Burung cendrawasih bisa ditemukan di Indonesia bagian Timur, seperti yang dikenal selama ini berada di Papua. Kecantikan burung cendrawasih membuatnya menjadi salah satu hewan yang dilindungi saat ini. Terlebih, berdasarkan data bahwa populasinya dari waktu ke waktu semakin berkurang. Faktanya, burung cendrawasih merupakan salah satu hewan yang dilindungi berdasarkan keputusan Undang-undang nomor 5 tahun 1990. Undang-undang tersebut memuat tentang konservasi sumber daya alam dan seluruh ekosistem.
Burung cendrawasih merupakan anggota dari family Paradisaeidae. Ciri khas dari burung ini sangat berbeda dengan burung lainnya, seperti merpati. Perbedaan ini terletak pada bentuk ekornya, di mana burung cendrawasih memiliki ekor yang memanjang disertai dengan bulu yang menjuntai indah. Untuk ukuran tubuhnya, burung cendrawasih memiliki bobot seberat kurang lebih 50 hingga 430 gram. Perbedaan bobot ini didasarkan kepada jenis burung cendrawasih tersebut.
Berikut ini merupakan beberapa fakta burung cendrawasih. Di mana berdasarkan data, terdapat 14 jenis burung cendrawasih, 43 spesies banyak ditemukan di Papua, Papua New Guinea, hingga di Australia. 28 bisa ditemukan di hutan Papua dengan family Paradisaeidae merupakan yang paling popular. Spesies yang tergolong ke dalam family Paradisaeidae di antaranya adalah cendrawasih kuning besar dan Paradisaea apoda.
Di samping itu, burung cendrawasih tergolong ke dalam hewan yang bisa dibudidayakan dengan berbagai cara, dan juga berstatus Citex Appendix 2. Di mana burung cendrawasih ini bisa digunakan untuk keperluan penelitian akan tetapi jumlahnya sangat dibatasi. Tidak hanya itu, penggunaan burung cendrawasih ini juga harus mendapat izin dari pihak yang berwenang.
Dahulu kala, spesies burung cendrawasih bisa ditemukan dengan sangat mudah dan memiliki populasi yang besar di hutan Papua. Akan tetapi, karena adanya ulah manusia sehingga menyebabkan spesies burung ini semakin berkurang hingga terancam punah. Hal-hal berikut ini merupakan penyebab kelangkaan burung cendrawasih:
1. Perburuan Liar
Perburuan liar menjadi penyebab utama kelangkaan burung cendrawasih. Hal ini dikarenakan burung cendrawasih memiliki daya tarik tersendiri yang bisa dilihat pada bulu yang melekat di tubuhnya. Tingginya minat orang-orang membuat burung cendrawasih ditangkap secara paksa dan illegal. Padahal, perburuan liar ini telah dilarang oleh pemerintah.
Pada dasarnya, bulu dari burung cendrawasih ini diambil kemudian diperdagangkan dengan harga yang lumayan mahal. Selain itu burung cendrawasih juga kerap diperdagangkan untuk dijadikan hewan peliharaan. Dengan adanya aktivitas ini maka tentu saja spesies burung cendrawasih akan semakin berkurang.
Seperti pada sebuah kasus di Kampung Barawai, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Di mana masyarakat setempat mengganggap bahwa burung cendrawasih dijaga sangat ketat. Akan tetapi, masyarakat lain yang berasal dari luar wilayah kampung tersebut berusaha mencuri dengan cara menembak mati cendrawasih dengan senapan. Burung cendrawasih yang telah mati kemudian diperdagangkan secara illegal. Meskipun berbagai upaya tetap dilakukan untuk menjaga spesies burung cendrawasih tersebut akan tetapi tetap saja tidak mencapai hasil yang maksimal.
2. Habitat yang Rusak
Habitat merupakan wilayah atau tempat kumpulan makhluk hidup di mana mereka melakukan interaksi dengan berbagai komponen, baik fisik maupun komponen kebutuhan lainnya. Apabila habitat ini rusak maka tentu saja akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup tersebut. Terlebih untuk bebrapa satwa yang hidup di alam bebas. Suatu habitat sangat penting untuk dilindungi.
Tak terkecuali untuk burung cendrawasih. Dalam hal ini, habitat yang rusak merupakan penyebab kelangkaan burung cendrawasih, dan tergolong masalah yang paling rumit. Habitat yang rusak bisa mengganggu perkembangbiakan mereka di mana tidak tersedianya lagi tempat. Dan juga habitat yang rusak menjadi penyebab berkurangnya tempat perlindungan mereka di alam. Makhluk hidup apapun jika habitatnya rusak maka tentu saja akan membuat hidupnya terganggu.
Contoh dari habitat yang rusak adalah adanya penebangan liar pada sebuah hutan di mana hutan tersebut merupakan habitat dari burung cendrawasih. Selain itu, adanya perubahan pada fungsi habitat, juga merupakan salah satu contohnya. Di mana hutan dialihfungsikan menjadi pusat kegiatan masyarakat setempat.
3. Reproduksi yang Lamban
Melakukan reproduksi adalah hal yang sangat penting bagi makhluk hidup. Dengan bereproduksi mahkluk hidup bisa menjaga dan melestarikan spesiesnya. Dengan spesies yang lestari maka mereka akan terhindar dari kepunahan. Bayangkan saja, jika di bumi ini tidak ada lagi makhluk hidup yang bereproduksi, tentu saja kita akan punah.
Akan tetapi, sifat reproduksi masing-masing organisme makhluk hidup yang ada di bumi sangatlah berbeda-beda. Hal ini tergantung dari spesiesnya. Ada makhluk hidup yang memiliki siklus reproduksi yang cepat, dan ada pula yang lamban. Burung cendrawsih tergolong makhluk hidup yang sifat reproduksinya sangat lamban.
Untuk menarik perhatian betina, burung cendrawasih jantan biasanya berkumpul dan bersaing dalam memperlihatkan kecantikannya. Ada pula jenis burung cendrawasih yang lain yang melakukan tarian perkawinan untuk menarik perhatian betina. Jika berhasil bereproduksi maka burung cendrawasih akan bertelur dengan jumlah telur yang tidak pasti.
Biasanya satu jenis burung cendrawasih yang memiliki badan yang besar hanya menghasilkan satu telur saja, sedangkan jenis burung cendrawasih yang berbadan kecil biasanya menghasilkan dua hingga tiga telur saja. Inilah yang disebut reproduksi yang lamban, sehingga menjadi penyebab kelangkaan burung cendrawasih tersebut.
4. Perekonomian Masyarakat yang Sulit
Perekonomian yang sulit di kalangan masyarakat setempat, khususnya di Papua merupakan penyebab lain dari kelangkaan burung cendrawasih. Dalam hal ini masyarakat secara terpaksa menjual mahkota cendrawasih. Di pasaran, mahkota cendrawasih memiliki harga yang lumayan mahal.
Mahkota tersebut kerap digunakan pada saat penyambutan tamu-tamu maupun digunakan oleh para penari. Bahkan, faktanya oknum-oknum yang membeli mahkota burung cendrawasih ini adalah pejabat-pejabat pemerintah yang sepatutnya menjaga habitat burung cendrawasih tersebut.
Meski demikian, telah ada pernyataan dari pemerintah untuk tidak memanfaatkan mahkota burung cendrawasih lagi secara illegal. Akan tetapi, pada kenyataannya masih belum ada kesadaran dalam memahami bahwa populasi burung cendrawasih sedang kritis, sehingga praktek perdagangan ini masih kerap dilakukan dengan bebas. Terlebih, bagi masyarakat setempat, mereka harus menghidupi keluarga, sehingga kegiatan ini terus dilakukan dan dijadikan mata pencaharian.
Dengan adanya masalah ini maka beberapa pihak telah mencoba untuk berusaha melindungi dan menjaga habitat burung cendrawasih. Salah satu cara melestarikan burung cendrawasih dengan mendirikan penangkaran. Taman Burung dan Rimba Reptile Bali yang berada di Gianyar bali merupakan salah satu penangkaran burung cendrawasih yang tergolong berhasil. Di samping itu, kegiatan penangkaran telah banyak dilakukan pada beberapa jenis burung yang dianggap terancam punah, seperti cara penangkaran untuk elang jawa.