Seperti halnya manusia, kucing pun memiliki beragam perasaan emosi. Beberapa hal dapat menjadi pemicu perubahan mood mereka bahkan dalam waktu sekejap. Sehingga kucing dapat bersikap menjadi lebih agresif dari biasanya.
Untuk sebagian orang, menghadapi kucing yang agresif menjadi hal yang sangat menakutkan dan juga menyeramkan. Selain itu, seringkali bingung harus berbuat apa, karena tidak memahami bagaimana cara menanganinya.
Rasa kesakitan dan ketakutan dapat menjadi beberapa alasan yang dapat menyabkan kucing menjadi agresif. Namun, ada beberapa tanda dan penyebab yang dapat dikenali di balik keagresifan pada kucing.
1. Merasa Sakit
Kucing yang sedang dalam kondisi sakit, umumnya ditandai dengan sikapnya yang menghindari akan adanya sentuhan, tidak melakukan aktivitas apapun, dan jarang bergerak. Apabila ada sentuhan, biasanya dia akan meresponnya dengan suara desisan atau bahkan gigitan.
Perlu diketahui mereka melakukan hal tersebut, karena sedang merasa sakit atau memiliki luka pada pada bagian tubuhnya yang tidak terlihat. Sakit yang mereka rasakan bisa disebabkan karena adanya penyalahgunaan kekuatan fisik dari hewan lain ataupun manusia.
2. Ketakutan
Kucing akan mengalami ketakutan pada saat mereka merasakan adanya perasaan tidak nyaman pada saat bertemu dengan hewan lain ataupun orang-orang baru. Tidak jarang sedang berada di keramaian pun dapat menjadi penyebab kucing merasa ketakutan.
Mengangkat bulu di sekujur tubuhnya dan mengesampingkan ekornya merupakan tanda yang ditunjukan olehnya untuk menunjukan sikap agresifnya.
3. Ingin Bermain
Tidak jarang, kucing bersikap agresif karena memang mood nya sedang dalam kondisi baik. Hal ini ditunjukan dengan matanya yang menjadi lebih besar. Dalam kondisi ini, biasanya mereka akan bermain dengan benda-benda di sekitarnya.
Apabila di sekitarmu, ada kucing yang bermain dengan agresif, dua kemungkinan ini dapat terjadi. Pertama, dia tidak segan akan menggigitmu, karena mereka menganggap kamu ingin mengganggu keasyikannya pada saat bermain, atau yang kedua kucing tersebut dapat menerimamu dengan senang hati untuk bisa bermain bersama.
Ketahui cara bermain dengan kucing di rumah agar kucing mau menerimamu untuk bermain bersama dan tidak marah.
4. Perasaan Trauma
Tidak hanya manusia, yang dapat merasakan trauma, kucing pun dapat mengalami hal yang sama. Trauma yang mereka rasakan dapat terjadi, pada saat kucing merasakan keadaan yang sama dengan pengalaman sebelumnya dengan kondisi saat ini.
Trauma yang mereka alami dapat terjadi karena pernah mengalami kekerasan yang parah. Cara mengatasi kucing trauma adalah dengan mengetahui penyebabnya terlebih dahulu dan latihlah agar lebih percaya diri.
5. Stres
Salah satu ciri-ciri kucing stres adalah bertingkah agresif. Karena berada atau tinggal di lingkungan yang dapat membuatnya stres, seperti rumah dengan orang-orang yang suka berantem atau rumah yang terdapat banyak kucing, sehingga kucing tersebut meresponnya secara agresif. Kamu juga bisa mencari informasi mengenai salah satu penyebab stres pada kucing dengan cara mengatasi kucing stres karena perjalanan.
6. Menjaga Anaknya
Pasca lahiran, kucing betina tentu akan bersikap protektif kepada anaknya. Bau badan anak-anak kucing tersebut dapat menjadi tanda pengenal bagi ibunya.
Karena itu, apabila ada yang berusaha untuk menjauhkan anak-anaknya dari ibunya, atau justru mendekatkan kucing lain yang berada di sekitarnya, sang induk sangat ada kemungkinan akan melukai siapapun yang berusaha mengusik anak-anaknya.
7. Memperebutkan Kucing Betina
Kucing jantan tidak segan untuk berkelahi dengan kucing jantan lainnya, bahkan hingga mengalami luka untuk memperebutkan kuciing betina. Pemenang perkelahian dianggap dapat menjadi pemenang hati kucing betina.
Cara Mengatasi Kucing Agresif
Untuk dapat mengatasi kucing agresif, baiknya harus mengetahui terlebih dahulu penyebabnya. Beberapa langkah dibawah ini dapat dilakukan untuk menghentikan kucing yang agresif, sebelum dia melakukan penyerangan dengan cara menetralkan suasana.
- Alihkan perhatian kucing dengan suara keras
Suara tepuk tangan, membenturkan benda atau bahkan membunyikan sura bel dapat dilakukan untuk mengalihkan perhatian kucing dan menghindari perilaku kucing yang agresif.
- Gunakan barang untuk lindungi dari serangan
Barang yang berada disekitar anda, dapat digunakan untuk melindungi diri dari serangan kucing. Usahakan untuk melindungi area rawan tubuh, seperti wajah atapun leher. Menjauhlah dari kucing dengan gerakan cepat.
- Apabila dibutuhkan, pegang tengkuk kucing
Jika dalam kondisi terpaksa, anda dapat memang bagian tengkuknya, yaitu bagian leher kucing.
- Pisahkan dua kucing agresif dengan menggunakan benda
Hindari berada di sekitar kucing yang sedang berkelahi, karena sangat mungkin anda bisa digigit atau dicakar. Benda seperti kardus dapat dipakai untuk diletakan di antara kedua kucing.
- Jangan mengelus kucing untuk menenangkannya
Karena kemungkinan besar dia dapat menggigit dan mencakar, dan sentuhan yang diberikan dianggap sebagai suatu ancaman. Kucing yang sedang agresif, lebih baik untuk dihindari, bahkan jika kucing tersebut adalah kucing peliharaan anda.
- Berusaha menghindari tidak menatap mata kucing
Kucing mengartikan kontak mata seperti tanda agresi, terutama apabila kucing tersebut adalah kucing liar. Dengan membuat kontak mata, dapat menjadi pertanda baginya kalau anda adalah ancaman. Saat kucing berperilaku agresif, cukup amati dengan pandangan peripheral, memandang bagian samping dari bidang pandang.
- Mengabaikan kucing
Berjalan menjauh dengan mengabaikan kucing adalah pilihan yang tepat. Dengan mengambil langkah ini, dapat memberikan kesempatan bagi kucing untuk bisa menenangkan dirinya.
Jika dapat memahami apa yang menjadi penyebab kucing menjadi agresif, akan menjadi lebih mudah untuk menanganinya. Karena itu kamu bisa melakukan persiapan memelihara kucing bagi pemula.