5 Hewan Air yang Tidak Bisa Berenang

Tahukah Anda bahwa tidak semua hewan yang tinggal di dalam air, memiliki kemampuan untuk berenang. Beberapa hewan air tidak memiliki sirip atau ekor untuk berenang atau fungsi sirip sepenuhnya berubah.

Berikut merupakan lima hewan air yang tidak bisa berenang.

1. Ikan Kelelawar Berbibir Merah

Hewan air yang tidak bisa berenang pertama adalah ikan kelelawar berbibir merah atau red-lipped batfish. Dengan nama ilmiah Ogcocephalus darwini, hewan ini banyak ditemukan di perairan sedalam 150 meter di bagian dasar lautan dari Kepulauan Galapagos.

Ukuran tubuh hewan ini 25 cm dengan warna tubuh bagian punggung coklat hingga keabuan, sementara bagian perut berwarna putih. Fitur unik dari jenis ikan ini adalah bibirnya yang cenderung berukuran lebih besar dari tubuhnya, berwarna merah, dan berbentuk melengkung ke bawah yang menjadikan hewan ini selalu menampakkan ekspresi sedih.

Meskipun tinggal di dalam lautan, ikan kelelawar berbibir merah tidak dapat berenang dengan baik. Hewan ini memiliki tubuh ramping bak pesawat dan masih memiliki sirip dada dan sirip perut. Namun, keberadaan sirip ini tidak digunakan hewan ini untuk berenang melainkan berjalan di atas substrat halus seperti pasir di dasar laut.

Sebagai alat perlindungan diri, bagian ekor belakang hewan ini dilengkapi dengan duri tajam. Sementara pada bagian kepala hewan ini terdapat struktur yang dinamakan illicium sebagai alat pemikat mangsa. Makanan utama dari hewan ini adalah ikan kecil dan kelompok mollusca. 

Di Galapagos, keberadaan ikan kelelawar berbibir merah berada dalam status konservasi dimana sebagian besar diakibatkan oleh meningkatnya suhu air dan adanya fenomena coral bleaching.

2. Ikan Kodok Raksasa

ikan kodok raksasa (kiri) spons (kanan)

Ikan kodok raksasa atau giant frogfish dengan nama ilmiah Antennarius commerson memiliki ukuran tubuh 38 cm dengan bentuk tubuh bulat serta dapat diperpanjang. Tekstur kulit yang lembut pada hewan ini ditutupi duri kecil dengan beberapa tonjolan kulit.

Warna tubuh hewan ini bervariasi menyesuaikan dengan keadaan lingkungannya. Ikan kodok raksasa banyak ditemukan di perairan tropis dan subtropis dengan lingkungan banyak karang. Hewan ini seringkali berasosiasi dengan spons besar pada kedalaman 20 meter dimana hewan ini dapat berkamuflase dengan sempurna menyerupai spons.

Ikan kodok raksasa menghabiskan banyak waktunya untuk berkamuflase dengan berbaring menyerupai spons sampai mangsa tiba, dimana makanan utama dari hewan ini adalah ikan-ikan kecil dan termasuk ke dalam kelompok ikan predator yang tidak dapat dipelihara.

Pada bagian kepala hewan ini terdapat struktur khusus yang disebut dengan esca, digunakan sebagai umpan untuk memancing ikan kecil.

Meskipun dikategorikan sebagai hewan air yang tidak dapat berenang, ikan kodok raksasa termasuk ke dalam predator dengan pergerakan paling cepat dimana hewan ini memanfaatkan mulutnya yang lebar untuk mengambil air sebanyak-banyaknya dan bergerak cepat dengan mengeluarkan air dari insangnya.

3. Cacing Tabung

Masih termasuk kedalam kelompok Annelida, cacing tabung dengan nama ilmiah Riftia pachyptila. Hewan ini hidup di lingkungan yang kaya sulfida dengan ventilasi hidrotermal dasar laut. Cacing tabung dewasa memiliki tabung dengan kandungan kitin yang dapat tumbuh sepanjang 3 meter.

Hewan ini tidak memiliki mulut, mata, serta perut karena tinggal jauh di dasar laut. Pada bagian atas tabung, terdapat bulu-bulu yang mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah. Di dalam tabung, bagian tubuhnya tidak berwarna dan memiliki organ bernama troposom yang mengandung banyak bakteri simbiosis.

Bakteri tersebut akan merombak zat kimia menjadi material organik yang dapat dimanfaatkan cacing sebagai sumber makanannya. Karena begitu tergantung dengan keberadaan sulfida pada hidrotermal vent, hewan ini tidak bergerak dan hanya berdiam pada sekitar ventilasi tersebut sehingga dikategorikan ke dalam hewan air yang tidak bisa berenang.

4. Belut Taman

Hewan dengan nama ilmiah Heteroconger hassi ini tersebar luas di perairan tropis dan subtropis Indo-Pasifik. Hidup di dataran berpasir dan lereng yang berbatasan dengan terumbu karang pada kedalaman 7-45 m, dapat juga ditemukan pada ekosistem lamun.

Panjang tubuh belut tutul mencapai 40 cm dengan diameter tubuhnya 0,5 inci (1,3 cm), matanya kuning besar dan mulutnya terbalik.

Belut taman bukan merupakan jenis belut laut yang bisa dimakan, dan keberadaannya sulit untuk ditemukan. Hewan ini akan menguburkan ekornya di dalam substrat pasir sebagai tempat tinggal mereka.

Hewan ini mensekresikan lendir untuk memperkuat melekatnya belut tanam ke dalam pasir. Hewan ini jarang berenang sehingga dikategorikan sebagai 5 hewan air yang tidak bisa berenang.

5. Ikan Gelodok

Ikan gelodok atau mudskippers dengan nama ilmiah oxudercinae gobies berbeda dengan ikan lainnya. Hewan ini termasuk ikan amfibi asli Indo-Pasifik Barat termasuk Indonesia.

Karena tergolong amfibi, hewan ini bukan berarti tidak dapat berenang namun memiliki kemampuan untuk tinggal di daerah terestrial khususnya daratan berlumpur.

Sama halnya dengan pernafasan katak, ikan gelodok bernapas menggunakan insang dan kulit (dikenal juga sebagai bimodal) yang selalu lembab karena adanya lapisan mukus dan banyaknya pembuluh kapiler di bawah kulit yang menyebabkan difusi oksigen bekerja secara optimal.

Saat ikan gelodok hidup di daerah terestrial, sirip pelvik yang terletak di bawah tubuh digunakan sebagai bantalan saat ikan berada di darat yang membantu untuk perekatan dan alat jalan. Peran ini mirip seperti fungsi pada kaki belakang sebagai sanggahan. Struktur tulang pelvik berbeda tergantung pada habitat ikan gelodok.