Pyometra pada Anjing : Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi

Sebagai pemilik anjing, pernahkah mendengar istilah pyometra ? Memelihara anjing bukan hanya memberi makan dan tempat tinggal, namun sebaiknya juga memiliki pengetahuan mengenai penyakit serta gejala penyakit yang mungkin menyerang anjing. Dengan begitu, kemungkinan untuk dapat mengobati serta menyembuhkan akan lebih tinggi, dan menurunkan kemungkinan keterlambatan penanganan. Berikut pembahasan mengenai pyometra, penyebabnya, gejala yang perlu diwaspadai serta cara mengatasinya.

Pengertian Pyometra

Pyometra berasal dari dua kata yaitu pyo dan metra. Dimana pyo berarti nanas dan metra berarti uterus atau dinding rahim. Secara awam, penyakit pyometra ini lebih dikenal dengan istilah nanah rahim. Penyakit pyometra dapat menyerang anjing maupun kucing betina.

Pyometra merupakan penyakit yang terjadi di uterus atau dinding rahim, sehingga penyakit ini hanya menyerang anjing betina. Pyometra adalah penumpukan cairan berupa nanah dalam jumlah tidak normal dan cukup banyak yang biasanya terjadi diakibatkan oleh adanya infeksi atau peradangan.

Pyometra terbagi menjadi dua yaitu yang disertai discharge vagina atau open cervic pyometra dan tanpa discharge vagina atau closed cervix pyometra, dimana keduanya memiliki kemungkinan disertai kista. Closed cervix pyometra dinilai lebih darurat dan berbahaya sehingga harus cepat mendapat penanganan agar tidak menyebabkan kematian pada anjing.

Pada stadium awal penyakit ini bisa saja tidak disadari oleh pemilik anjing karena pada stadium awal biasanya tidak menunjukkan tanda atau perubahan yang signifikan sehingga sering terjadi keterlambatan diagnosa. Penyakit ini dapat menimpa anjing betina dari berbagai usia namun cenderung menimpa anjing betina yang sudah berusia seperti diatas 6 tahun.

Untuk melakukan diagnosa pada pyometra biasanya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ultrasonografi dan radiografi. Ketika melakukan pengecekan melalui untrasonografi akan terlihat berupa penebalan yang terjadi pada dinding uterus serta adanya cairan yang memenuhi uterus. Sedangkan dalam radiografi akan terlihat adanya bentukan seperti tubular  yang berisikan cairan.

Penyebab Pyometra

Penyakit pyometra adanya kasus penyakit yang cukup umum terjadi di Indonesia. Pyometra dapat disebabkan oleh berbagai faktor namun sejauh ini, dikatakan ada dua  penyebab utamanya yaitu infeksi bakteri serta ketidakseimbangan hormon yang ada di dalam tubuh anjing.

Beberapa kasus juga terjadi setelah anjing melewati proses iseminasi dan ovulasi. Dalam kasus dengan penyebab ketidakseimbangan hormon, kasus lebih sering terjadi pada anjing betina berusia tua.

Ketika anjing betina beranjak tua, stimulasi pada hormon estrogen akan melemah sehingga hormon estrogen akan semakin sedikit dan di dalam tubuh akan didominasi oleh hormon progesteron. 

Jika hormon progesteron terus mendominasi, maka kemudian akan terjadi peningkatan produksi lendir di dalam uterus dan kontraksi myometrium mengalami penurunan. 

Lendir yang terus tertumpuk dan myometrium yang mengalami penurunan kontraksi akan menyebabkan uterus kesulitan mengeluarkan lendir yang tertumpuk. Karena lendir yang tidak bisa keluar maka dapat menyebabkan bakteri dari vagina bisa ikut masuk dan mengendap di dalam uterus.

Ketika bakteri sudah masuk ke dalam uterus yang juga tertumpuk lendir, maka bakteri akan dengan mudah berkembang biak. Karena lendir ini merupakan media yang mendukung perkembangbiakan bakteri.

Maka dapat dikatakan anjing betina berusia lanjut yang lebih rentan untuk terserang penyakit ini.

Gejala Pyometra

Gejala pyometra terbagi menjadi dua bergantung kondisi cervix anjing yang menderita.

Dalam kondisi open cervix pyometra anjing akan mengalami gejala sebagai berikut : 

  • Adanya leleran atau cairan yang keluar dari vagina anjing.
  • Cairan yang keluar dari vagina anjing biasanya berbau amis dan disertai nanah yang ditandai cairan berwarna kekuningan, kecoklatan atau bahkan kemerahan.
  • Anjing akan mengalami penuruan nafsu makan bahkan enggan makan dan minum sama sekali.
  • Anjing mengalami kelesuan dan wajah yang terlihat pucat.
  • Pemilik anjing kadang tidak menyadari jika anjingnya mengalami pyometra karena ketika cairan keluar dari vagina anjing sering kali untuk segera menjilatinya.

Kemudian, untuk pyometra dengan jenis closed cervix pyometra akan menimbulkan gejala sebagai berikut :

  • Tidak ada gejala keluarnya cairan.
  • Anjing akan lemas karena penurunan nafsu makan.
  • Anjing akan terlihat sering muntah dan menderita demam.
  • Gejala khas yang dapat diamati untuk penyakit ini adalah abdomen atau perut anjing yang terlihat membesar dan menggembung seperti hamil namun anjing merasa kesakitan di area perutnya.

Cara Mengatasi Pyometra

Umumnya penyakit pyometra ini dapat diatasi atau disembuhkan dengan dua cara yaitu :

Pengobatan dengan Operasi

Operasi yang dilakukan untuk mengobati pyometra yaitu tindakan operasi ovariohysterectomy (OH). Tindakan operasi ini dapat diberikan kepada pyometra jenis discharge vagina maupun tanpa discharge vagina.

Tindakan operasi ini dilakukan dengan melakukan pengangkatan pada uterus serta ovarium anjing. Operasi ini juga meningkatkan kemungkinan bahwa penyakit ini tidak akan terulang lagi.

Tindakan operasi dinilai lebih efektif karena jika berkembang penyakit ini dapat berkembang menjadi Ovarian Remnant Syndrome. Namun ada efek samping dari operasi ini seperti nafsu makan anjing yang meningkat pesat bahkan dapat menyebabkan obesitas.

Pengobatan Tanpa Operasai

Pengobatan yang diberikan tanpa tindakan operasi ialah melalui pemberian obat-obatan seperti antibiotik dan obat lainnya. Salah satu obat yang biasa diberikan adalah obat yang membantu kontraksi myometrium sehingga dapat mencegah berkembangnya bakteri di dalam uterus.