Suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Beberapa hewan merespon keadaan ini dengan menyesuaikan suhu tubuhnya terhadap lingkungan, ada pula kelompok hewan yang konstan mempertahankan suhu tubuhnya.
Hewan berdarah panas atau homoiterm merupakan kelompok hewan yang mampu mempertahankan suhu tubuhnya terhadap perubahan lingkungan. Sebagian besar hewan yang termasuk kelompok ini adalah aves dan mamalia.
Namun pada kondisi tertentu, hewan mampu beradaptasi untuk menurunkan atau meningkatkan suhu tubuhnya melalui proses konduksi, konversi, evaporasi, dan radiasi. Berikut beberapa contoh hewan berdarah panas yang mampu menyesuaikan suhu tubuhnya.
1. Berang-Berang Laut
Berang-berang laut dengan nama latin Enhydra lutris ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan berang-berang pada umumnya. Hewan ini memiliki bulu yang berwarna cokelat atau merah kecokelatan.
Berang-berang laut memiliki dua lapisan bulu dimana lapisan pertama berwarna gelap dan rambut pelindung yang berwarna lebih terang dan lebih panjang.
Berang-berang laut memiliki wajah bundar dan tertutup bulu serta kaki yang depan yang pendek. Dalam klasifikasi, hewan ini termasuk kelompok mamalia yakni karnivora sehingga dapat dikelompokan menjadi kelompok hewan homoiterm.
Mamalia dan hewan laut lainnya memiliki adaptasi khusus seperti bulu yang tebal atau lapisan lemak yang juga tebal untuk mempertahankan suhu tubuhnya pada lingkungan yang dingin namun, mamalia laut satu ini tidak memiliki bentuk adaptasi tersebut.
Perairan khususnya laut, memiliki suhu yang tak stagnan dan bisa berubah sangat drastis bahkan mencapai 2°C. Lalu bagaimana berang-berang laut mempertahankan suhu tubuhnya?
Berang-berang laut membakar kalori lebih banyak dibandingkan hewan terestrial lain, hal ini mungkin terjadi karena hewan ini memiliki laju metabolisme hingga 3 kali lebih cepat daripada hewan terestrial lain.
Bentuk adaptasi lain yang dilakukan berang-berang laut adalah dengan membiarkan kaki dan tangannya tidak terendam air. Adaptasi tersebut menjadikan berang-berang laut sebagai hewan berdarah panas yang mampu menyesuaikan suhu tubuhnya.
2. Singa Laut
Singa laut atau Otariinae merupakan hewan mamalia yang memiliki ciri tubuh berwarna cokelat dengan sirip kuat. Sirip ini selain digunakan untuk bergerak di dalam air, juga digunakan untuk berjalan di darat. Singa laut merupakan contoh hewan vivipar atau berkembang biak dengan cara melahirkan atau beranak.
Singa laut banyak dijumpai di kebun binatang dan sering digunakan untuk pertunjukan karena sifatnya yang mudah berinteraksi dengan manusia dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Habitat hewan ini berada di perairan dan mampu berenang pada musim dingin sekalipun. Salah satu bentuk adaptasi singa laut untuk mempertahankan panas tubuhnya adalah dengan “pakaian selam”.
Singa laut memiliki lapisan lemak di bawah kulitnya, dimana lemak ini akan disekresikan dan berasosiasi dengan rambut membentuk kulit yang bersifat anti air.
Namun, bagian sirip dan ekor singa laut tidak tertutupi lemak atau bulu, sehingga sama halnya dengan berang-berang laut, singa laut menjaga suhu tubuhnya dengan mengapung di laut dan sirip yang dibiarkan kontak dengan udara.
3. Kelelawar Vampir Umum
Desmodus rotundus merupakan nama ilmiah bagi salah satu hewan yang aktif pada malam hari atau nokturnal ini dengan sayap lebar dan tidak berekor. Tubuhnya berwarna abu kecokelatan, memiliki telinga lancip, dan kaki berselaput.
Gigi taringnya sangat tajam, hal ini yang membuat hewan ini dijuluki dengan vampir. Beraktivitas malam hari, terbang dan mencari makanan membutuhkan energi banyak bagi hewan pemakan serangga ini.
Untuk memenuhi kebutuhan energi yang sangat banyak, kelelawar melakukan torpor saat siang hari dimana suhu kelelawar menghemat energinya dengan melambatkan metabolisme tubuh saat mereka beristirahat saat siang hari.
Adapun saat memasuki musim dingin dan ketersediaan makanan sangat jarang, kelelawar melakukan hibernasi dibandingkan dengan membuang energi untuk mencari makanan.
4. Ikan Opah
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa sebagian besar hewan berdarah panas adalah kelompok mamalia dan aves. Namun, salah satu hewan laut ini ternyata termasuk hewan berdarah panas.
Ikan opah atau Lampris guttatus memiliki warna tubuh biru dan merah muda di bagian perutnya serta bintik berwarna putih di sekujur tubuhnya. Fitur unik dari ikan ini adalah sirip yang berwarna merah-oranye dan matanya yang besar.
Ikan opah menjadi ikan pertama yang diketahui memiliki suhu tubuh endotermik atau mampu menghasilkan panas tubuh sendiri dan mampu mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap hangat terlepas dari dinginnya suhu laut.
Apabila ikan laut besar seperti salmon dah hiu mampu menghasilkan panas dibagian tubuh tertentu, seperti otot inti untuk bergerak sementara jantung dari ikan hiu cenderung dingin, menyesuaikan suhu lingkungan.
Ikan opah berenang cukup cepat hal ini menjadikan ikan opah sebagai salah satu predator laut yang berbahaya. Di sisi lain, pergerakan dari siripnya inilah yang dijadikan ikan ini sebagai sumber panas.
Demikian 4 contoh hewan berdarah panas yang mampu menyesuaikan suhu tubuhnya yang jarang Anda ketahui. Masih banyak kelompok hewan berdarah panas lain yang mudah untuk dijumpai pada lingkungan Anda.