Papua merupakan salah satu pulau di Indonesia yang letaknya di bagian timur. Uniknya tumbuhan dan hewan yang berada di Papua memiliki ciri khas tersendiri dan tidak dapat ditemukan di pulau-pulau lain di Indonesia. Bahkan beberapa diantaranya endemik pulau Papua.
Perlu diketahui, jika pembagian hewan di Indonesia berdasarkan pada garis Weber dan terbagi menjadi tiga bagian. Untuk daerah Papua secara umum hewan-hewan yang dimilikinya mempunyai kesamaan dengan spesies yang berada di Australia dan New Zealand.
Lalu apa saja hewan khas yang dapat ditemukan di Papua? Berikut daftarnya!
1. Burung Kasuari
Burung kasuari banyak ditemukan di Papua dan termasuk ke dalam kelompok burung besar yang tidak dapat terbang. Habitat burung ini yakni hutan hujan tropis yang cukup lebat. Makanan utama dari burung ini adalah aneka buah-buahan hutan yang jatuh, jamur, serangga, tumbuhan, hingga hewan vertebrata kecil seperti katak dan kadal.
Burung kasuari di Papua rata-rata mempunyai tinggi berkisar 99 hingga 135 cm dengan berat antara 18-26 kg. Ciri utama dari burung kasuari yakni tubuh tertutup bulu berwarna hitam dan biru. Akan tetapi di bagian kepala dan leher burung tidak ditumbuhi oleh bulu hanya berupa kulit dengan warna merah dan biru.
Pada bagian atas kepala terdapat tanduk berbentuk segitiga berwarna kecoklatan. Selain bagian kepala dan leher, kaki burung kasuari tidak mempunyai bulu dan dilengkapi dengan tiga jari. Pada jari tengahnya mempunyai sebuah cakar yang cukup besar dan panjang. Tidak heran jika kekuatan utama dari burung ini terletak pada kaki-kakinya yang amat kuat.
Meskipun terlihat cantik dan gagah siapa sangka jika burung kasuari termasuk burung paling berbahaya di dunia karena sangat agresif dan dapat membunuh siapapun yang mengganggu dirinya.
2. Burung Cendrawasih
Burung cendrawasih merupakan burung yang masuk ke dalam family Paradisaeidae. Burung ini terkenal akan keindahan bulu panjang yang dimilikinya terutama di bagian paruh, kepala, sayap, dan ekornya. Uniknya hanya burung jantan saja yang memiliki bulu indah tersebut.
Ada beragam jenis burung cendrawasih yang dapat ditemukan di Papua dan Australia. Dari 43 spesies ada sekitar 30 spesies dapat ditemukan di Indonesia (Papua). Tinggi burung ini berkisar antara 15 cm hingga 110 cm dengan berat antara 50-430 gr, tergantung jenisnya.
Bagi masyarakat Papua sendiri, burung cendrawasih dianggap sebagai titisan surga karena keindahan warna bulunya. Bahkan sejak tahun 1522, para bangsawan Eropa telah memberikan julukan burung ini sebagai “Bird of Paradise”.
Pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, burung cendrawasih pernah dijadikan sebagai komoditas perdagangan hanya untuk diambil bulunya yang nantinya dimanfaatkan sebagai penghias topi wanita.
Meskipun begitu, saat ini burung cendrawasih telah dilindungi untuk menjaga populasinya agar tidak punah.
3. Burung Kakatua Raja
Burung kakatua raja merupakan salah satu jenis burung kakatua dengan ciri khas bulu berwarna hitam dan berukuran cukup besar dengan panjang tubuh mencapai 60 cm. Selain memiliki bulu berwarna hitam, kakatua raja juga memiliki warna lain yakni merah yang terdapat di bagian pipi.
Terdapat jambul besar berwarna hitam pada bagian kepala yang dapat ditegakkan dalam kondisi tertentu. Paruhnya bengkok dan tidak dapat menutup dengan rapat, sebab ukuran paruh antara bagian atas dan bawah berbeda.
Makanan utama burung kakatua raja adalah biji-bijian seperti kacang pinus, kenari, dan lain sebagainya. Burung kakatua raja banyak ditemukan di hutan hujan tropis dataran rendah, hutan sekunder, kawasan tepi hutan hingga dataran dengan ketinggian hingga 1.300 mdpl.
Kakatua raja jantan dan betina memiliki bentuk serta ukuran tubuh yang sama. Hanya saja burung betina berukuran lebih kecil. Karena keindahan bulu dan sifatnya yang cukup jinak, burung ini banyak dijadikan sebagai salah satu hewan peliharan bagi pecinta burung.
4. Kanguru Pohon Mantel Emas
Tidak hanya Australia saja, kanguru juga dapat ditemukan di Papua yakni kanguru pohon mantel emas. Kanguru ini termasuk hewan langka dan hanya dapat ditemukan pada daerah sangat terpencil, tepatnya di Pegunungan Torricelli Papua Nugini dan Pegunungan Foja.
Kanguru pohon mantel emas mempunyai ciri tubuh ditutupi oleh rambut-rambut halus pendek berwarna coklat muda, terdapat warna kuning di sekitar leher, pipi, dan kakinya. Pada bagian bawah perut bulu berwarna lebih pucat dengan dua garis keemasan pada bagian punggungnya.
Kanguru ini menghabiskan sebagian besar hidupnya berada di atas pohon dalam hutan. Tangan dan kakinya sama panjang yang digunakan untuk memanjat dahan pohon. Meskipun tinggal di atas pohon, sesekali kanguru pohon matel emas turun ke tanah untuk mencari sumber air.
Kemunculan kanguru pohon mantel emas kepada publik terjadi pada tahun 1990 oleh Pavel German. Akan tetapi pendapat lain mengatakan jika keberadaan kanguru ini telah diketahui pada pertengahan tahun 1980-an oleh Tenkile Conservation Alliance, sebuah lembaga non-profit konservasi satwa liar di Papua Nugini.
Sejak ditemukan, keberadaan kanguru pohon mantel emas telah terancam kepunahannya. Hal tersebut disebabkan karena hewan ini banyak diburu untuk dikonsumsi dagingnya masyarakat pedalaman serta kerusakan hutan yang menjadi tempat tinggalnya.
5. Ekidna Moncong Panjang Timur
Ekidna moncong panjang timur merupakan salah satu spesies dari genus Zaglossus yang hanya dapat ditemukan di Papua. Sekilas ekidna terlihat seperti landak pada umumnya, hanya saja duri pada tubuhnya tidak terlalu banyak seperti landak lainnya.
Sebagian besar duri pada tubuhnya berwarna hitam dengan ukuran pendek. Terdapat beberapa duri berwarna terang sehingga terlihat kontras dengan duri hitam yang dimilikinya.
Perbedaan lain dari ekidna moncong panjang timur dibandingkan ekidna lainnya yakni jumlah kuku kaki depan dan belakang yang berbeda. Pada kaki bagian depan, kuku kaki berjumlah lima sedangkan kuku kaki bagian belakang berjumlah empat.
Mulutnya berbentuk moncong yang cukup panjang, berfungsi menggali makanan yang berada di dalam lubang-lubang tanah atau pohon. Hal ini sesuai dengan jenis makanannya yakni rayap, semut, dan serangga kecil lainnya.
Ekidna moncong panjang timur hanya dapat ditemukan di ketinggian 2000 hingga 3000 meter di atas permukaan laut.