6 Penyebab Nafas Kucing Cepat dan Berbunyi

Nafas yang cepat diiringi dengan cepatnya frekuensi naik turun perut atau dada kucing serta nafas kucing yang berbunyi nyaring sering disebut juga dengan takipnea. Fenomena ini dapat disebabkan oleh beberapa penyakit yang berbeda. Berikut merupakan 6 penyebab nafas kucing cepat dan berbunyi.

1. Stress

Salah satu dari 6 penyebab nafas kucing cepat dan berbunyi adalah stress. Berbagai faktor yang menjadi penyebab stress pada kucing adalah interaksi antara kucing dengan kucing, dengan manusia, maupun dengan lingkungan.

Pemilik kucing seringkali menuntut untuk melakukan kontak intens dengan kucing, hal ini mungkin menyebabkan stress pada kucing karena kucing tidak tahu bagaimana harus merespon serta mengganggu secara fisik.

Penting untung menyediakan akses untuk kucing seperti tempat yang luas, makanan yang cukup, dan memiliki tempat persembunyian. Keberadaan kucing adopsi atau kucing baru dapat meningkatkan kompetisi dan stress pada kucing.

Selain hal itu, beberapa faktor yang menyebabkan stress pada kucing di antaranya dekorasi pada rumah, kucing stress karena baru pindah rumah sehingga tidak mengenal area rumah, perubahan kebiasaan pemilik seperti pergantian waktu tidur dan waktu bangun atau ketika pemilik sering bepergian, keberadaan pengunjung juga dapat mempengaruhi stress pada kucing.

2. Alergi

Bukan hanya manusia, kucing peliharaan juga dapat mengalami alergi terhadap hal yang mereka hirup, makan, atau sentuh. Alergi merupakan bentuk respon tubuh kucing untuk membuang zat yang mengiritasi tubuh, salah satu gejala yang ditimbulkan adalah nafas yang cepat dan berbunyi.

Alergi yang umum terjadi pada kucing di antaranya disebabkan oleh lingkungan, kutu, makanan, dan musim. Serbuk sari, rumput, jamur, dan debu merupakan penyebab umum yang menjadi alasan kucing menjadi alergi dan bernafas cepat.

Gigitan kutu dapat menyebabkan reaksi alergi pada kucing karena air liur kutu mempengaruhi kondisi tubuh kucing. Sama seperti manusia, kucing dapat memiliki reaksi alergi terhadap makanan tertentu. Salah satu tanda alergi pada kucing adalah kesulitan bernafas sehingga bernafas cepat dan berbunyi.

3. Anemia

Anemia pada kucing merupakan penyakit yang diakibatkan oleh adanya penurunan jumlah sel darah merah, hemoglobin, atau keduanya.

Anemia regeneratif pada kucing disebabkan oleh adanya cedera, infeksi, parasit, atau bahkan penyakit kanker yang menyebabkan kucing kehilangan banyak darah secara tiba-tiba. Namun pada anemia jenis ini, sumsum tulang belakang kucing masih dapat merespon pembentukan darah dengan normal.

Anemia non-regeneratif umumnya terjadi karena kucing menderita gagal ginjal sehingga sumsum tulang tidak mampu memenuhi kebutuhan sel darah merah. Namun, anemia non-regeneratif banyak terjadi pada kucing dengan umur tua karena adanya penurunan fungsi metabolisme termasuk regenerasi darah oleh sumsum tulang.

Penyebab anemia selanjutnya adalah autoimun atau disebut juga dengan anemia hemolitik autoimun (AIHA). Anemia ini terjadi karena adanya disfungsi dari sistem kekebalan tubuh dan menghancurkan sel darah yang diproduksi tubuh.

Selain ditandai dengan nafas cepat dan berbunyi, anemia autoimun dapat dideteksi dengan gusi yang pucat hingga kebiruan, berbeda dengan kucing sehat yang gusinya berwarna merah muda.

4. Asma

Asma merupakan penyakit akibat peradangan pada saluran udara di paru-paru yang dipicu oleh alergen atau stress.

Sumber alergi yang terhirup oleh kucing menimbulkan respon imun berupa peradangan yang mengakibatkan iritasi, pembengkakan, dan penyempitan otot saluran udara, dan penumpukan lendir di dinding saluran udara sehingga oksigen sulit masuk dan hal tersebut membuat kucing bernafas cepat dan berbunyi.

Umumnya, kucing bernafas sekitar 25-30 kali dalam satu menit, namun kucing penderita asma cenderung bernafas cepat yakni sekitar 40 nafas per menit saat kucing tidak melakukan aktivitas apapun atau sedang beristirahat.

Indikasi asma lainnya pada kucing adalah kelesuan setelah beraktivitas karena kurangnya asupan oksigen ke dalam tubuh. Penyebab asma lainnya pada kucing di antaranya adalah debu, asap rokok, bahan kimia rumah tangga, parfum, dan aerosol.

5. Suhu Lingkungan

Suhu lingkungan berpengaruh sangat besar terhadap kondisi tubuh kucing. Suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau panas dapat menyebabkan kondisi yang disebut dengan hipertermia.

Hipertermia merupakan demam yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, inflamasi, pengeluaran tenaga berlebihan, dan suhu lingkungan.

Banyak kejadian dimana kucing ditinggalkan dalam mobil saat cuaca sedang terik namun dengan ventilasi mobil yang buruk misalnya dengan membuka jendela karena kondisi ini dapat menyebabkan kucing kepanasan sehingga bernafas cepat dan berbunyi.

Gejala lain yang dapat diamati untuk mencegah kucing over heating adalah kucing terlihat gelisah dan seringkali mencari tempat yang lebih sejuk, telapak kaki yang berkeringat serta air liur yang terus menerus mengalir dapat menjadi gejala hipertermia pada kucing.

Hal ini perlu diketahui sebab kondisi hipertermia dapat menyebabkan kucing pingsan dan mematikan apabila tidak segera ditangani.

6. Trauma

Salah satu dari 6 penyebab nafas kucing cepat dan bunyi adalah trauma. Kucing dapat mengalami trauma apabila terdapat perlakuan yang membuatnya tidak nyaman hingga membuat mereka stress.

Tindakan kekerasan pada hewan menjadi salah satu alasan mengapa trauma terjadi karena kucing memiliki memori dan memiliki rasa takut yang berujung pada trauma. Untuk kucing yang takut dengan orang asing, suara ketukan pintu dapat menjadi sumber trauma kucing karena sumber suara ini identik dengan kedatangan tamu.

Trauma pada kucing ditandai dengan tubuh yang bergetar, tidak ingin disentuh bahkan oleh pemiliknya, dan nafas cepat serta berbunyi.

Salah satu upaya untuk mengatasi trauma pada kucing adalah menyediakan tempat yang aman dan damai bagi mereka. Hal ini penting karena trauma dapat menyebabkan stress berkepanjangan yang mengganggu kesehatan kucing itu sendiri.