8 Cara Ternak Jangkrik Dengan Indukan

Jangkrik merupakan jenis serangga kecil dengan suara khasnya yang sering digunaka sebagai bahan makanan untuk burung berkicau. Jangkrik di alam terbuka suduh menjadi salah satu makanan pokok yang dikonsumsi oleh beberapa burung liar.

Kebutuhan jangkrik sangat penting terutama bagi mereka yang memiliki burung dengan tipe ocehan atau berkicau. Jangkrik dipercaya memiliki peran membuat burung kicauan memiliki suara yang indah serta gacor dan termasuk dalam  cara merawat burung agar rajin berkicau.

Keutuhan jangkrik yang tinggi menjadikan beberapa orang menginginkan untuk melakukan ternak pada serangga tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang baik serta optimal, berikut beberapa cara ternak jangkrik dengan indukan yang dijelaskan dalam uraian dibawah ini.

  1. Menyiapkan tempat ternak

Hal yang perlu dipersiapkan pertama kali sebelum melakukan ternak jangkrik adalah dengan menyiapakan kebutuhan kandang atau tempat ternak yang sesuai. Kandang jangkrik dapat dibuat dengan berbagai macam bahan seperti cara ternak jangkrik di kardus, triplek, kayu, dan kasa.

Kandang dibuat dengan bentuk seperti tepi berventilasi yang berguna untuk sirkulasi udara di dalam kandang. Saat ini sudah banyak penjual khusus kandang jangkrik untuk peternakan yang lebih memudahkan proses ternak sehingga tidak terlalu dipusingkan dengan bentuk kandang yang akan digunakan.

  1. Siapkan lokasi peternakan yang tepat

Setelah kandang disiapkan serta disesuaikan dengan kebutuhan jangkrik maka kondisi yang tidak kalah penting dari langkah untuk melakukan ternak jangkrik dengan indukan adalah lokasi dimana kandang diletakkan. Lokasi yang baik akan menentukan seberapa optimal indukan jangkrik dapat menghasilkan anakan yang baik.

Pilihan lokasi yang dibutuhkan jangkrik adalah ruangan dengan kondisi gelap jauh dari sinar matahari, memiliki udara yang keluar masuk, serta jauh dari lokasi hiruk pikuk atau harus berada ditempat yang tenang. Memilih lokasi ternak yang baik merupakan salah satu cara agar jangkrik cepat bertelur.

  1. Memilih indukan yang baik

Proses terpenting dalam cara ternak jangkrik dengan indukan tentunya adalah memilih indukan yang baik dan dapat berproduksi dengan optimal. Indukan yang akan digunakan untuk ternak sebaiknya berasal dari spesies atau jenis jangkrik yang sama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih indukan yang baik diantaranya seperti jangkrik harus memiliki bentuk tubuh sehat dan lengkap termasuk pada antena atau sungutnya, jangan pilih jangkrik yang jika dipegang mengeluarkan cairan, indukan jantan memiliki pekikan yang keras dan indukan betina harus memiliki ovipositor pada bagian ekornya.

  1. Mengkawinkan jangkrik

Setelah jangkrik indukan dipilih maka langkah selanjutnya adalah mengkawinkan kedua jangkrik tersebut. Proses perkawinan jangkrik harus berbeda dengan pembesaran anakan dan dinding kandang harus diolesi semen putih atau tanah liat serta pada bagian dalam kandang tersedia dedaunan kering, serutan kayu, serta bak pasir dan tanah.

Untuk mengkawinkan jangkrik maka masukan betina dan jantan ke dalam kandang yang sama dengan perbandingan 10:2 (lebih banyak betina). Biarkan jangkrik kawin hingga si betina dapat menghasilkan telur yang disimpan dalam pasir dan tanah yang sudah tersedia di dalam kandang.

  1. Proses penetasan telur

Setelah proses perkawinan berlangsung maka selalu perhatikan kandang jangkrik tersebut apakah ada telur yang sudah dikeluarkan oleh jangkrik betina. Telur akan menetas setidaknya membutuhkan waktu 7- 8 hari setelah perkawinan.

Sebelum telur menetas atau setidaknya 5 hari setelah perkawinan, keluarkan semua telur dan masukkan ke dalam kandang pembesaran anakan untuk menghindari telur dimakan sendiri oleh induknya. Selama masa penetasan, kelembapan kandang harus selalu dijaga dengan cara menutup kandang dengan karung goni dan sesekali disiram air.

  1. Pemberian pakan yang baik

Pemberian pakan jangkrik perlu diperhatikan baik untuk indukan pada saat perkawinan maupun untuk anakan yang baru dipindahkan ke penangkaran. Anakan jangkrik yang telah menetas dapat diberi makanan ayam hingga usia 10 hari.

Setelah lewat sepuluh hari maka anakan jangkrik sudah dapat diberikan makanan seperti jagung muda, sayur sayuran, singkong, ubi, serta mentimun. Selalu perhatikan ketersediaan pakan di dalam kandang pembesaran agar anakan jangkrik berkembang dengan baik.

  1. Pemeliharaan anakan dan kandang

Selama masa pembesaran, anakan jangkrik harus selalu dijaga serta dipelihara dengan baik. Kandang pembesaran harus terbebas dari hama maupun serangga atau hewan lain yang masuk ke dalam kandang.

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kondisi kandang harus selalu bersih serta memiliki tingkat kelembapan yang terjaga. Setiap harinya, pakan yang tersisa harus dibuang dan diganti dengan pakan yang baru termasuk untuk air di dalam kandang.

  1. Proses panen

Setelah proses ternak yang panjang maka tiba saatnya jangkrik dapat dipanen. Jangkrik dewasa dapat dipanen setelah memiliki umur kurang lebih 30 hari dan dapat segera dipasarkan.

Selain jangkrik dewasa, peternak juga dapat memanen telur jangkrik yang dipasaran memiliki harga jual lebih mahal dibandingkan dengan jangkrik dewasa. Telur tersebut dapat dijual sebagai bibit kepada para peternak jangkrik dewasa. Khusus untuk musim penghujan, ada beberapa cara ternak jangkrik di musim hujan yang perlu diperhatikan sehingga hasil panen tetap melimpah.

Itulah beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam cara ternak jangkrik dengan indukan. Berternak jangkrik tidak semudah berternak unggas karena memang karkateristiknya yang berbeda sehingga dibutuhkan lebih banyak kesabaran serta ketekunan agar dapat menghasilkan panen yang optimal. Selain jangkrik ada juga Cara ternak ulat buat pakan burung yang juga merupakan salah satu makanan untuk burung berkicau.