Belut adalah sejenis ikan yang mirip seperti ular yang mempunyai nilai ekonomi dan ekologi. Belut biasa hidup di air tawar yang banyak mengandung lumpur, seperti sungai, sawah, danau, rawa-rawa dan sangat senang tinggal di tempat dangkal.
Belut termasuk hewan nokturnal atau hewan yang mencari makanan dimalam hari. Pada siang hari belut akan beristirahat didalam lubang tapi jika ada makanan yang dekat dengannya, maka akan langsung dimakan. Habitat belut yaitu pada perairan yang minim oksigen dan kekeringan, yang penting tubuhnya masih basah dan masih bisa sembunyi di dalam lumpur. (Baca juga mengenai budidaya belut tanpa lumpur)
Walaupun di tempat yang minim oksigen dan kering, belut masih bisa hidup karena ada alat bantu pernapasan tambahan yang dimiliki belut yaitu kulit tipis yang berlendir.
Fungsi kulit tipis dan berlendirnya itu untuk menyerap oksigen secara langsung dari udara. Maka biarpun tempat hidupnya di air yang minim oksigen dan kekeringan, kebutuhan oksigen bisa tercukupi karena oksigen yang ada didalam air diserap oleh insang sedangkan yang berada diluar di serap oleh alat bantu pernapasan.
Tempat persembunyian belut yaitu pada lubang yang berkedalaman sekitar 15 cm dan diameter 5-6 cm dan menyerupai terowongan masuk dan berbelok, seperti huruf “J” atau “L”. Jika belut melakukan perkawinan, lubangnya menyerupai huruf “U” dengan panjang 10-20 cm dan kedalaman 5-10 cm.
Selain untuk tempat peristirahatan, lubang tersebut digunakan juga untuk bersembunyi jika terancam bahaya dan untuk menjebak mangsa. Bagi teman yang akan melakukan bisnis usaha budidaya belut, mungkin artikel kali ini dapat membantu teman semuanya. (Baca juga mengenai cara penangkaran kepiting bakau)
Artikel kali ini akan membahas mengenai 13 Cara Memelihara Belut di Kolam Terpal, apa saja cara yang harus dilakukan? berikut ini jawabanya :
1. Memilih Lokasi yang Tepat Untuk Budidaya Belut
Budidaya belut sangat memerlukan perhatian khusus. Belut bisa hidup didataran rendah hingga tinggi, yaitu 0 sampai lebih dan 1.200 m diatas permukaan laut.Tetapi ketinggian yang paling cocok untuk budidaya belut yaitu antara 0-1000 m diatas permukaan laut. (Baca juga mengenai budidaya belut dalam drum)
2. Tempat atau Kolam yang Sesuai dengan Manfaatnya
Terpal yang dibutuhkan untuk budidaya belut minimal 4 kolam terpal. Empat kolam tersebut digunakan untuk fungsi berbeda-beda. Satu kolam untuk pemijahan belut, satu kolam untuk pendederan atau kolam untuk memisahkan belut yang berukuran 1-2 cm, satu kolam untuk tempat belut remaja dan satu kolam untuk belut konsumsi.
3. Mengisi Kolam dengan Media Pemeliharaan
Media pemeliharaan ini berupa urutan dan ukuran sebagai isian kolam. Isian kolam tersebut yaitu jerami setinggi 25-40 cm, pupuk urea 5kg dan NPK 5kg (untuk kolam 500cm x 500 cm), lumpur 5 cm,pupuk kandang 5cm, pupuk kompos 5 cm, lumpur 5cm, cincang batang pisang 10cm, lumpur 15 cm dan barulah air setinggi 5 cm.
4. Proses Permentasi Kolam
Setelah kolam di isi media pemeliharaan, maka kolam akan di diamkan selama 2 sampai 3 minggu dan paling lambat 1 bulan. Setelah waktu sudah dirasa cukup barulah melakukan penaburan bibit belut. (Baca juga mengenai cara ternak lele di daerah dingin)
5. Memelihara Lingkungan Kolam
Habitat belut tidak terpengaruh oleh iklim dan kelembaban udara tetapi belut sangat rentan dengan keadaan lingkungan yang tidak kondusif seperti sampah beracun dan limbah. Oleh karena itu kebersihan kolam sangat mempengaruhi pertumbuhan belut.
6. Menjaga Temperatur Air Kolam
Terkait dengan suhu ideal untuk pembenihan dan pertumbuhan belut maka temperatur kolam harus benar-benar dijaga yaitu antara 25-32 derajat celcius, supaya pertumbuhan belut betul-betul secara maksimal. (Baca juga mengenai cara memelihara ikan gurame dirumah)
7. Menjaga Kadar PH dalam Air Kolam
Kadar PH di kolam untuk pemijahan dan pemeliharaan larva berbeda dengan kadar PH untuk kolam belut dewasa. Kadar PH dalam kolam pemijahan dan pemeliharaan larva harus di jaga yaitu memiliki kadar PH 5-7.
8. Kadar Oksigen yang Baik Untuk Budidaya Belut
Walaupun belut bisa hidup di tempat yang minim oksigen yang penting tubuhnya basah, tapi kadar oksigen yang tepat untuk budidaya belut yaitu 3-7% supaya pertumbuhan belut sesui dengan yang diharapkan dan diinginkan.
9. Penyortiran Belut Secara Rutin
Karena belut pemakan daging (bersifat karnivora), maka jangan mencampurkan belut di satu kolam tanpa melihat ukurannya. Bisa-bisa belut yang berukuran kecil akan dimakan oleh belut yang berukuran besar. Tentu saja hal ini tidak diinginkan karena akan merugikan kita yang melakukan pembudidayaan. Oleh karena itu penyortiran belut sesuai ukurannya harus benar-benar rutin dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
10. Memilih Bibit Belut yang Unggul dan Berkualitas
Kesuksesan budidaya belut ditentukan oleh pemilihan bibit belut yang unggul dan berkualitas. Salah dalam memilih bibit belut akan mengakibatkan pertumbuhan belut yang kurang optimal. Jadi kita harus bisa memilih bibit belut yang tepat.
Ciri-ciri bibit belut yang unggul dan berkualitas yaitu ditandai dengan belut yang berfisik sehat, tidak berpenyakit (seperti jamur, bintik merah, dan penyakit lainnya), gerakan yang lincah dan memiliki kulit yang cerah
11. Penebaran Benih Belut yang Baik dan Benar
Menebarkan benih belut ke kolam sebanyak 25 ekor/m2 yang berukuran panjang 12-15 cm dan berat 1-1,5 kg per m2 luas kolam budidaya. Saat melakukan penebaran benih ke dalam kolam, sebaiknya dengan pelan-pelan. Selain itu, penebaran yang baik itu dilakukan pada sore hari atau pagi hari sebelum jam 09.00.
12. Tidak Mengaduk-ngaduk Kolam Setelah Penebaran Benih Belut
Setelah benih belut sudah di sebar ke media penebaran, jangan diaduk-aduk lagi karena bisa menyebabkan belut menjadi stres, sehingga dapat mengakibatkan kematian padabenih belut.
13. Pemberian Pakan yang Tepat
Pakan yang tepat untuk belut yaitu tanah humus, karena banyak terdapat hewan renik seperti makrobenthos, cacing, kerang, siput atau larva nyamuk.Takaran pakan 5-20% dilakukan dengan semakin meningkat. Pakan diberikan 2-3 kali sehari supaya pertumbuhan belut benar-benar optimal. Pemberian pakan dilakukan pagi dan sore hari.
Pakan yang diberikan pada belut berumur 30 hari dari awal penebaran yaitu 5% atau 0,5 kg/hari. Pakan untuk belut yang berumur 60 hari persentasinya 10% atau 1 kg/hari. Pakan untuk belut yang berumur 90 hari yaitu 15% atau 1,5 kg/hari. Sedangkan pakan untuk belut yang berumur 120 hari yaitu 20% atau 2kg/hari.
Nah itulah beberapa cara memelihara belut di kolam terpal yang bisa kamu coba dalam memelihara belut di kolam terpal. Semoga artikel kali ini yang sudah saya ulas di atas bisa membawa manfaat bagi sobat semuanya. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan dan terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel saya ini.