Ketahui 11 Penyebab Kucing Baru Lahir Mati

Kehamilan kucing sering kali berisiko. Salah satu risiko terjadi ketika pasca kelahiran. Ada beberapa kasus ketika bayi kucing yang lahir mati setelah dilahirkan. Bisa juga beberapa jam kemudian langsung mati. Umumnya, 75 persen hingga 95 persen anak kucing bisa mencapai umur delapan minggu.

Dari situ, sayangnya, sekitar 20 persen hingga 40 persen tidak bisa bertahan hidup hingga dua belas minggu. Persentase ini juga dipengaruhi oleh perkawinan beberapa jenis kucing. Dari semua kelahiran, bayi kucing persia sangat rentan terhadap mortalitas ini.

Mungkin bagi pemilik kucing sangat membingungkan. Secara umum, Penyebab kucing baru lahir mati ini bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Mari kita membahas penyebab kucing baru lahir mati supaya kita bisa mencegah risiko ini.

  • Cacat Fisik Sebelum Lahir

Ketika kucing mengandung, pembentukan embrio mulai dari awal hingga berbentuk kucing melalui tahap-tahap khusus. Tapi, di beberapa kasus, ada tahap-tahap yang pembentukannya kurang sempurna. Dua contohnya yaitu bibir sumbing dan cacat pada struktur tulang.

  • Malnutrisi

Ketika masih di dalam kandungan, embrio kucing mendapat energi dari nutrisi yang dikonsumsi oleh induknya. Pertanyaannya, apakah induk kucing cukup mengkonsumsi nutrisi? Kita tidak tahu ada berapa embrio kucing di rahim.

Bagaimana jika ada sepuluh embrio sedangkan nutrisi yang dikonsumsi hanya cukup untuk delapan embrio? Jika contoh kasus ini terjadi, berarti empat embrio kucing akan mengalami malnutrisi. Tentu ini berefek pada proses pembentukan embrio hingga menjadi kucing.

Bisa jadi cacat internal atau eksternal. Meski tidak cacat pun, kesiapan bayi kucing untuk menghadapi dunia luar akan berkurang. Asuplah induk kucing dengan makanan kucing yang cukup dan tingkatkan nafsu makannya bisa dengan menggunakan vitamin penambah nafsu makan kucing.

  • Distoksia

Distoksia adalah kesulitan untuk melahirkan. Distoksia terjadi ketika frekuensi kontraksi di bawah normal atau daya kontraksinya lemah. Sehingga terjadi kegagalan ketika proses pengeluaran bayi kucing. Secara statistik, kejadian ini sangat jarang ditemui pada kucing.

  • Hipotermia

Secara bahasa, hipotermia adalah suhu tubuh di bawah standard. Seperti yang kita tahu, kucing yang baru dilahirkan sangatlah rapuh. Ketika suhu di bawah standard, nafas dan detak jantung kucing berkurang, bisa jadi menjadi ciri-ciri kicing kedinginan. Usahakan jangan sampai memandikan bayi kucing karena juga berisiko hipotermia. Kondisi ini juga bisa terjadi karena kekurangan asupan gula. Jika dibiarkan tanpa perawatan, bayi kucing akan sekarat dan mati.

  • Hypoxia

Secara bahasa, hypoxia berarti kekurangan oksigen. Ini terjadi ketika darah di arteri tidak mengikat oksigen secara sempurna. Kondisi ini sangat berbahaya karena oksigen sangatlah penting untuk tubuh dan akan berefek ke berbagai organ.

  • Kekurangan Berat Badan

Bayi kucing yang baru lahir tapi berat badannya di bawah 75 gram tergolong prematur. Ini disebabkan oleh malnutrisi seperti yang dijelaskan di atas atau penyakit toksoplamosis. Semakin rendah berat badannya, maka kemungkinan mati semakin besar. Sebab itu ketahui berat badan ideal untuk anak kucing.

  • Neonatal Isoerythrolysis

Neonatal Isoerythrolysis memang nama yang susah disebutkan. Lebih mudahnya sebut saja hemolytic anemia. Di dunia kucing, antibodi sudah ada di darah induk sebelum melahirkan. Sebagian besar, bayi kucing mendapatkan imunitas dari susu induknya. Ketika mereka mengkonsumsi antibodi ibunya yang berbeda dengan golongan darahnya, maka masalah terjadi.

Ketidak sesuaian ini akan mengurai sel darah merah bayi kucing dan berakibat anemia. Pemilik kucing bisa mendeteksi gejalanya seperti bayi kucing yang lemas, depresi, membran mukus yang pucat, demam dan urin yang mengandung darah. Jika gejala ini terjadi, segera bawa anak kucing kamu ke dokter hewan.

  • Infeksi

Sistem imun sangatlah penting untuk bayi kucing yang baru lahir. Sebisa mungkin, bayi kucing harus segera menyusu ke ibunya untuk mendapatkan nutrisi dan imunitas. Maksimal dua jam. Imunitas bayi kucing sangatlah lemah. Sehingga rentan oleh serangan bakteri dan virus. Apalagi jika lingkungannya tidak higienis.

  • Hypoglycaemia

Tidak hanya imunitas, bayi kucing juga sangat perlu energi ketika baru lahir. Mereka masih sangat bergantung pada susu induknya. Susu induk kucing mengandung gula. Gula inilah yang mendukung energi bayi kucing. Jika kekurangan kandungan gula, maka kucing akan mengalami hipoglikemia. Gejalanya meliputi lemas, hipotermia, kesusahan bernafas, koma dan bahkan kematian.

  • Dehidrasi

Bayi kucing sangat rentan terhadap dehidrasi. Karena tubuh mereka lebih banyak berisi air dan masih belum meregulasi kehilangan air dibandingkan kucing dewasa. Mereka bisa kehilangan air melalui ginjal, paru-paru dan kulit. Ditambah lagi kemungkinan diare yang bisa mengurangi kandungan air secara drastis.

Kebutuhan air untuk bayi kucing yang baru lahir sekitar 130-220 ml/kg/hari. Bandingkan dengan kucing dewasa yang hanya 50-65 ml/kg/hari. Untuk penurunan suhu, kita perlu tahu cara menghitung umur kucing. Jagalah bayi kucing supaya tidak kehilangan kandungan air berlebihan. Biasanya terjadi karena suhu yang panas dan diare.

  • Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan meliputi tiga hal, yaitu suhu, kebersihan dan keramaian. Suhu yang ekstrim berpengaruh pada tubuh kucing. Entah itu suhu tinggi atau rendah. Jika terlalu rendah, maka bayi kucing akan mengalami hipoglikemia. Penambahan panas mungkin diperlukan untuk menjaga supaya suhu tetap 29-32 derajat Celcius.

Tujuh hingga sepuluh hari kemudian, suhu bisa diturunkan menjadi 27 derajat Celcius. Bisa diturunkan menjadi 22-25 derajat Celcius ketika usia bayi kucing mencapai tiga puluh hari. Selain suhu, kebersihan dan keramaian juga diperlukan untuk mengurangi kemungkinan infeksi dari bakteri atau virus.