10 Cara Budidaya Ikan dengan Sistem Bioflok Untuk Pemula

Beberapa waktu belakangan ini, muncul sebuah inovasi budidaya ikan yang cukup terkenal. Sistem budidaya ikan tersebut disebut dengan budidaya bioflok. Sistem ini dinilai lebih efektif dan diperkirakan mampu meningkatkan produktifitas hingga 105% hanya dalam waktu sekitar 3 bulan.

Sebelum budidaya ikan dengan sistem bioflok, anda wajib mengetahui dan memahami dulu bagaimana sistem bioflok ini digunakan. Sistem bioflok ialah memanfaatkan mikroorganisme untuk mengolah limbah. Limbah tersebut akan menjadi gumpalan gumpalan kecil (flok) yang kemudian akan menjadi makanan alami untuk ikan.

Budidaya dengan sistem bioflok ini mampu diterapkan pada kolam yang cukup sempit dan dapat memproduksi ikan lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat. Sehingga biaya produksi berkurang dan produktivitas meningkat. Untuk mengetahui lebih lanjut apa dan bagiamana caranya, yuk simak artikel kali ini tentang 10 cara budidaya ikan dengan sistem bioflok

1. Pembuatan Kolam

Kolam yang dibutuhkan untuk budidaya ikan dengan sistem bioflok adalah dengan menggunakan kolam yang memakai terpal, sedangkan untuk bagian rangka, anda bisa menggunakan besi sehingga lebih awet. Gunakan sistem knokdown atau yang bisa dibongkar pasang sehingga lebih praktis dan menghemat biaya. Besar kolan sekitar 2 sd 3 meter atau tergantung kebutuhan anda. (Baca juga mengenai cara budidaya ikan gabus)

2. Besar Lahan

Dalam pembuatan kolam, diperlukan lahan yang siap untuk ditempati kolam, siapkan lahan  yang tidak terkena sinar matahari serta air hujan secara langsung. Diperlukan payung atau lahan yang memiliki penutup. (Baca juga mengenai budidaya ikan lele dumbo).

Hal ini diperlukan sebab cahaya matahari dan hujan yang langsung masuk akan mempengaruhi pH air dan mikroorganisme yang hidup di kolam. Untuk lahan anda tak perlu khawatir, sistem bioflok tidak membutuhkan lahan yang terlalu besar, cukup sesuaikan dengan besar kolam yang anda buat.

3. Bakteri

Dalam budidaya ikan dengan sistem bioflok, anda harus menyiapkan kultur bakteri yang sifatnya non pathogen. Bakteri tersebut nantinya yang akan merangsang pertumbuhan mikroorganisme untuk mengolah limbah tersebut. Hal ini penting sebab merupakan syarat utama atau dasar untuk menerapkan sistem bioflok. (Baca juga mengenai cara merawat ikan arwana silver).

4. Aerator

Yaitu alat untuk mensuplai atau menyediakan oksigen serta sebagai pencampur mikroorganisme tersebut dengan air kolam. Alat ini juga memiliki fungsi penting dalam menjalankan budidaya ikan dengan sistem bioflok. Sebab pencampuran mikroorganisme dengan air tidak bisa dilakukan oleh manusia atau dicampur secara manual, harus dilakukan dengan menggunakan alat tersebut.

5. Persiapan Air

Jika segala persiapan untuk kolam telah selesai, sekarang saatnyaa anda mempersiapkan air untuk pembesaran benih ikan. Ketika pertama kali menggunakan kolam, isi air dengan ketinggian 80 sd 100 cm, lakukan pada hari pertama ketika anda memulai menerapkan sistem ini.

Selanjutnya pada hari kedua isi bakteri yang telah disiapkan dengan akdar sekitar 5 ml tiap m³ di kolam. Pada hari ketiga masukkan lagi bakteri dengan kadar 250 ml tiap m³, dan pada malam harinya tambahkan lagi 150 gram tiap m³ ke dalam kolam. (Baca juga mengenai budidaya ikan dalam keramba jaring apung).

6. Diamkan

Air yang telah anda campur dengan bakteri tersebut tidak boleh langsung digunakan, olah terlebih dahulu dengan cara diamkan 7 sd 10 hari agar mikroorganisme berkembang terlebih dahulu dengan baik. Cara ini merupakan salah satu poin penting, sebab dalam budidaya ikan dengan sistem bioflok, mikroorganisme harus dalam kondisi yang benar benar siap agar dapat menjalankan perannya dengan maksimal. (Baca juga mengenai cara memelihara ikan aquarium agar tidak mati)

7. Siapkan Bibit atau Benih Ikan

Setelah persiapan dasar sudah siap, bibit atau benih ikan dapat dimasukkan ke dalam kolam. Pilih benih yang sehat dan bagus. Ciri bibit yang bagus ialah memiliki sifat yang gesit atau aktif, ukuran yang seragam, warna yang seragam, serta memiliki anggota tubuh yang lengkap.

Sebar benih secara merata di area kolam, biarkan bibit ikan tersebut menyesuaikan diri dengan kondisi kolam di sekitarnya dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang baru. Jangan mengaduk atau membiarkan kolam terkena bahan lain dari luar, misalnya polusi atau air hujan. Biarkan benih berada kolam tersebut dan dalam keadaan yang murni.

8. Tambahkan Bakteri untuk Bibit

Setelah mendiamkan kolam yang berisi bibit selama semalaman sejak anda menempatkan bibit dalam kolam yang anda buat, beri tambahan bakteri pada keesokan harinya. Hal ini untuk memaksimalkan fungsi mikroorganisme yang nantinya akan mengolah limbah limbah dari ikan yang menempati kolam tersebut.

9. Perawatan Sehari Hari

Setiap budidaya atau pengembangbiakkan ikan, selain persiapan lahan, kolam, dan bibit ikan, perawatan dalam keseharian juga wajib dijalankan dengan disiplin dengan menjalankan perawatan sesuai sistem yang dilakukan, memenuhi kebutuhan ikan itu sendiri, mencegah penyakit, meminimilasir resiko, serta melakukan perawatan secara berkala pada alat alat yang digunakan.

Pakan yang diberikan untuk perawatan sehari hari ialah pakan yang berkualitas dan sesuai porsi. Beri pakan yang dibutuhkan dan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai untuk pertumbuhan jenis ikan yang anda budidayakan. Untuk bibit ikan yang masih kecil, pastikan pakan yang diberikan kepada mereka ialah pakan yang lebih kecil dari besar mulutnya sehingga pakan lebih mudah ditelan oleh benih ikan.Pemberian pakan sendiri umumnya ialah dilakukan kurang lebih dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari.

10. Lakukan Evaluasi

Pelihara dan lakukan evaluasi atau kontrol terus menerus setiap hari. Pantau kesehatan dan pertumbuhan ikan, kualitas air, serta sistem bioflok yang digunakan. Pantau juga alat alat yang digunakan agar sistem dapat berjalan dengan maksimal dan menimialisir kerusakan. Hasil panen akan sesuai dengan jerih payah serta pengetahuan yang anda terapkan.

Sistem bioflok akan sukses jika anda terus memantau dan mengevaluasi apa kekurangan dari usaha anda dan apa yang bisa meningkatkan baik dari hal kualitas air itu sendiri, mikroorganisme, bibit ikan, juga pemilik atau orang yang mengelolanya, teliti dan evaluasi secara terus menerus.

Demikian artikel kali ini ya sobat, semoga dapat dipahami oleh anda dan menjadi pengetahuan yang bermanfaat. Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk membaca artikel saya. Salam hangat dari penulis.