Bagi pecinta hewan peliharaan khususnya burung, mendapatkan jenis burung yang boleh dipelihara, yang langka dan jarang dimiliki oleh orang lain merupakan suatu kesenangan dan kebanggaan. Cukup banyak para kolektor, atau mereka yang sekedar memelihara bahkan sampai mencari ke berbagai kota dan tidak sedikit yang memutuskan untuk impor atau membeli dari luar negeri.
Salah satu jenis yang paling disukai dan dicari oleh para pecinta burung adalah jenis burung paruh bengkok. Terdapat deretan jenis burung paruh bengkok impor yang jenisnya mungkin sulit dicari di Indonesia, namun tetap bisa di dapatkan dari kolektor luar yang membudidayakan jenis tertentu.
Burung paruh bengkok memang memiliki keunikan tersendiri, sehingga cukup banyak peminat yang mengeluarkan uang tidak sedikit untuk bisa mendapatkan burung yang diinginkan. Jenis apa saja yang bisa didapatkan jika ingin impor burung paruh bengkok?
Faktanya tidak semua jenis burung paruh bengkok tersedia di Indonesia. Bahkan beberapa jenis/tipe burung paruh bengkok dilindungi karena masuk kedalam satwa liar dan langka. Sehingga pemerintah melarang adanya pemeliharaan dan budidaya ilegal tanpa pengawasan pemerintah.
Belum lagi jual beli yang dilakukan secara sembarang, sehingga species tersebut terancam punah. Disisi lain, ada juga jenis burung paruh bengkok yang boleh dipelihara secara pribadi di rumah. Selain itu burung ini diperbolehkan dibudidayakan atau diperjualbelikan. Namun tidak semua bisa didapatkan di Indonesia. Sebagian harus dalam proses impor atau pembelian dilakukan dari luar negeri.
1. Mini Macaw
Burung mini macaw masuk kedalam jenis burung paruh bengkok favorit kolektor burung hias. Dengan kelebihan yang beragam, burung mini macaw memiliki corak warna yang cerah dan beragam, belum lagi bulu burung yang indah dengan ekor bulu yang panjang, menambah kecantikan burung macaw.
Selain itu, burung mini macaw dapat hidup hampir 50 tahun, dengan kekuatan paruh bahkan dapat memecah kelapa. Burung mini macaw masuk kedalam jenis burung paruh bengkok impor. Bagi yang ukuran mini, sangat sulit ditemukan di Indonesia kecuali diantara kolektor atau pecinta burung.
Harganya-pun beragam tergantung dari impor dari Meksiko langsung atau negara terdekat seperti Australia. Harga juga berpengaruh dari corak dan warna burung tersebut, semakin menarik semakin mahal. Burung ini bahkan bisa dikenakan belasan juta rupiah per ekor, jika impor dari negeri asalnya Meksiko dan sudah memiliki sertifikat kontes atau kejuaraan.
2. Burung Kakak Tua Jambul Kuning
Ada banyak sekali jenis burung kakak tua yang bisa didapatkan di Indonesia. Namun beberapa jenis kakak tua memang dilindungi oleh pemerintah dan dilarang untuk diperdagangkan. Bukan hanya itu, burung kakak tua yang terkenal pintar ini juga sering menggunakan kepintarannya untuk menarik lawan jenis bahkan manusia.
Sehingga banyak yang ingin memelihara burung kakak tua dirumah sebagai teman peliharaan dan bermain. Namun salah satu jenis burung kakak tua yang boleh dipelihara dan mudah didapatkan yaitu burung kakak tua jambul kuning.
Tipe yang ini cukup banyak di Indonesia, namun sebagian daerah sudah melarang adanya jual beli burung kakak tua jambul kuning. Bahkan harganya mencapai puluhan juta. Sehingga jika memiliki dana lebih dan sangat ingin memelihara si cantik putih ini, maka bisa dilakukan dengan cara impor.
Umumnya pembelian bisa dilakukan ke Australia atau New Zealand. Burung kakak tua jambul kuning ini bisa hidup hingga puluhan tahun. Namun perlu diingat, karena sudah semakin musnah dan burung ini mudah stress dan mati, ada baiknya cara memelihara burung kakatua untuk menyiapkan kondisi ruangan yang layak dan sesuai untuk peliharaan dirumah.
3. Burung Serindit
Burung serindit atau disebut sebagai hanging parrot, merupakan salah satu jenis burung paruh bengkok yang dapat impor. Burung serindit merupakan jenis burung hias dengan harga yang tidak murah, bahkan beberapa pecinta burung mengeluarkan puluhan juta rupiah hanya untuk 1 ekor saja.
Selain harga beli yang mahal, burung serindit juga membutuhkan pemeliharaan yang maksimal, mulai dari kandang yang agak besar dan sejuk, hingga jenis makanan burung serindit yang bagus. Burung serindit merupakan burung arboreal atau hewan yang menghabiskan waktu diatas pohon.
Alasan inilah yang menjadikan para pecinta burung dan mereka yang ingin mengembangbiakan burung serindit harus memiliki kandang atau kurungan burung besar dan terdapat dahan/pohon bertengger. Dengan begitu mereka tidak mudah stress.
Walaupun burung serindit adalah endemik Sulawesi, namun tidak jarang pecinta burung sampai membeli burung ke area Malaysia, Brunei dan beberapa negara tetangga lain. Sehingga tetap harus impor, untuk bisa memiliki burung paruh bengkok serindit ini.
4. Burung Kesturi/ Budgerigar
Jika tertarik dengan burung beo dengan tipe yang unik dan berbeda dari burung beo biasanya maka bisa menggunakan burung kesturi. Burung ini memiliki bentuk yang lucu, dengan bentuk kepala bulat dan kecil, serta ekor yang panjang.
Warna burung kesturi memang berbeda dengan burung hias lain yang umumnya sangat cerah dengan warna warni seperti burung nuri atau lovebird. Selain itu burung kesturi juga masuk kedalam burung paruh bengkok.
Di Indonesia memang cukup sulit menemukan burung ini, sehingga membutuhkan pembelian secara impor jika ingin mendapatkan burung dengan corak yang bagus. Umumnya impor dilakukan dari Amerika Selatan, sehingga biaya burung kesturi per ekornya memakan belasan juta rupiah.
Bagi yang ingin memelihara burung kesturi, tips sebelum memelihara burung beo adalah dengan menyiapkan kandang dan juga pakan yang sesuai seperti buah dan biji-bijian. Kesturi senang bermain sehingga ada beberapa makanan yang harus dihindari yang dapat memicu tindakan ekstrim burung, misalnya coklat, buncis dan beberapa makanan tinggi kafein lain.
5. Burung Lovebird
Burung lovebird cukup banyak di Indonesia. Harganyapun beragam mulai dari harga yang murah hingga harga yang cukup mahal dan di impor dari luar negeri. Namun untuk mencari lovebird yang telah bersertifikat memang tidak mudah.
Sehingga pecinta burung sering mencari dengan sistem impor, mulai dari area Asia Tenggara seperti Thailand dan Filipina, hingga beberapa negara yang lebih jauh seperti Australia. Bagi yang senang memelihara burung lovebird, dapat menggunakan sistem impor untuk burung yang bersertifikat.
Namun jika ingin sekedar memelihara saja, tanpa memperhatikan corak untuk bertanding. maka bisa membeli burung lovebird yang murah dan cukup banyak di pasar hewan Indonesia, seperti di Jakarta, Bandung atau kota besar lain.
6. Burung Macaw
Berbeda dengan mini macaw, burung macaw dengan ukuran normal turut menjadi incaran pecinta burung hias dengan harga yang cukup tinggi. Mulai dari 40 juta rupiah untuk anak burung macaw, para pembeli bahkan sengaja mengincar ke mancanegara hingga Meksiko dan Amerika Selatan. Sebagai negara yang sering membudidayakan burung hias, seperti Indonesia.
Burung Macaw memiliki kelebihan warna yang cantik, paruh bengkok yang kuat dan tajam, usia yang panjang hingga 80 tahun, dan terakhir adalah burung macaw masuk ke burung beo besar. Jika membeli burung macaw dewasa impor, maka dapat memakan biaya lebih dari 50 juta rupiah.
7. Burung Parrot African Grey
African Grey sedang menjadi primadona diantara pecinta burung hias. Warnanya yang unik dan menarik, berbeda dengan burung hias kebanyakan. Selama ini burung hias selalu dipenuhi dengan warna mencolok seperti warna hijau, biru, kuning bahkan corak seperti merah.
Namun, berbeda dengan burung African Grey yang memiliki warna abu muda hingga abu tua. Jika anda tertarik memelihara burung paruh bengkok African Grey, anakan burung ini dihargai kurang lebih 30 juta dan harus impor dari negara luar.
Budidaya parrot di Indonesia masih terbatas, tidak seperti burung hias nuri ataupun burung lovebird. African Grey juga memiliki suara yang indah dan kicauan yang jelas seperti parrot lain, asalkan dilatih dengan baik.
8. Burung Blue Fronted
Blue fronted menjadi salah satu burung beo yang masuk kedalam kategori impor. Burung blue fronted bisa didapatkan dengan transaksi impor dari area Amerika Selatan seperti Brazil, Argentina dan negara Amerika Selatan lain.
Namun burung paruh bengkok yang memiliki tubuh gemuk dan berisi ini memang dikenal sebagai burung hias berwarna hijau cantik, dengan harga yang cukup mahal. Kelebihannya burung blue fronted menirukan suara, bercorak cantik, dan ukuran yang tidak terlalu kecil atau tidak terlalu besar.
Walaupun spesiesnya melimpah di tahun 1980an, namun sekarang burung blue fronted masuk kedalam spesies yang terancam punah. Ditambah lagi beberapa orang menganggap bahwa burung hias ini mudah dikembangbiakan.
Karena masuk kedalam hewan dengan spesies menurun, jika ingin impor maka harus mengeluarkan 50 juta bahkan lebih untuk 1 ekor saja. Jenis burung paruh bengkok yang banyak diimpor dari berbagai negara baik di Asia maupun di benua lain.
Adanya kepunahan menjadikan beberapa jenis burung paruh bengkok harus dipelihara dengan baik, diberi vitamin herbal untuk lovebird agar tidak mati dan menuju kelangkaan. Terutama bagi seorang pecinta burung, pemeliharaan maksimal adalah hal penting untuk menjaga kelestarian burung.