Indonesia sangat unik dan kaya. Hampir setiap wilayah Indonesia memiliki flora dan fauna endemik tersendiri yang tidak akan bisa dijumpai di wilayah manapun. Inilah salah satu daya tarik Indonesia di mancanegara. Maluku juga surganya hewan endemik terutama burung. Burung atau hewan apa sajakah yang menjadi kekhasan Maluku ? Mari tambah wawasan mengenai satwa endemik.
Maluku mencangkup wilayah selatan Kepulauan Maluku dengan ibukota Maluku ialah Ambon. Maluku dikelilingi lautan dan samudra seperti Laut Seram, Laut Arafura dan Samudra Hindia. Maluku menjadi provinsi ketiga termiskin di Indonesia pada laporan tahun 2018 lalu namun tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Di balik permasalahan ekonomi, Maluku menyimpang keindakan satwa-satwa endemik yang hanya dimiliki oleh Maluku saja.
Berikut adalah beberapa satwa endemik khas Maluku :
Burung Bidadari Halmahera (Semioptera wallaci)
Burung bidadari halmahera merupakan salah satu spesies dari kelas burung cendrawasih dan satu-satunya spesies dari genus Semioptera. Burung ini merupakan burung endemik kebanggan Maluku. Burung bidadari termasuk dalam burung berukuran sedang dengan ukuran tubuh sekitar 28cm. Ukuran tubuh betina biasanya lebih kecil daripada ukuran tubuh jantan namun dengan ekor yang lebih panjang.
Burung jantan biasanya memiliki warna yang lebih indah dengan mahkota di kepala berwarna ungu. Di dadanya terdapat bulu berwarna hijau zambrud. Ciri khas burung ini adalah adanya sepasang bulu putih yang dapat diatur sesuai keinginan si burung. Burung bidadari betina biasanya berwarna kurang menarik yaitu cokelat zaitun.
Burung bidadari adalah burung omnivora yang memakan serangga dan juga buah-buahan. Ketika memasuki musim kawin, burung jantan biasanya akan lebih aktif untuk menggoda burung betina menggunakan tarian terbang, bentangan sayap serta menunjukkan warna indah pada bulu dadanya.
Sedangkan burung betina biasanya akan menanti dan melihat burung jantan mana yang paling menarik dan kemudian akan dipilihnya. Burung jantan bersifat poligami yaitu dapat berpasangan dengan lebih dari satu burung.
Burung bidadari biasanya dapat dijumpai di Pulau Bacan dan Pulau Halmahera di daerah perbukitan, daerah hutan serta hutan hujan tropis dataran rendah. Burung ini menjadi kekayaan Maluku dan karena jumlahnya yang masih aman jadi burung ini tidak masuk sebagai daftar burung terancam punah.
Kuskus Matabiru (Phalanger matabiru)
Kuskus matabiru adalah salah satu spesies dari familia Phalangeridae. Hewan ini merupakan salah satu hewan berkantung atau marsupial khas Indonesia yaitu pulau Tidore dan pulau Ternate yang menjadi bagian wilayah Kepulauan Halmahera, Maluku.
Kuskus matabiru oleh orang lokal disebut juga dengan kuso. Hewan ini merupakn hewan yang lebih banyak melakukan aktifitas di malm hari atau nokturnal dan merupakan hewan soliter yang penyendiri dan tidak hidup secara berkelompok.
Kuskus ini memiliki badan yang tidak terlalu besar dengan ciri khasnya yang tentu saja adalah warna matanya yang biru. Keberadaan kuskus ini sudah sangat langka di habitat aslinya sehingga digolongkan ke dalam hewan yang rentah kepunahan. Namun demikian, ada juga masyarakat sekitar yang menjadikan hewan ini sebagai peliharaan dan bahkan melakukan penangkapan. Dekatnya habitat hewan ini dengan pemukiman warga membuatnya cukup mudah diburu oleh manusia.
Kakatua Putih (Cacatua alba)
Burung kakatua putih merupakan burung endemik Maluku yang hanya dapat ditemukan di pulau Halmahera, Tidore, Ternate, Bacan, Kasiruta dan Mandiole. Ciri khas burung ini ialah keseluruhan bulunya yang berwarna putih bahkan hingga ke warna jambulnya. Kakatua putih tergolong dalam burung berukuran sedang yaitu sekitar 46cm.
Pada awal tahun 2000an, kakatua ini tidak masuk dalam status dilindungi karena keberadaan di habitatnya masih terjaga. Namun seiring perkembangan waktu dan pembukaan lahan yang menghilangkan habitat asli burung, kini keberadaan kakatua putih dikatakan menghilang di beberapa wilayah. Burung ini masih kerap kali diperjual belikan karena penampilannya yang cantik.
Paok Halmahera (Pitta maxima)
Pitta dada gading atau lebih populer dengan sebutan paok halmahera merupakan spesies burung yang berasal dari familia Pittidae. Burung endemik Maluru Utara ini memiliki habitat asli di hutan dataran rendah tropis dan subtropis yang lembab.
Burung ini memiliki perpaduan warna yang unik yaitu punggung dan sayap yang hitam dan hijau, dada berwarna putih serta perut berwarna merah. Burung ini tergolong burung berukuran sedang yaitu 22-28cm. Burung paok ini memiliki kebiasan unik ketika mengerami telur. Burung paok betina akan meletakkan makanan di depan sarang yang akan digunakan sebagai bekal ketika ia mengerami telurnya. Selama kira-kira 4 minggu kemudian telur akan menetas.
Burung Beo Gantung Maluku (Loriculus amabilis)
Burung beo gantung Maluku atau yang lebih dikenal dengan serindit Maluku ini tergolong dalam burung beo berukuran kecil yaitu hanya sekitar 11cm. Burung beo gantung maluku ini adalah salah satu spesies dari familia Psittaculidae dengan habitat penyebarannya yaitu hutan primer dan sekunder dataran rendah di daerah Halmahera, Morotai dan Bacan.
Warna dominan dari burung ini adalah hijau dengan ekor ujung belakang merah. Burung jantan biasanya memiliki mahkota dan bercak di tenggorokan berwarna merah dengan paruh hitam dan mata kuning atau purih.
Sedangkan untuk betina bermahkota berwarna hijau dengan mata berwarna cokelat. Burung ini dapat hidup dan berkelana sendirian, secara berpasangan atau bahkan berkelompok.