4 Penyebab Kelangkaan Tapir yang Patut Jadi Perhatian

Tapir masuk ke dalam hewan herbivora yang bisa ditemukan pada wilayah hutan tropis Sumatera dan tersebar di pinggiran sungai. Sekilas, bentuk tubuh dari Tapir ini cukup mirip dengan babi, dan moncong yang memanjang menyerupai trenggiling, serta telinga yang mirip badak.

  • Tapir termasuk ke dalam hewan nocturnal atau dengan kata lain aktivitasnya lebih sering dilakukan pada malam hari, termasuk mencari makan.
  • Tapir juga merupakan hewan yang tidak menyukai menampakkan diri, pemalu, dan sering menyamarkan kehadiran dengan bersembunyi di semak-semak.
  • Ukuran fisik Tapir ini rata-rata mencapai ukuran 90 hingga 107 sentimeter, dan bobot tubuhnya rata-rata sekitar 250 hingga 320 kilogram. Bahkan Tapir dengan bobot terberat tercatat mencapai 500 kilogram, dimana Tapir tersebut merupakan Tapir dari Asia.
  • Meski memiliki bobot yang lumayan berat akan tetapi, hewan ini memiliki kemampuan berlari yang tidak bisa dianggap sepele.
  • Selain itu, kemampuan mendaki dan berenangnya juga sangat baik. Bobot badan seberat itu juga bisa dilihat pada ciri-ciri beruang kutub, yang juga memiliki berat tidak jauh berbeda dari Tapir dan juga dikenal sebagai hewan liar.

Perbedaan Tapir jantan dan betina juga bisa dilihat dari ukuran tubuhnya. Tapir jantan memiliki memiliki ukuran tubuh yang cenderung lebih kecil dari Tapir betina. Jika melihat Tapir, mungkin saja Anda akan beranggapan bahwa warna tubuhnya unik. Di mana setengah bagian dari tubuhnya berwarna hitam dan sebagian lagi berwarna putih.

Selain itu, Tapir juga merupakan hewan soliter, yaitu mereka hidup menyendiri atau sepasang-sepasang. Dalam kesehariannya, Tapir hidup di alam bebas dengan berpindah-pindah dan bisa menjangkau area yang sangat luas, tetapi tetap di rute yang sama.

Kegiatan berpindah-pindah ini dilakukan untuk menemukan lokasi yang optimal untuk memperoleh makanan yang kaya garam mineral. Untuk menandai area atau teritorinya, Tapir biasanya menggunakan urine. Dalam perannya dalam keseimbangan ekosistem hutan, Tapir berperan sebagai penebar biji.

Beberapa waktu lalu, marak diberitakan di media bahwa Tapir mulai sering muncul di area tempat bermukimnya orang-orang, seperti pelabuhan dan perumahan. Tentu saja hal ini merupakan hal yang tidak biasa, jika diingat bahwa Tapir seharusnya berada di hutan, di mana seharusnya hutan merupakan habitat dari Tapir.

Kemudian timbul beragam asumsi yang berkembang bahwa jika kejadian ini terus berlanjut bisa jadi terdapat masalah dengan habitat Tapir. Dengan adanya kejadian ini dan juga ditambah dengan adanya data didapatkan kesimpulan bahwa Tapir masuk ke dalam kategori hewan yang langka dan terancam punah.

Tidak hanya Tapir, harimau sumatera juga telah digolongkan dalam hewan yang terancam punah dan penyebab kelangkaan harimau sumatera dapat dilihat dari berbagai aspek. Lantas, apa saja penyebab kelangkaan Tapir? Berikut ini kami uraikan:

1. Pembalakan dan Konservasi Hutan

Terganggunya habitat suatu makhluk hidup tentu saja akan sangat mengganggu kelangsungan hidup yang ada di dalamnya. Pembalakan dan konservasi lahan hutan saat ini marak terjadi dan tentu saja beragam hewan yang hidup di hutan mencari pelarian dengan memasuki wilayah yang bukan habitatnya. Tapir merupakan salah satu korban dari kegiatan pembalakan dan konservasi lahan hutan ini.

Pembalakan dan konservasi lahan hutan dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan menjadikannya perkebunan. Selain itu, pembalakan ini juga kerap bertujuan untuk membangun sebuah perumahan-perumahan baru. Kegiatan ini tentu saja akan mengurangi atau mengambil lahan yang awalnya merupakan habitat hewan Tapir.

Secara tidak langsung juga, Tapir yang hidup di habitat yang bukan habitat aslinya akan merasa tidak nyaman sehingga kebanyakan dari mereka mati lantaran tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini merupakan salah satu penyebab kelangkaan Tapir.

2. Pencurian dan Perburuan Liar

Seperti informasi yang didapatkan dari media informasi bahwa pada tahun 2017 di negara Venzuela terjadi kasus pencurian hewan pada sebuah kebun binatang. Beberapa jenis hewan menjadi korban pencurian ini, salah satu diantaranya Tapir. Berdasarkan fakta penyelidikan bahwa hewan Tapir ini dicuri karena masyarakat kekurangan pangan. Padahal, hewan-hewan yang ada di kebun binatang tersebut tergolong hewan yang dilindungi, khususnya Tapir.

Selain dicuri, Tapir juga kerap ditemukan mati lantaran kelaparan dalam kebun binatang tersebut. Dengan adanya kejadian ini, maka kondisi Tapir sangatlah memprihatinkan lantas kemudian dianggap sebagai hewan yang mengalami kelangkaan dan terancam punah. Selain fakta pencurian untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, ditemukan juga fakta bahwa Tapir sengaja diburu secara liar untuk kegiatan perdagangan ilegal yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

3. Tapir Tergolong Hewan Primitif

Tapir bisa ditemukan di pulau Sumatera, dimana saat ini pulau Sumatera mengalami banyak perkembangan dari segi pembangunan. Sehingga lahan-lahan yang dulunya hutan kini berubah menjadi pemukiman. Dengan kejadian ini, maka Tapir hanya bisa ditemukan di kawasan-kawasan tertentu saja. Disamping itu, Tapir merupakan hewan primitif. Di mana mereka sudah ada sejak 20 tahun yang lalu.

Berdasarkan fakta di lapangan, hewan Tapir tidak mengalami sebuah evolusi yang berarti. Dalam hal ini, bentuk tubuhnya tidak banyak berubah. Dengan fakta tersebut, bisa diasumsikan bahwa bisa saja hewan Tapir ini tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang semakin hari semakin berubah. Maka hal ini bisa menjadi salah satu penyebab mereka mati yang bisa juga disebabkan karena sakit, sehingga dari tahun ke tahun menjadi penyebab kelangkaannya.

4. Persaingan Ternak

Peternakan menjadi salah satu bidang pekerjaan yang banyak ditekuni oleh masyarakat yang hidup pada daerah hutan maupun pegunungan. Hewan ternak yang dimiliki oleh masyarakat setempat biasanya dilepas bebas pada sebuah area untuk mencari makan.

Tidak terkecuali di hutan. bahkan para peternak seolah melupakan fungsi kandang bagi ternak. Seperti yang diketahui hutan dan pinggiran sungai merupakan habitat Tapir.

Sehingga bisa jadi tanpa sengaja mereka akan bertemu atau berinteraksi dengan hewan ternak yang ada. Bahkan sebuah kasus, di mana Tapir Amerika Serikat mengalami kondisi yang sangat memprihatinkan.

Dimana Tapir yang ada di sana kerap bersaing dengan ternak untuk mendapatkan makanan. Tidak jarang, ada yang ditemukan mati lantaran disebabkan oleh perkelahian dengan hewan ternak tersebut.

Dengan adanya kejadian ini, maka tentu saja akan menyebabkan Tapir mengalami penurunan jumlah spesies dimana hal tersebut akan berdampak pada kelangkaan kemudian terjadi kepunahan.

Dengan banyaknya penyebab kelangkaan Tapir yang terjadi saat ini, maka tentu saja beberapa komunitas pencinta satwa melakukan berbagai upaya dalam menyelesaikan masalah ini. Salah satu caranya dengan membangun penangkaran untuk Tapir.

Selain itu, juga memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat bahwa menjaga habitat satwa sangatlah penting demi menghindari kepunahan. Ketahui pula penyebab kelangkaan burung Cendrawasih dan cara melestarikan burung Cendrawasih agar tidak punah sehingga keturunan-keturunan kita dapat menikmatinya.