14 Cara Ternak Jangkrik Petelur dengan Mudah

Jangkrik banyak dimanfaatkan sebagai pakan burung kicau, umpan memancing atau bahkan diolah menjadi makanan yang bernilai gizi tinggi sebab memang jangkrik bisa dikonsumsi dan bisa dijadikan tambahan nutrisi untuk tubuh. Dengan begitu banyak manfaat dari jangkrik, maka tidak heran jika jangkrik petelur kini menjadi bisnis yang mulai banyak ditekuni. Harga jangkrik di pasaran juga cukup tinggi dan modal yang dibutuhkan untuk memulai jangkrik petelur ini juga tidak terlalu banyak meski memang membutuhkan tempat khusus. Untuk anda yang tertarik memulai bisnis ini, berikut akan kami berikan cara ternak jangkrik petelur selengkapnya.

1. Memilih Syarat Lokasi Kandang

Hal pertama yang harus dilakukan ketika ingin ternak jangkrik petelur adalah menyiapkan lokasi atau wadah ternak termasuk untuk cara ternak jangkrik di musim hujan. Jangkrik membutuhkan kandang atau wadah yang serupa dengan jabitat aslinya di alam. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah:

  • Lokasi sebaiknya tenang dan teduh serta memiliki sirkulasi udara yang baik untuk menyesuaikan suhu ruangan.
  • Cari lokasi yang jauh dari keramaian atau bising seperti jalan raya, pasar dan sebagainya.
  • Lokasi sebaiknya juga jauh dari kegiatan manusia seperti lalu lalang banyak orang dan yang tidak berkaitan dengan kegiatan ternak jangkrik.
  • Ruangan tidak boleh terkena sinar matahari langsung.
  • Jauhi pepohonan karena bisa menyerap sinar matahari terlalu banyak.
  • Hindari lokasi yang terlalu banyak predator seperti tokek, semut, cicak dan tikus.

2. Persiapan Rumah Ideal

Sesudah memilih lokasi, maka langkah yang harus dipersiapkan berikutnya adalah menyiapkan kandang jangkrik petelur seperti cara ternak jangkrik di kardus. Beberapa persyaratannya adalah:

  • Lantai dasar bisa hanya memakai tanah dan tidak perlu dilapisi dengan semen cor asal kering dan tidak terlalu lembab.
  • Usahakan lantai berukuran tinggi untuk menjaga kelembaban khususnya saat musim hujan.
  • Gunakan tembok semi batako 1.5 meter dan pada bagian atas memakai asbes.
  • Untuk tembok juga bisa menggunakan bethek bambu yang pada bagian luarnya diberi plastik terpal untuk menjaga suhu lingkungan.
  • Atap diusahakan berupa asbes agar suhu bisa tetap hangat meski sedang musim hujan.
  • Tinggi atap miring 2.5 meter hingga 3.5 meter namun jangan terlalu tinggi supaya ruangan bisa tetap hangat meski sedang hujan.

3. Persiapan Kandang Jangkrik

Supaya jangkrik petelur bisa tumbuh dengan baik, maka kondisi kandang juga harus diperhatikan supaya sesuai dengan alam aslinya. Kandang jangkrik bisa dibuat dari plywood atau triplek seperti bentuk peti yang ditambahkan dengan kaki untuk menghindari predator seperti semut. Setiap kaki nantinya akan dioles dengan oli bekas untuk mencegah predator naik ke kandang.

Untuk bagian dinding juga sebaiknya diolesi dengan lumpur sawah supaya jangkrik merasa seperti di lingkungan aslinya. Supaya jangkrik petelur tidak kabur, maka pada bagian atas dinding bisa dilapisi dengan selotip untuk mencegah jangkrik memanjat.

4. Pendukung Pertumbuhan Jangkrik

Pendukung pertumbuhan jangkrik atau rumah jangkrik merupakan tempat merambat atau tempat tangkringan jangkrik. Pendukung pertumbuhan jangkrik ini berbentuk empat lengkungan besar dan delapan lengkungan kecil yang dibentuk menyerupai kerangka besi pada payung. Selain itu, pendukung pertumbuhan jangkrik juga bisa memakai beberapa papan telur bekas yang diletakkan di dalam kandang jangkrik.

5. Persiapan Bibit Jangkrik

Cara ternak jangkrik petelur selanjutnya adalah menyiapkan bibit jangkrik petelur yang biasanya berjenis G miratus dan G testacius. Bibit ini bisa dibeli di tokok ternak yang menyediakan pakan hidup. Selain itu, bibit yang digunakan sebaiknya berasal dari tangkapan alam atau setidaknya bibit jantan saja yang diperoleh dari alam karena lebih agresif khususnya cara agar jangkrik kuat bertarung untuk aduan. Berikut adalah ciri ciri indukan jangkrik petelur yang baik:

  • Sungut atau antena masih panjang, anggota tubuh lengkap, bisa melompat jauh dan gesit serta tubuh yang berwarna mengkilap.
  • Hindari memilih jangkrik yang jika dipegang mengeluarkan cairan baik dari dubur atau mulut.
  • Induk jantan harus menghasilkan derikan yang kuat serta sayap atau punggung bergelombang serta kasar.
  • Induk betina atau ovipositor di bagian ekor.

6. Perawatan Bibit dan Calon Indukan

Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari haruslah sangat diperhatikan dan dikontrol makanannya sebab pertumbuhannya sangat pesat. Udara dan juga hewan pengganggu juga harus diperhatikan dengan baik.

7. Mengawinkan Jangkrik

Langkah selanjutnya adalah mengawinkan jangkrik petelur supaya bisa menghasilkan telur termasuk untuk cara ternak jangkrik dengan indukan. Tempat untuk melakukan perkawinan berbeda dengan tempat pembesaran dan kondisi kandang sebaiknya dibuat agak serupa dengan habitat aslinya. Dinding kandang bisa diolesi dengan tanah liat, semen putih dan ditambahkan dengan daun kering seperti daun pisang, daun jati atau serutan kayu.

Jangkrik yang akan dikawinkan harus memiliki spesies yang sama. Jika indukan jantan dan betina berlainan spesies, maka perkawinan tidak akan terjadi. Untuk mengawinkan jangkrik petelur, maka masukkan induk betina dan jantan memakai perbandingan 10:2.

Di dalam kandang perkawinan, siapkan juga bak pasir atau tanah sebagai tempat untuk bertelur. Selama masa kawin, jangkrik jantan akan mengeluarkan suara derik tanpa henti dan jangkrik betina yang sudah dibuahi akan bertelur kemudian telur bisa diletakkan dalam bak pasir atau tanah.

8. Penetasan Telur Jangkrik

Sesudah jangkrik bertelur, maka telur telur tersebut akan menetas sesudah 7 hingga 10 hari berikutnya. Sebaiknya sekitar 5 hari sesudah induk betina bertelur, maka pisahkan telur tersebut untuk menghindari induk memakan telurnya sendiri sama seperti ternak jangkrik modern. Pindahkan telur dalam kandang penetasan telur sekaligus sebagai tempat pembesaran.

Warna telur jangkrik yang sudah dibuahi akan berubah dari bening menjadi keruh dan sesudah 4 hingga 6 hari, maka telur akan menetas. Masukkan telur dalam kain agar tetap hangat dimana untuk 1 kandang besar bisa dimasukkan sebanyak 0.5 kg telur. Pada masa penetasan ini, kelembaban kandang harus dijaga dengan baik yakni dengan menyemprotkan air atau menutup kandang dengan karung goni basah.

9. Pemeliharaan Nimfa

Sesudah menetas memakai cara agar jangkrik cepat bertelur, nimfa jangkrik bisa dibiarkan atau dipelihara dalam kotak penetasan sampai berumur 10 hari. Nimfa jangkrik yang baru saja menetas masih sensitif dan rawan dengan kondisi lingkungan sekitar sehingga butuh perawatan intensif dan telaten.

Kotak penetasan dibuat dengan ukuran kecil agar mudah untuk merawat dan mengontrol nimfa tersebut, Jaga kelembaban ruangan supaya tidak terlalu panas namun tidak terlalu lembab. Letakkan beberapa botol kecil yang diisi air dan mulut botol ditutup dengan kapas.

10. Pemberian Pakan

Sesudah telur menetas, maka pada hari hari terakhir sebelum menetas, pakan sebaiknya sudah diberikan di dalam kandang. Untuk anak jangkrik berumur 1 hingga 10 hari bisa diberikan pakan ayam atau voor dari kacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang sudah dihaluskan. Sesudah melewati 10 hari, maka anakan jangkrik sudah bisa diberikan pakan sayur sayuran dan juga jagung muda yang kemudian bisa ditambahkan lagi dengan mentimun, singkong atau ubi.

11. Pemberian Minum

Untuk pemberian minum jangkrik usia 1 hingga 10 hari adalah diberikan dengan media spons atau busah yang dibasahi dan diletakkan dalam nampan dialasi kain atau pasir. Basahi kembali spons atau busa jika sudah kering. Sedangkan untuk pemberian minum jangkrik usia 11 hari sampai panen diberikan dalam wadah yang diisi kerikil dan air.

12. Pemeliharaan Kandang Jangkrik

Tidak hanya jangkrik yang harus dirawat, namun kandang jangkrik juga harus dirawat supaya tetap bersih. Selain itu, kelembaban kandang juga harus dijaga dengan baik dan pastikan pakan selalu tersedia sebab jangkrik merupakan hewan yang kanibal ketika lapar dan pakan tidak tersedia.

Pastikan untuk membuang pakan yang tidak habis dan jangan sampai membusuk di dalam kandang. Kandang yang baru dibuat juga sebaiknya dicuci terlebih dahulu dan jangan sampai masih berbau vinil jika memang terbuat dari tripleks. Caranya bisa dilakukan dengan melumuri permukaan kandang dengan lumpur sawah dan dijemur sampai kering. Periksa juga air pada mangkuk atau kaleng di kaki kaki kandang dan tambahkan atau ganti jika sudah mulai berkurang. Untuk cairan yang digunakan bisa minyak tanah, air, oli bekas atau jenis cairan lain untuk mencegah hama masuk ke dalam kandang.

13. Pencegahan Hama dan Penyakit

Selain melakukan perawatan kandang, cara ternak jangkrik petelur juga meliputi pengetahuan tentang hama dan penyakit yang sering menyerang jangkrik petelur juga sangat penting untuk diketahui. Biasanya, penyakit yang menyerang jangkrik terjadi karena jamur pada daun untuk penutup kandang di bagian pinggir. Sedangkan hama jangkrik biasanya berupa semut atau serangga lainnya.

14. Panen

Sesudah melakukan perawatan jangkrik, maka panen bisa dilakukan. Ada dua hasil yang bisa anda peroleh ketika beternak jangkrik petelur yakni telur dan juga jangkrik dewasa. Telur jangkrik biasanya dijual lebih mahal dibandingkan dengan harga jangkrik. Telur jangkrik umumnya dijual ke peternak jangkrik pembesaran dan jangkrik bisa dijual ke toko penjual pakan hewan.