Endemik adalah suatu kekayaan flora atau fauna yang secara khas hanya dimiliki suatu wilayah tertentu saja. Hewan endemik biasanya hanya dapat hidup di wilayah ia berasal dan tidak dapat bertahan hidup jika dipindahkan ke tempat lain. Di Indonesia, salah satu daerah yang memiliki kekayaan fauna endemik yang cukup terkenal adalah Sulawesi. Pulau yang menjadi salah satu pulau besar yang dimiliki Indonesia ini memiliki beberapa hewan endemik yang khas dan tidak dimiliki wilayah lain. Hewan apa sajakah itu ? Mari pelajari dalam ulasan berikut.
Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki hutan-hutan luas. Namun dewasa ini akibat pembabatan hutan liat sudah banyak hektar hutan yang mulai rusak. Ini juga memengaruhi keberadaan hewan endemik pulau ini. Kebanyakan hewan endemik Sulawesi ada pada status dilindungi dan hampir punah. Berikut hewan-hewan khas yang hidup di pulau Sulawesu :
Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Burung maleo endemik Sulawesi ini mudah dibedakan antara jantan dan betina dimana tubuh betina lebih kecil daripada tubuh burung jantan. Ketika bertelur, telur burung ini memiliki ukuran besar dan biasanya burung maleo ini tidak akan mengerami telurnya.
Burung maleo merupakan satu-satungnya jenis spesies dari genusnya dengan ukuran sedang sekitar 55cm. Anak burung maleo sangat unik dimana ia bisa langsung terbang ketika baru menetas. Namun kini populasi burung ini sudah terancam punah karena perilaku manusia yang sering memburunya dan juga telurnya.
Burung ini berbulu hitam dengan lingkaran mata kuning, di bagian atas kepala burung terdapat gundukan kecil menyerupai jambul. Burung maleo merupakan jenis hewan monogami yang setia pada satu pasangan.
Burung Srigunting Jambul Rambut (Dicrurus hottentottus)
Burung ini merupakan burung yang hidup di Semananjung Malaysia hingga Kepulauan Sulawesi namun endemik Sulawesi memiliki ciri khas yaitu burung srigunting yang memiliki iris mata berwarna putih. Burung ini masih dalam status aman dan tidak dalam keadaan terancam punah. Namun tetap harus dijaga kelestariannya.
Burung Serak Sulawesi (Tyto rosenbergii)
Burung ini merupakan salah satu spesies burung hantu dari familia tytonidae dan masih cukup banyak ditemukan di alam dan Taman Nasional Tangkoko atau juga di wilayah Sangihe dan Kepulauan Banggai.
Burung hantu ini hanya dapat ditemukan di Sulawesi dan tidak ada di wilayah lain Indonesia. Burung Serak tergolong burung hantu yang cukup besar dengan ukuran 43 hingga 46cm. Wajah burung ini cukup khas dengan lempengan wajah berwarna putih agak gelap dengan pinggiran yang gelap.
Kuskus Kerdil (Strigocuscus celebensis)
Kuskus kerdil merupakan salah satu hewan marsupial atau hewan berkantung endemik pulau Sulawesi. Kuskus kerdil juga memiliki nama lain yaitu kuskus tembung. Hewan marsupial ini disebut dengan kuskus kerdil karena ukurannya yang kecil yaitu berkisar 29 hingga 36cm saja.
Tarsius (Tarsius sulawesi)
Tarsius dahulu merupakan salah satu primata yang penyebarannya cukup banyak di seluruh dunia. Namun karena pemburuan liar dan habitat aslinya yang semakin menyempit, hewan ini kini hanya dapat ditemukan di wilayah Asia Tenggara.
Salah satu jenisnya adalah tarsius Sulawesi yang merupakan satu-satunya spesies dari genus Tarsiiformes yang bertahan hidup hingga kini. Tarsius adalah hewan nokturnal dengan ukuran sekitar 20 hingga 25cm dari kepala hingga ujung ekornya. Keunikan dan ciri khas tarsius terletak pada ukuran matanya yang sangat besar. Namun hal ini juga membuatnya terlihat sangat menggemaskan.
Musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii)
Musang endemik pulau Sulawesi ini merupakan salah satu hewan paling misterius di Sulawesi. Hal ini dikarenakan sulitnya menangkap jejak kehadirannya. Musang ini merupakan hewan nokturnal yang lebih banyak menghabiskan hidupnya di atas pohon.
Keberadaan musang sulawesi saat ini berstatus hampir punah karena habitatnya yang terganggu. Musang ini memiliki pola cincin di ekornya dengan warna selang-seling antara coklat muda dan gelap. Hewan ini tergolong musang yang cukup besar dengan ukuran kepala hingga tubuhnya sekitar 89cm dan panjang ekornya mencapai 64cm.
Babirusa (Babyrousa)
Babirusa merupakan hewan endemik Sulawesi yang berasal dari familia Suidae. Babirusa merupakan mamalia berukuran cukup besar dengan bobot tubuh mencapai 90kg. Panjang babirusa bisa mencapai 106cm dengan tinggi 65 hingga 80cm.
Ciri khas babirusa ialah gigi taringnya yang melengkung dan mencuat ke atas. Namun taring melengkung ini lebih besar dimiliki oleh babirusa jantan. Babirusa betina memilikinya namun dengan ukuran yang jauh lebih kecil. Babirusa dapat hidup berumur panjang bahkan mencapai 24 tahun. Kini hewan ini termasuk ke dalam hewan langka yang dilindungi.
Anoa
Anoa endemik Sulawesi terbagi menjadi dua jenis yaitu anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua jenis anoa ini hidup di tengah hutan yang sulit dijamah manusia sehingga sulit untuk dijinakkan dan didomestikasi. Anoa adalah hewan herbivora yang memakan rerumputan seperti pakis, buah-buahan yang jatuh dan beberapa jenis umbi-umbian.
Anoa gunung dan anoa dataran rendah dapat dibedakan melalui ukuran tubuhnya. Anoa gunung biasanya lebih kecil, ekornya lebih pendek dan bentuk tanduk yang melingkar. Sedangkan anoa dataran rendah memiliki ciri khas kaki putih dan tanduk yang memiliki penampang segitiga.
Yaki atau Monyet Hitam (Macaca nigra)
Yaki merupakan primata endemik Sulawesi. Yaki memiliki ciri khas yakni warna bulu di sekujur tubuhnya yaitu hitam legam dengan pantat berwarna merah muda. Yaki sekarang dalam status terancam punah karena pemburuan liar. Hal ini dikarenakan daging yaki yang digemari. Yaki di alam liar biasa hidup berkelompok dengan jumlah perkelompok 20 hingga 70 ekor dengan lebih banyak betina daripada jantan.