15 Budidaya Udang di Keramba Jaring Apung Bagi Pemula

Salah satu jenis teknik budidaya akuakultur yang sedang berkembang pesat saat ini selain budidaya udang galah adalah dengan keramba jaring apung atau sering disebut dengan KJA. Tidak hanya membudidayakan ikan, namun sistem KJA ini juga diterapkan dalam budidaya udang. Budidaya udang di keramba jaring apung ini bisa dilakukan di kolam terpal, perairan sungai yang dalam, danau dan juga laut yang sangat efisien serta efektif. Dengan memakai media yang terbilang sempit, teknik ini bisa memberikan hasil panen udang yang berlipat ganda yang pada awalnya dikembangkan pada area pesisir dan perairan danau.

Cara Budidaya Udang di KJA

Dalam penerapan budidaya udang di keramba jaring apung ini, ada beberapa persyaratan teknis yang harus sangat diperhatikan agar hasil yang diperoleh juga bisa maksimal, berikut ulasan selengkapnya.

  1. Memperhatikan Arus Air

Arus air yang digunakan pada lokasi budidaya udang diusahakan tidak memiliki arus yang terlalu kuat akan tetapi tetap terdapat arus supaya pergantian air bisa berjalan dengan baik dan kandungan oksigen terlarut dalam tempat budidaya udang bisa mencukupi seperti halnya budidaya udang air tawar di aquarium. Selain itu, arus air tetap dibutuhkan untuk membersihkan sisa pakan dan kotoran yang terjatuh ke dasar perairan.

Arus yang tidak terlalu kuat sangat baik digunakan untuk mempertahankan kekuatan jaring sehingga bisa dipakai dalam jangka waktu yang lebih lama. Namun jika area budidaya yang digunakan tidak memiliki arus, maka masih bisa diusahakan akan tetapi jumlahnya tidak boleh lebih dari 1% luas perairan. Pada budidaya perairan tidak mengalir, maka unit budidaya sebaiknya diletakkan pada bagian tengah perairan sejajar dengan garis pantai.

  1. Perhatikan Kedalaman Air

Kedalaman perairan juga akan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi budidaya. Untuk lokasi yang dangkal, maka akan lebih mudah terjadi pengadukan dasar karena pengaruh dari arus atau gelombang yang menyebabkan air menjadi keruh.

  1. Memperhatikan Tingkat Kesuburan

Untuk perairan umum dan juga waduk, tingkat kesuburan dibedakan menjadi 3 jenis yakni tingkat kesuburan rendah [oligotropik], sedang [mesotropik] dan juga tinggi [eurotropik]. Untuk jenis perairan yang baik dalam budidaya udang sistem keramba jaring apung adalah perairan rendah sampai sedang, sebab jika terlalu tinggi tingkar kesuburannya, maka akan berisiko terhadap kandungan oksigen terlarut di malam hari yang bisa sangat rendah dan berdampak buruk pada budidaya udang.

  1. Persiapan Kolam Budidaya

Untuk persiapan kolam atau tambak budidaya udang keramba jaring apung, maka bentuknya dibuat memanjang agar sirkulasi oksigen bisa lebih lancar pada saat air mengalir yang tentunya berbeda dengan budidaya udang vaname dengan plastik mulsa. Tambahkan pematang yang kuat dengan kelebaran berkisar 1 meter atau lebih dan tambahkan juga shelter sebagai tempat berlindung udang pada saat pergantian kulit atau molting. Shelter ini bisa dibuat dari pelepah daun kelapa yang diletakkan pada dasar tempat budidaya.

  1. Menyiapkan Benih Udang

Untuk bibit terbaik, maka pilih yang bebas dari cacat fisik, bebas dari parasit, bergerak dengan aktif dan memiliki ukuran yang sama. Sebelum bibit udang ditebar, sebaiknya bibit di aklimatisasi terlebih dulu dengan cara merendam kantung bibit udang dalam kolam selama 15 menit lalu buka penutup kantung selama 15 menit lagi dan keluarkan benih secara perlahan. Usahakan juga agar bibit berenang keluar dari kantung sendiri agar lebih mudah menyesuaikan dengan keadaan kolam budidaya serta lingkungan baru.

  1. Pemberian Pakan

Baik dalam budidaya lobster air tawar ataupun udang, faktor pakan juga menjadi kunci kesuksesan dalam ternak. Untuk pemberian pakan dapat berupa pakan alami dan juga pelet. Untuk jenis pakan alami bisa diberikan fitoplankton yang bisa dikembangbiakan dengan cara menaburkan pupuk kandang. Sedangkan untuk pakan pelet bisa diberikan sebanyak 2 kali sehari yakni sore dan malam hari dimana kedua waktu tersebut merupakan aktivitas udang tertinggi. Jumlah pelet yang diberikan adalah sebanyak 5% dari berat total udang dan juga disesuaikan dengan umur udang dimulai dari pembibitan.

  1. Mengatasi Penyakit Udang

Penyakit yang paling sering menyerang budidaya udang adalah blackspot yang disebabkan karena jamur. Untuk mengatasi penyakit tersebut, maka bisa diberkan obat anti bakterial atau antibiotika serta fungisida ke seluruh kolam meskipun biaya yang dibutuhkan terbilang tinggi. Untuk itu, maka saat memulai budidaya udang ini harus diperhatikan dan dijaga dengan baik supaya biaya produksi tidak membengkak.

  1. Cara Merakit KJA

Untuk membuat keramba jaring apung dalam budidaya udang, maka bisa dibuat dari bahan bambu untuk memasang kantung jaring atau jala seperti budidaya udang vaname air tawar. Bentuknya adalah persegi panjang dengan ukuran bervariasi seperti panjang 2 meter dan lebar 2 meter atau panjang 7 meter dan lebar 3 meter serta ketinggian antara 2 meter sampai 3 meter.

Keempat sudah rakit memakai bambu utuh yang belum dibelah, sedangkan untuk penyambung digunakan bambu yang sudah dipotong menyesuaikan dengan kebutuhan. Setiap sambungan bambu ini nantinya disatukan memakai tali ijuk. Rakit ini tidak dilengkapi dengan titian sehingga saat ingin memberikan pakan atau mengontrol ydang harus mendekati area budidaya memakai sampan atau getek.

  1. Pelampung

Keramba sederhana tidak membutuhkan drum untuk pelampung namun bisa memakai bambu utuh sebagai pelampungnya. Bambu dipotong sebanyak dua sisi lebar dan dua sisi panjang yang nantinya akan diikat dengan bambu yang sudah dipotong memakai ketinggian 170 cm dari dasar rakit. Apabila rakit ingin ditenggelamkan pada air setinggi 150 cm, maka pelampung bambu juga harus dibuat setinggi 150 cm. Agar rakitan kuat, maka pelampung bambu harus memakai bahan dasar bambu dengan diameter yang besar.

  1. Jaring

Untuk jaring atau jala dipilih yang berbahan polyethylene dengan mata jaring yang sudah disesuakan dengan ukuran udang yang akan dibudidayakan. Pastikan lubang jaring tidak bisa diterobos oleh udang namun masih bisa memenuhi kebutuhan oksigen dalam keramba secara baik. Hindari menggunakan mata jala yang terlalu kecil karena meskipun bisa mencegah udang keluar dari jaring namun juga menghambat sirkulasi oksigen dalam keramba.

  1. Pemasangan Keramba Jaring Apung

Untuk memasang jaring pada rangka, maka digunakan tali plastik atau tali iris serta benang plastik untuk merajut lembaran jaring tidak seperti cara budidaya udang hias yang tidak membutuhkan jaring serta tali. Pemasangan jaring yang sudah membentuk kantung tersebut disesuaikan dengan bentuk rakit dan diikat di setiap bagian agar bisa menempel dengan kuat. Apabila jaring ditenggelamkan ke dalam air, maka posisinya tidak bergeser, tambahkan juga dengan pemberat dari batu atau besi pada setiap bagian sudut bawah supaya bentuk jaring tetap berasa di siku.

  1. Pemberat Keramba Jaring Apung

Pemberat yang digunakan pada keramba jaring apung untuk udang biasanya terbuat dari batu atau timah dengan berat sekitar 2 hingga 5 kilogram sehingga jaring tetap simetris yang diletakkan pada setiap bagian sudut jaring terapung.

  1. Tali Keramba Jaring Apung

Tali atau tambang yang digunakan pada keramba jaring apung umumnya akan disesuaikan dengan kondisi perairan. Untuk perairan air tawar umumnya menggunakan tali plastik dengan diameter 5 hingga 10 mm, sementara untuk perairan air asin maka menggunakan tali atau tambang yang terbuat dari bahan nilon atau tali yang kuat pada salinitas. Tali tambang ini nantinya akan digunakan untuk menahan jaring bagian atas serta bawah atau dikenal dengan istilah tali ris.

  1. Perawatan Keramba Jaring Apung

Perawatan keramba jaring apung dibutuhkan agar pemakaian jaring lebih awet dan bisa menurunkan biaya produksi. Cara merawat jaring selengkapnya adalah sebagai berikut:

  • Membersihkan jaring dengan cara disemprot air memakai pompa.
  • Pergantian jaring disesuaikan dengan ukuran udang yang di pelihara atau disesuaikan dengan material yang digunakan pad ajaring dan minimal dilakukan 2 hingga 3 minggu sekali.
  • Material atau bangkai udang yang mati juga harus dibersihkan dan dibuang supaya pertukaran air bisa lancar.
  1. Perhatikan pH Air

Pengukuran pH air bisa dilakukan dengan memakai pH meter atau kertas lakmus tidak seperti budidaya lobster air laut. Sedangkan waktu pengukuran pH air dilakukan pagi hari pada jam 6 atau siang pada jam 12 dan sore pada jam 5. Untuk prosedur pengukuran pH dilakukan dengan cara membuka tutup dari pH meter lalu geser tombol pada bagian atas pH meter dan tunggu hingga angka berada di 0.0. Sesudah itu celupkan ujung dari pH meter dan tunggu hingga angka stabil dan amati serta baca angka tersebut lalu catat.

Sementara untuk mengukur pH air menggunakan kertas lakmus dilakukan dengan cara mencelupkan selembar kertas lakmus dan diukur nilai pH air. Sesudah itu keringkan dengan cara diangin anginkan sampai kertas berubah warna kemudian cocokan warna tersebut dengan warna standar pH indikator yang sudah diketahui nilai pH-nya.

Keunggulan Budidaya Udang Keramba Jaring Apung

Ada beberapa kelebihan yang bisa diperoleh dari budidaya udang dalam keramba jaring apung dan beberapa diantaranya adalah:

  • Menambah efesiensi penggunaan sumber daya.
  • Prinsip kerja usaha keramba dengan teknik pengurungan bisa meningkatkan hasil produksi.
  • Bisa memberikan pendapatan yang lebih teratur.

Berikut adalah bagaimana efisiensi budidaya yang menggunakan jaring apung.

Demikianlah artikel ini disampaikan, semoga bisa menambah pengetahuan dan wawasan.