10 Spesies Gajah Purba Penting Untuk Diketahui

Gajah merupakan hewan mamalia darat terbesar yang masih bertahan hidup saat ini. Dimana gajah ini termasuk sebagai hewan purba dari generasi terakhir yang masih bisa bertahan hidup di zaman modern, meskipun saat ini populasi mereka di alam liar menurun drastis.

Nah pada kesempatan kali ini, akan disampaikan ulasan kepada anda tentang spesies gajah purba yang perlu anda ketahui. Ada sekitar 10 spesies gajah purba yang telah diungkap keberadaannya oleh para ilmuwan, apa saja jenis gajah tersebut? mari simak jawabannya dibawah ini.

1. American Mastodon

American Mastodon

Dari namanya sudah bisa menebak ya asal dari spesies gajah purba yang satu ini? American Mastodon ini memang dulunya penghuni dari benua Amerika. Habitat dari gajah ini tersebar luas dari Amerika Utara mulai dari Alaska, Pesisir timur Amerika Serikat hingga Meksiko.

Diperkirakan jika gajah ini hidup di era Paleogen yakni sekitar 30 juta tahun lalu, dan saat ini anda hanya bisa melihat sisa tulang belulangnya saja yang di museum. Dan masalah ukurannya jauh berbeda dibanding gajah India yang masih hidup hingga saat ini.

American Mastodon betina ini memiliki tinggi 7 Kaki (2,1 meter) sementara si jantan memiliki tinggi 10 kaki (3 meter). Bobot dari gajah ini bisa memiliki bobot hingga 6 ton dan panjangnya mencapai 4.5 meter serta gadingnya memiliki ukuran 2 meter.

Diperkirakan spesies dari gajah ini punah sekitar 10.500 tahun lalu. Oleh karenanya, untuk menjaga spesies yang tersisa sekarang ini, anda harus turut menjaga dan menerapkan cara melestarikan gajah dari kepunahan mulai dari hal-hal sepele.

2. Mammoth Berbulu

Mammoth Berbulu

Untuk jenis gajah ini mungkin sudah tidak asing lagi, karena memang Mammoth Berbulu seringkali dijadikan sebagai hewan yang ada dalam sebuah film, baik itu film animasi maupun film Hollywood.

Dari film ini sudah diketahui kalau jaman dahulu terdapat spesies gajah yang memiliki bulu tebal dan gading yang berukuran panjang melengkung.

Mammoth Berbulu ini terakhir terlihat pada 4000 tahun lalu di sebuah pulau terpencil di Samudra Arktik. Perlu diketahui, jika dulunya manusia memang pernah hidup berdampingan dengan mammoth tersebut, namun sayangnya manusia purba dahulu berburu mammoth ini sebagai santapannya.

Sementara untuk kulitnya sebagai pakaian dan gading sebagai alat untuk berbulu, dan saat ini anda bisa melihat fosil dari Mammoth ini di museum. Bulu tebalnya kurang lebih mirip seperti ciri-ciri beruang kutub, dikarenakan memang daerah kehidupannya yang kurang lebih sama.

3. Amebelodon

Amebelodon

Spesies gajah selanjutnya ini memiliki ciri khas yang unik dibandingkan gajah pada umumnya, dimana Amebelodon ini memiliki gading di bagian bawah yang bentuknya menyerupai sekop. Dua gading ini memiliki bentuk rata, pipih, dan saling berdekatan.

Fungsi dari gading ini adalah untuk menggali tanah maupun mengikis kulit pohon, dan habitat dari gajah ini berada di wilayah semi-akuatik serta rawa-rawa di Amerika Utara. Dan gajah amebelodon ini hidup di era Miosen Akhir, yakni sekitar 6 juta hingga 10 juta tahun lalu.

Hewan ini memiliki sekitar 6 – 10 kaki (2 – 3 meter) dan bobotnya bisa mencapai 1 – 2 ton. Sama seperti dengan hewan gajah lainnya, dimana Amebelodon ini juga seekor hewan herbivore yang memakan tumbuhan untuk bertahan hidup.

4. Deinotherium

Deinotherium

Pada umumnya gading dari hewan gajah ini bentuknya lurus kedepan atau pun melengkung ke atas, namun untuk spesies Deinotherium ini memiliki keunikan tersendiri dan berbeda dari umumnya. Gading gajah ini justru melengkung ke bawah dan ukurannya cenderung pendek.

Habitat asli dari Deinotherium ini berada di hutan Afrika dan Eurasia, mereka ini hidup di Era Miosen Tengah hingga Miosen Modern yang terjadi sekitar 10 juta hingga 10.000 tahun lalu. Kalau dibandingkan spesies gajah purba lainnya, Deinotherium ini memiliki ukuran paling besar.

Gajah berikut memiliki panjang sekitar 16 kaki (4,87 meter) serta bobotnya bisa mencapai 4-5 ton. Bentuk tubuh dari gajah ini mirip dengan gajah modern, kecuali pada bagian gadingnya yang berukuran pendek, melengkung ke bawah, serta menyatu dengan rahangnya.

5. Palaemastodon

Palaemastodon

Banyak para ilmuwan yang meyakini, jika Palaemastodon ini masih kerabat dekat dari Moeritherium yang menjadi salah satu nenek moyang dari gajah. Sepintas penampakan fisik dari hewan ini menyerupai hewan tapir yang ada di era modern saat ini.

Palaemastodon ini hidup di zaman Eosen akhir, yakni sekitar 35 juta tahun lalu dan habitat aslinya di rawa-rawa wilayah Afrika bagian utara. Sedangkan ukurannya, Palaemastodon ini memiliki tinggi sekitar 2.2 meter, panjang 4 meter, dan bobotnya mencapai 2.5 ton.

Yang membuat gajah ini tampil beda adalah hewan ini memiliki 3 telinga kecil yang terletak di bagian atas guna memastikan tetap kering. Gading dari jenis gajah ini cenderung pendek, dan untuk gading bagian bawahnya memiliki bentuk mirip sekop yang berguna mengeruk tanaman dari tepi sungai maupun dasar danau.

6. Moeritherium

Moeritherium

Mungkin anda tidak akan percaya jika hewan ini merupakan spesies dari gajah, karena memang bentuknya lebih menyerupai kuda nil, tapir, maupun babi hutan. Gajah purba ini memiliki bentuk unik, dan mereka hidup di era Eosen akhir tepatnya sekitar 37 – 35 juta tahun yang lalu.

Moeritherium ini memiliki panjang 8 kaki (2,4 meter), tinggi 70 cm, dan bobotnya hanya 235 KG saja. Memang sangat kecil jika dibandingkan dengan spesies gajah pada umumnya. Kemudian bagian kepalanya, Moeritherium ini memang tidak memiliki ciri-ciri mirip gajah.

Belalainya tidaklah panjang, hanya terdapat bibir atas yang fleksibel seperti tapir. Bentuk gigi dari hewan ini pun juga lebih mirip tapir dibandingkan gajah. Habitat asli dari Moeritherium ini rawa-rawa di Afrika bagian utara.

Berkaitan dengan tapir ini juga sekarang sudah termasuk dalam salah satu jenis hewan yang tergolong langka, dimana ada berbagai penyebab kelangkaan tapir yang perlu anda ketahui, sehingga bisa menghindari untuk menjaga populasinya agar tetap bertahan.

7. Stegomastodon

Stegomastodon

Untuk spesies gajah selanjutnya kali ini bernama Stegomastodon, sekilas bentuk dari hewan ini menyerupai gajah modern yang sering kita ketahui, namun yang membedakannya jenis dari gajah ini pada bagian gading Stegomastodon ukurannya lebih panjang.

Hewan ini hidup pada zaman Pliosen akhir hingga modern, kira-kira sekitra3 juta hingga 10.000 tahun yang lalu. Stegomastodon ini habitat aslinya ada di Amerika Utara dan Selatan, dimana hewan ini memiliki ukuran tinggi 2.6 meter, panjang 4 meter, serta memiliki bobot 4.7 ton.

Gading Stegomastodon ini memiliki ukuran panjang 3.5 meter, dimana untuk ukuran ini terbilang pendek daripada jenis gajah di Dunia yang masih eksis hingga sekarang ini, dengan rata-rata panjang 4 sampai 5 meter.

8. Platybelodon

Platybelodon

Jika diperhatikan sekilas, spesies gajah purba yang satu ini wujudnya mirip dengan Amebelodon dimana mereka memiliki kesamaan pada bagian gading yang berbentuk pipih menyerupai sekop di bagian bawah.

Padahal bentuk dari kedua jenis gajah ini sangat berbeda, untuk wajah Platybelodon ini bentuknya lebih pipih, datar, dan lonjong, sementara untuk wajah dari Amebelodon mirip dengan gajah modern yang ada saat ini.

Platybelodon ini hidup pada zaman Miosen akhir yakni sekitar 10 juta tahun lalu, dimana hewan ini hidupnya di rawa-rawa, danau, maupun sungai di Eurasia dan Afrika.

Fungsi dari gading gajah ini yang berbentuk sekop adalah untuk menggali tanah, mengkuliti pohon, maupun menemukan vegetasi yang ada di sungai.

9. Barytherium

Barytherium

Kalau jenis gajah yang satu ini memang mirip banget dengan tapi, namun mereka ini adalah Barytherium yang menjadi perpaduan antara kuda nil dengan gajah. Barytherium ini merupakan salah satu nenek moyang dari gajah paling awal.

Mereka hidup di jaman Eosen akhir hingga Oligosen awal, kira-kira sekitar 40-30 juta tahun lalu. Dan Barytherium ini menjadi penghuni hutan Afrika, diantaranya seperti Libya, Oman, dan Mesir.

Jika dilihat lebih detail lagi, hewan ini memiliki dua pasang gading pada bagian rahang bawah dan atas, gading ini muncul karena adaptasi dengan makanan, diperkirakan mereka memiliki panjang 3 meter dan berat 1-2 ton.

10. Phiomia

Phiomia

Dan spesies gajah yang terakhir kali ini adalah Phiomia, dimana sekilas tubuh dari hewan ini mirip dengan gajah modern, namun bedanya mereka memiliki belalai yang pendek dan 4 gading berukuran mungil yang terdapat di rahang atas dan bawah.

Dulunya Phiomia ini hidup di Afrika dan Eurasia sekitar 37 – 30 juta tahun yang lalu. Diprediksi, jika Phiomiaini memiliki panjang sekitar 3 meter (10 kaki) dengan bobotnya hanya 500 Kg.

Fosil dari hewan ini yang ditemukan oleh para peneliti sangat terbatas, mereka hanya menemukan satu set gigi bagian atas dan bawah serta beberapa bagian kerangka saja. Meskipun gadingnya pendek, namun hal itu bisa mereka gunakan untuk mencari makan maupun menghindari predator.

Kurang lebih itulah berbagai macam jenis gajah purba yang bisa menjadi pembelajaran bagi anda, bahwasanya dulunya gajah itu juga beragam bentuk. Selain itu, ketahui juga pembahasan mengenai hewan dengan umur paling panjang di Dunia, bahkan tidak bisa mati sekalipun ada yang seperti itu.