anda hanya perlu memberikan makanan seperti diatas dengan jarak atau interval waktu 3 kali perharinya.
- Untuk larva atau ulat kecil : anda hanya cukup memberinya makanan seperti sayur-sayuran yang telah di jelaskan di awal.
5. Panen
Pemanenan akan terjadi ketika butir-butir telur kemudian menetas menjadi larva yang di namai dengan ulat hongkong. Anda bisa memberikan pakan sesuai dengan yang telah di tentukan sebelumnya. Masa panen akan di lakukan selama kurang lebih 50 hari. Cara panen juga sangat sederhana, yaitu dengan memisahkan ulat dari bekatul menggunakan saringan halus.
6. Tips
- Agar tidak mengalami gangguan, maka sangat di sarankan agar anda rutin membersihkan dan mengganti pakan yang telah membusuk, menjamu atu yang telah lama dengan pakan yang baru dan masih segar.
- Jika jumlah ulat yang anda miliki masih dalam jumlah sedikit, maka anda bisa memakai wadah yang lebih kecil.
- Jika anda lebih suka memanen kumbang sebagai EF maka simpanlah larva ulat di dalam kulkas, karena di dalam suhu dingin pertumbuhan ulat akan semakin melambat.
- Namun jika anda ingin mmpercepat pertumbuhan ulat dan memanennya maka simpanlah wadah budidaya di tempat yang memiliki suhu kamar. Karena ulat hongkong merupakan jenis serangga tropis.
- Cobalah untuk mengurangi kepadatan jumlah ulat agar mudah berkembang menjadi kepompong atau pulpa
7. Fakta Tentang Ulat Hongkong
- Ulat hongkong biasnya di jual dalam keadaan hidup, tepung maupun kering. Biasa di jumpai di toko hewan peliharaan maupun di toko pakan burung.
- EF ulat hongkong telah ramai di kenal masyarakat Indonesia sejak dulu.
- Ulat hongkong tidak bisa berkembang di tempat basah, oleh karena itu usahkan tempat budidayanya adalah tempat yang kering, lembab dan hangat.
- Ulat hongkong lebih popular di banding kroto maupun jangkrik di beberapa negara karena lebih murah dan terjangkau.
- Biasanya para peternak ahli akan terlebih dahulu membunuh ulat hongkong dengan cara memotong-motongnya sebelum di berikan sebagai pakan.
- Keberadaan ulat hongkong yang masih berwarna putih di anggap lebih istimewa karena lebih sulit mendapatkannya dan para peternak lebih menyukai warna tersebut.
- Selain kaya akan kandungan protein ulat hongkong juga di yakini kaya akan kandungan lemak, inilah mengapa para peternak burung kicauan tidak terlalu menganjurkan memberikan EF ulat hongkong dalam jmlah banyak.
- Ulat hongkong yang berwarna putih merupakan ulat yang baru saja mengalami pergantian kulit hingga bagian tubuhnya akan lebih lunak.
- Lapisan kulit ulat hongkong di sebut kitin, lapisan ini sebenarnya sangatlah keras inilah mengapa para peternak lebih menyukai ulat hongkong bewarna putih atau di saat ia mengalami pergantian kulit.
- Ulat hongkong memang akan mengaami pernghambatan pertumbuhan di daerah dingin namun jika di simpan di daerah sejuk dan lembab serta kandungan air yang minim ulat hongkong akan terbantu pertumbuhannya.
Selain informasi diatas, berikut ini terdapat video berupa penjelasan terkait bagaimana peluang usaha ternak ulat hongkong untuk referensi anda.
Demikianlah beberapa penjelasan singkat mengenai tahapan dan cara melakukan budidaya ulat hongkong, seperti tahapan dalam cara budidaya ikan gurame di kolam tanah, anda tetap harus sabar dan menjalankannya dengan tekun dan telaten. Karena budidaya ulat hongkong juga memberikan keuntungan yang menjanjikan, hanya saja agak sedikit lebih lama dalam waktu pembudidayaannya. Inilah mengapa anda harus lebih sabar dan telaten dalam mengurus dan menangani ulat hongkong tersebut. Namun sebagian peternak yang tidak sabaran akan mengalami kewalahan dalam mengelola dan menunggu hasil panen dari ulat hongkong walaupun peluang nya cukup bagus dan berpotensi.