7 Alasan Satwa Liar Tidak Boleh Dipelihara

Mungkin memelihara satwa liar sangat menggoda karena tidak banyak yang memelihara hewan seperti itu. Khususnya untuk kalangan yang memiliki uang lagi. Makhluk eksotis seperti ular sanca, simpanse dan makau merah telah memikat hati para pecinta hewan.

Tetapi memelihara hewan eksotis sebagai tidak mudah. Baik untuk manusia maupun hewan itu sendiri. Hewan liar telah hidup selama ribuan tahun tanpa pengaruh langsung manusia. Mereka beradaptasi untuk bertahan hidup di lingkungan yang kompleks dan liar.

Tapi belum tentu bisa beradaptasi dengan baik untuk hidup dengan manusia atau di rumah. Karena itulah lebih baik anda tidak memelihara satwa liar. Berikut adalah pembahasan beberapa alasan satwa liar tidak boleh dipelihara.

  • Bukan Habitat Asli

Alasan pertama satwa liar tidak boleh dipelihara adalah karena lingkungan rumah dan manusia bukan habitat asli mereka. Hewan liar memiliki kebutuhan social, perilaku, nutrisi dan psikologis yang kompleks. Semua kebutuhan mereka tersedia di alam liar.

Kebanyakan orang tidak bisa memenuhi kebutuhan hewan liar yang dipelihara sebagai hewan peliharaan. Hewan liar harus bersama anggota spesies mereka sendiri. Misal meletakkan satwa yang berhabitat di tropis di subtropis. Tentu ini keputusan yang ngawur.

Kecuali kamu bisa berbicara dengan bahasa mereka. Mereka akan mengutarakan apa yang mereka butuhkan padamu. Tapi, sepertinya sama-sama yakin. Meski manusia memahami kebutuhan satwa liar, belum tentu manusia bisa memenuhi permintaan satwa liar.

Coba lihat taman safari atau kebun binatang. Pihak pengelola berusaha sekuat mungkin menyediakan lingkungan yang cocok untuk mereka. Bahkan mereka juga mempekerjakan penjinak hewan yang ahli untuk menenangkan satwa liar.

  • Kamu Bisa Terluka

Alasan kedua satwa liar tidak boleh dipelihara adalah karena kamu bisa terluka. Ini karena mereka memiliki naluri alami.  Menjaga hewan liar sebagai hewan peliharaan bisa berbahaya. Saat dipelihara sebagai hewan peliharaan, kera secara tak terduga dapat menyebabkan cedera parah ketika naluri alami memicu rasa takut agresi atau respons kuat lainnya.

Terjadi karena perilaku manusia yang salah atau tidak dipahami oleh satwa liar. Banyak yang bisa menggigit, mencakar dan menyerang manusia. Pemilik hewan bisa bertanggung jawab secara hukum atas segala kerusakan dan cedera yang disebabkan oleh hewan yang mereka pelihara. Membiasakan orang baru untuk satwa liar bukan perkara mudah.

  • Bahaya Infeksi

Alasan ketiga satwa liar tidak boleh dipelihara adalah karena kamu bisa terinfeksi. Apakah kalian tahu istilah zoonosis? Zoonosis adalah penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Satwa liar membawa beberapa virus dan bakteri yang berpotensi membawa penyakit berbahaya atau fatal bagi manusia.

Seperti Penyakit termasuk distemper, rabies, distemper, salmonella, herpes, TBC, polio, pes dan demam berbintik dari Pegunungan Rocky. Tidak hanya virus dan bakteri, satwa liar juga membawa parasite. Contohnya seperti protozoa dan cacing.

  • Membahayakan Spesies

Alasan keempat satwa liar tidak boleh dipelihara adalah karena membahayakan spesies. Contohnya adalah burung beo.  Burung beo adalah keluarga burung yang paling terancam punah di dunia akibat dari perdagangan hewan peliharaan internasional.

Permintaan global di pasar gelap sangatlah besar. Sehingga memicu penangkapan dan perdagangan ilegal jutaan reptil, mamalia, burung, amfibi dan berbagai jenis satwa.

Contohnya seperti penyebab kelangkaan anoa dan burung cendrawasih yang langka menjadi korban dari fenomena ini. Ketika diangkut, cukup banyak satwa liar yang mati karena para pemburu jahat itu belum tentu memahami satwa yang mereka buru.

  • Tersandung Kasus Pidana

Alasan kelima satwa liar tidak boleh dipelihara adalah karena adanya regulasi khusus tentang perlindungan satwa-satwa itu. Banyak peraturan kota, kabupaten dan provinsi yang melarang kepemilikan satwa liar sebagai hewan peliharaan.

Perlindungan ini memang untuk menjaga spesies hewan langka. Jika ketahuan, kamu akan tersandung kasus pidana dan berakhir di penjara. Percayalah, hidup di penjara itu tidak enak.

  • Tidak Kecil Selamanya

Alasan keenam satwa liar tidak boleh dipelihara adalah karena mereka tidak bayi selamanya. Beberapa orang tergoda untuk memelihara bayi satwa liar. Tergoda karena lucu. Ketika bayi, mereka tampak bergantung pada orang lain untuk kelangsungan hidup mereka.

Tapi dalam waktu yang singkat, bayi satwa liar tumbuh dan naluri alami mereka mulai tumbuh puluh. Mereka mungkin bisa merusak dan melukai. Di saat ini, kebanyakan orang yang telah memelihara satwa liar memutuskan untuk melepaskan kembali ke alam liar.  

Keputusan ini terdengar bijak. Namun tetap salah. Bayi hewan tidak mengembangkan keterampilan penting yang diperlukan untuk bertahan hidup di alam liar selama di bawah peliharaan manusia. Seperti membuat sarang, berburu makanan atau menghindari predator.

  • Tidak Perlu Diselamatkan

Alasan ketujuh satwa liar tidak boleh dipelihara adalah karena tidak semua dari mereka perlu diselamatkan. Ketika jalan-jalan di hutan, mungkin kamu menemui bayi satwa liar. Mungkin mereka terlihat ditinggalkan dan sebatang kara.

Sebenarnya ini berhubungan dengan cara hidup satwa liar. Contohnya cara hidup kelinci. Induk kelinci umumnya memang menjauhi bayi mereka di siang hari untuk menghindari menarik perhatian mereka. Mereka biasanya memeriksa dan memberika makan bayi mereka sekali pada malam hari.

Bahkan induk kelinci hanya menetap selama beberapa menit. Mungkin terdengar kejam, tetapi itulah cara yang dibutuhkan bayi kelinci untuk bertahan hidup. Bukan sentuhan cara manusia. Bahkan ada beberapa hewan yang memang gaya hidupnya menyendiri.