3 Penyakit Umum Pada Burung Murai Batu

Penyakit merupakan suatu hal yang wajar terjadi pada makhluk hidup. Semua makhluk hidup, termasuk juga binatang pasti pernah menghadapi permasalah berupa penyakit. Permasalah ini juga tidak lepas terjadi juga pada burung murai batu.

Burung murai batu bisa dibilang merupakan jenis burung primadona yang banyak menjadi incaran para pecinta burung. Burung yang masuk ke dalam genus Copsychus dan memiliki nama lain Shamas ini dapat ditemukan dengan mudah di hutan tropis dengan kondisi rindang akan dedaunan dan pepohonan di Afrika dan Asia.

Alasan jenis burung kecil yang memiliki suara bagus ini banyak digemari yaitu karena suara kicauannya yang merdu dan bentuk tubuhnya yang indah. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang dapat terjadi pada burung murai dan menyebabkan pemilik menjadi risau, salah satunya yaitu ketika burung murai terserang penyakit.

Penyakit yang dapat dialami oleh burung murai juga cukup beragam, berikut beberapa daftar dari penyakit yang seringkali dialami oleh burung murai batu:

  • Tetelo

Tetelo merupakan jenis penyakit yang cukup sering terjadi pada burung murai dan juga pada jenis unggas lainnya. Penyakit ini sering kali menyerang burung lovebird, namun burung murai juga tidak lepas menjadi sasaran penyakit ini.

Penyakit tetelo adalah penyakit yang menyerang bagian saraf, saluran pernafasan, dan juga saluran pencernaan unggas. Penyakit ini sendiri disebabkan oleh virus bakteri new disease. Yang menyebabkan penyakit ini cukup berbahaya yaitu karena penularannya yang cukup mudah. Tetelo dapat ditularkan melalui makanan, minuman, dan juga udara.

Gejala yang mungkin dialami burung murai ketika terjangkit penyakit tetelo yaitu adanya penurunan nafsu makan, sesak atau kesulitan untuk bernafas, batuk, sayap yang tampak turun dan tubuh gemetar, dan juga kepala yang sering geleng-geleng atau berputar-putar. Pemilik harus mulai curiga dan segera mengambil tindakan medis ketika burung mulai mulai menunjukkan beberapa tanda-tanda yang telah disebutkan sebelumnya.

Tindakan Yang dapat dilakukan pada burung yang telah terjangkit tetelo sendiri yaitu dapat dengan melakukan isolasi pada burung yang sakit, atau dengan menggunakan obat syaraf untuk burung yang dapat dibeli pada toko binatang dan diberikan sesuai dengan dosis yang tertera pada anjuran kemasan obat. Jenis obat untuk burung murai lumpuh sangat penting untuk diketahui oleh para pemilik burung murai untuk dapat menhadapi permasalahan ini.

Untuk pencegahan dari penyakit ini sendiri dapat dengan selalu menjaga kebersihan kandang dan tempat makan serta tempat minum burung, selalu mengganti air minum burung murai 2 kali per hari, dan dengan memberikan pangan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan burung murai.

  • Serak

Sebagai burung peliharaan yang banyak disukai karena suara kicauannya yang merdu, kondisi burung murai yang serak pasti sangat mengganggu. Sayangnya, sakit kerongkongan atau juga tenggorokan pada burung murai yang dapat berujung menyebabkannya serak cukup sering untuk terjadi.

Hal yang dapat menjadi penyebab burung murai serak selain itu yaitu burung yang terlalu sering berkicau dengan suara yang lantang dan keras. Selain itu, burung murai juga dapat mengalami serak karena burung yang dijemur terlalu lama atau terdapat makanan yang tersangkut pada kerongkongannya.

Gejala fisik yang dapat dilihat ketika burung murai serak yaitu tubuhnya yang pucat, menurunnya nafsu makan, suara yang menjadi lebh kecil dan terdengar ngeriwik, atau bahkan suara yang tidak dapat keluar sama sekali.

Untuk mencegah terjadinya suara serak pada burung murai, dapat dilakukan pencegahan berupa penjemuran yang terlalu lama, khususnya untuk penjemuran di atas pukul 10:00 siang, kemudian berikan makanan yang bergizi dan berkualitas.

Selain itu, ketika memberikan makanan berupa jangkrik, jangan lupa untuk membuang bagian kepala dan juga kaki jangkrik agar tidak menyangkut pada kerongkongan dan menyumbat keluarnya suara burung murai.

Bagi burung yang sudah terlanjur mengalami serak, pemilik tidak perlu risau, hal ini dapat diatasi dengan memberikan rebusan air jahe merah atau dengan memberikan campuran madu pada EF jangkrik atau kroto.

Selain itu, perbanyak waktu istirahat burung dengan menempatkannya pada tempat yang sunyi, nyaman, dan jauh dari kebisingan. Ketika suara burung murai tidak juga segera membaik, berikan obat seperti Enroforte, Neo Meditril, atau Trimezyn. Jangan lupa untuk menyesuaikan dosis obat untuk diberikan kepada burung.

  • Luka Pada Kaki

Penyakit lain yang juga cukup sering terjadi pada burung murai yaitu adanya luka pada bagian kaki burung. Luka yang seringkali terdapat pada burung murai yaitu sisik tebal, pincang, dan jiga pincang. Burung murai yang memilki luka pada kakinya merupakan dalah satu penyebab murai batu kurang lincah dan kurang aktif.

Luka pada kaki seringkali ditandai dengan adanya pembengkakan berwarna merah pada bagian kaki burung. Pembengkakan biasanya hanya terjadi pada satu kaki, sehingga burung murai kerap kali hanya berdiri dengan menggunakan satu kakinya. Selain itu, burung murai yang tengah mengalami luka akan menjadi lebih pendiam dan jarang berkicau.

Untuk mengatasi masalah pembengkakan atau luka lain pada kaki burung murai dapat dilakukan dengan mengoleskan obat merah pada bagian yang luka. Untuk kaki yang bengkak, dapat diberikan semprotan air hangat yang telah ditambahkan garam dan arak.

Manfaat air garam untuk burung murai batu yaitu salah satunya untuk membantu mengatasi pembengkakakn pada kakinya. Selain obat luar, burung murai juga dapat diberikan obat antibiotik pada air minumnya untuk membantu mempercepat pemulihan luka pada burung murai.