Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan ketika memelihara anjing, terlebih lagi jika anjing yang dipelihara berjenis kelamin betina. Bagi beberapa pemilik anjing betina, kehadiran calon puppy memang merupakan salah satu hal sangat ditunggu-tunggu. Ada pula para pemilik yang mencoba berbagai cara untuk membuat anjing betina birahi dan menghasilkan keturunan.
Namun, ada banyak persiapan yang perlu dilakukan dalam mengurus anjing betina. Sebab, memelihara anjing betina tidak sama persis seperti mengurus anjing pejantan. Anjing betina yang tidak disterilisasi tentu berpeluang tinggi untuk mengalami masa kebuntingan. Berbeda dengan anjing yang tidak disteril, beberapa manfaat dari steril pada anjing betina sendiri dapat dirasakan oleh sang anjing maupun pemiliknya.
Bagi sebagian besar anjing betina yang mengalami proses kehamilan, rentang waktu tersebut akan menarik perhatian penuh dari sang pemilik. Tidak hanya mempersiapkan perlengkapan maupun nama untuk calon puppy, pemilik lantas perlu ekstra hati-hati dan teliti dalam memantau kondisi anjing betina yang sedang hamil yang dimulai sejak prakehamilan hingga pascakehamilan.
Perhatian penuh untuk anjing betina yang sedang dalam masa kebuntingan dapat berupa pemeriksaan atau kontrol rutin guna mengetahui jumlah dan kondisi sang puppy. Namun juga agar induk dapat menjalani persalinan tanpa hambatan dan mengetahui seberapa besar peluang anjing betina tersebut terkena penyakit pascakehamilan. Lantaran, anjing betina rentan terkena penyakit yang bisa berdampak cukup serius yang gejalanya dapat terlihat beberapa waktu setelah proses persalinan.
Lalu, apa saja penyakit yang dapat dialami oleh anjing selepas melahirkan? Berikut beberapa penjelasan terkait penyakit tersebut.
- Pendarahan
Tanda dari anjing yang telah selesai melahirkan dapat terlihat dari meningkatnya nafsu makan. Sayangnya, hal itu tidak berlaku bagi induk anjing yang mengalami pendaharan seusai melahirkan. Pendarahan tersebut dapat dicirikan dengan beberapa gejala serius, yaitu terdapat bercak keputihan yang cenderung berwarna kehijauan, menurunnya nafsu makan yang disertai dengan perilaku terengah-engah akibat dehidrasi, muntah-muntah, hingga depresi.
Pendaharan ini bisa ditimbulkan akibat plasenta yang masih melekat pada dinding rahim bahkan setelah anjing melahirkan.
Pada kasus di atas, Anda harus cekatan untuk mencari penanganan pada dokter hewan agar kondisi sang induk dapat lebih terpantau. Pasalnya, pendaharan pada anjing selepas melahirkan merupakan kondisi yang serius dan akan berakibat fatal apabila terlambat ditangani.
- Metritis
Dalam proses kehamilan, peluang anjing betina terkena Metritis cukup tinggi. Pada kondisi ini, anjing mengalami infeksi pada rahim dan berpotensi menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani.
Penyakit ini ditandai dengan peningkatan suhu tubuh (demam) pada anjing betina disertai vagina yang mengeluarkan cairan dengan bau busuk. Adapun anjing yang terkena Metritis biasanya menjadi jarang memproduksi susu.
- Eklampsia
Beberapa saat setelah melahirkan, terkhususnya bagi anjing yang sedang menyusui, eklampsia atau gangguan metabolisme yang ditandai dengan penurunan kadar kalsium dapat menjangkit sang induk. Kondisi tersebut biasanya rentan dialami oleh anjing dengan ras Pomerania atau dikenal sebagai ras kecil.
Eklampsia sendiri disebabkan oleh buruknya asupan nutrisi yang diterima oleh anjing betina yang sedang menyusui setelah 1-3 minggu pascamelahirkan. Tidak hanya menyerang induk anjing setelah melahirkan, Eklampsia juga dapat terjadi dalam masa kehamilan.
Apabila sang induk terjangkit penyakit ini di waktu-waktu kebuntingan, maka calon anak anjing akan berpeluang terkena distokia. Distokia sendiri diartikan sebagai kondisi di mana anak anjing tidak bisa atau mengalami kesulitan untuk keluar dari uterus melalui vagina saat proses kelahiran.
Gejala-gejala Ekslampsia pada anjing dapat terlihat dari gerak-geriknya yang tidak biasa, seperti gelisah berkepanjangan, kekakuan pada kaki anjing, anjing mengalami demam disertai suhu tubuh mencapai <40 derajat Celsius, hingga pengaturan napas yang tidak baik. Adapun gejala serius lainnya, yaitu anjing mengalami kejang-kejang yang bisa mengakibatkan kematian.
Supaya induk anjing tidak mengalami kondisi tersebut, sang pemilik perlu memperhatikan asupan kalsium yang akan diberikan. Tentu asupan tersebut tidak boleh terlalu banyak maupun terlalu sedikit karena keduanya sama-sama dapat menimbulkan dampak negatif apabila tidak diberikan dengan kadar yang sesuai.
- Mastitis
Mastitis bersumber pada tiga jenis bakteri, yakni Streptococcus, E. colli, atau Staphylococcus yang menyerang anjing betina dalam kurun waktu dua minggu selepas persalinan. Tanda-tanda yang dialami oleh induk anjing meliputi infeksi pada kelenjar susu yang jika disentuh akan terasa keras dan panas. Selain itu, kelenjar susu tampak berwarna kehitaman disertai keluarnya nanah yang berbau.
Meninjau pada jenis-jenis penyakit di atas, pemilik anjing perlu melakukan kontrol rutin dan mengetahui bagaimana cara merawat anjing yang baru saja melahirkan. Aktivitas tersebut diharapkan untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya penyakit fatal yang dapat menjangkit anjing betina.
Sebab, ada banyak sekali faktor yang mengakibatkan induk anjing mati setelah melahirkan. Tidak mengapa mengeluarkan usaha dan biaya lebih untuk memantau perkembangan dan kondisi peliharaan, sebab memang sudah sewajarnya hal tersebut menjadi kewajiban sang pemilik, bukan?