12 Cara Budidaya Udang Hias Bagi Pemula

Udang hias adalah jenis udang dengan warna cerah yang unik dan terlihat sangat indah sehingga dinamakan dengan udang hias. Udang hias yang harganya lumayan mahal ini bisa dijadikan lahan bisnis sehingga cocok dibudidayakan. Udang hias yang merupakan hewan invertebrata ini sangat mudah beradaptasi pada lingkungan baru dan dapat bertahan pada air dengan pH 6.8 sampai 8.0.

Akan tetapi untuk udang hias yang berasal dari Asia kurang cocok dengan pH air tersebut karena bisa menyebabkan udang stress atau bahkan mati. Selain itu, jika dalam tempat budidaya juga dipelihara jenis ikan yang besar dan kuat, maka bisa membuat udang hias menjadi takut sehingga udang akan menyendiri karena merasa terancam dengan kehadiran ikan tersebut.

Berikut ini adalah cara membudidayakan udang hias yang baik dan benar.

  1. Memilih Jenis Udang Hias

Untuk memulai budidaya udang hias seperti halnya budidaya udang galah, maka langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memilih jenis udang. Untuk jenis udang hias air tawar yang bisa dipilih diantaranya adalah vampire shrimp, black kingkong, black bee, red nose, cardinal shrimp, neon shrimp, snow white, blue pearl, red fire, sunkist, blue bolt, sunkist green, yellow tiger dan berbagai jenis udang hias air tawar lainnya.

  1. Memilih Mitra Hidup

Untuk mitra hidup udang hias atau matetank udang hias terbilang cukup sulit. Jika tempat budidaya cukup besar dan terdapat ikan yang berukuran cukup besar, maka udang hias akan sering bersembunyi karena merasa terancam. Untuk beberapa jenis ikan hias yang bisa hidup bersama dengan udang hias diantaranya adalah ikan plati, ikan tetra dan beberapa jenis udang hias lainnya. Sedangkan untuk jenis ikan yang tidak boleh disatukan dengan udang adalah ikan cupang, ikan cichild dan juga catfish karena bisa membunuh udang hias.

  1. Persiapan Tempat Budidaya

Udang hias membutuhkan tempat hidup di dasar air dan juga membutuhkan tempat untuk bersembunyi seperti bebatuan seperti juga budidaya udang air tawar di aquarium. Selain itu, udang hias juga akan berganti kulit serta kanibalisme sehingga ada banyak hal yang harus dipersiapkan seperti:

  • Tempat budidaya udang hias bisa berupa aquarium, bak atau kolam semen. Tempat budidaya udang hias harus diusahakan berbentuk memanjang atau lebar serta tidak terlalu tinggi karena udang merupakan hewan yang hidup di dasar air.
  • Jika tidak ingin menggunakan tanaman air, maka bisa diganti dengan pasir malang untuk berpijak dan tempat makanan udang berkumpul.
  • Tambahkan bebatuan atau pipa paralon yang berguna untuk tempat berlindung.
  • Aerator juga harus ditambahkan sebab udang hidup di dasar air sehingga aerator ini dipakai untuk suplai oksigen udang hias.
  1. Memasukan Udang Hias

Pada saat akan memasukan udang hias, ada baiknya aquariun atau wadah budidaya sudah diuji secara kimia sebab udang hias rentan terhadap perubahan yang terlalu cepat. Pakai jaring jala yang lunak untuk memindahkan udang ke dalam tempat budidaya secara hati hati. Pastikan untuk menutup bagian atas jaring dengan tangan supaya udang hias tidak melompat. Udang hias yang stress terlihat dari udang yang tidak mau bergerak atau berenang diatas permukaan air atau mengambang yang bisa terjadi karena kualitas air kurang baik. Apabila ini terjadi maka segera periksa air dan ganti.

  1. Pakan Udang Hias

Untuk pakan udang hias bisa berupa cacing beku, lumut dan pelet khusus udang yang tenggelam yang hampir sama dengan budidaya lobster air tawar. Pemberian pakan ini dilakukan dua kali sehari yakni pagi dan sore hari dan takaran juga harus pas. Jangan memberikan pakan terlalu banyak sebab bisa mencemari air dan berpengaruh pada kesehatan udang. Namun untuk beberapa jenis udang hias juga berbeda dalam jenis pakan.

Untuk jenis udang neocaridina atau caridina dan halocaridina rubra, maka pakan yang diberikan berupa hijau hijauan seperti kubis, selada beku, alga atau spirulina tablet. Sedangkan untuk jenis udang hias pearl bisa diberikan pakan berbahan dasar daging atau tablet dan untuk jenis macrobachium bisa diberikan cacing darah beku, cacing rambut atau udang renik beku. Untuk jenis atya tipe pembersih bisa diberikan artemia.

  1. Pergantian Kulit Udang Hias

Molting atau pergantian kulit ikan hias terjadi pada saat udang bertambah besar sebab cangkang bagian luar udang tidak bertambah besar karena tersusun senyawa chitin keras dan tidak elastis. Semakin sering udang hias berganti kulit maka akan semakin pesat pertumbuhannya seperti cara budidaya lobster air laut. Namun pada saat udang hias sedang molting, maka kondisinya akan semakin rentan dan udang akan menyerap kalsium serta magnesium cukup tinggi untuk mempercepat proses molting.

Selain itu selama molting, udang juga akan menurun nafsu makan-nya dan tidak banyak bergerak karena sistem imun tubuh yang menurun. Untuk itu suhu air harus dijaga dengan baik sekitar 28 hingga 30 derajat celcius sekaligus hindari mengganti frekuensi atau volume air sebab guncangan bisa memperburuk keadaan udang selama proses molting. Berikan juga pakan khusus untuk udang hias yang mengandung chitin untuk menutrisi cangkang atau kulit udang. Gunakan juga pakan yang mengandung spirulina atau yeast sehingga bisa menstimulasi sistem imun dan menjaga udang hias supaya terhindar dari penyakit.

  1. Pergantian Air

Tempat budidaya udang hias idealnya harus diganti minimal 30% untuk setiap minggu. Selain itu, dechlorinate juga harus dilakukan sebab udang hias sangat sensitif dengan logam berat serta klorin. Air yang akan digunakan untuk mengganti air kolam budidaya sebaiknya disiapkan beberapa hari sebelumnya dan diberikan dechlorinator agar senyawa beracun dalam air seperti klorin akan terpecah dan hilang.

  1. Alas dan Habitat Tempat Budidaya

Untuk memilih alas tempat budidaya udang hias, bisa menggunakan pasir halus untuk substract dan jangan memakai kerikil besar. Selain itu bisa ditambahkan juga dengan kayu dan batu karang untuk tempat udang bermain. Untuk pH air ideal yang digunakan dalam budidaya udang hias adalah antara 6.2 hingga 7.3 dan untuk suhu adalah 25 sampai 27 derajat celcius.

  1. Mengawinkan Udang

Untuk mengawinkan udang hias sebaiknya dilakukan secara massal supaya udang bisa bebas memilih pasangan sendiri. Untuk perbandingan jantan dan betina dalam sebuah wadah adalah 1:2 atau maksimal 2:5. Udang dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disiapkan dan secara sendirinya udang hias akan mencari pasangan lalu kawin.

  1. Proses Udang Hias Bertelur

Sesudah udang betina dibuahi, maka akan masuk ke tahap menggendong telur dimana udang betina akan memisahkan diri dari udang lain kemudian mencari tempat bersembunyi agar larva udang tidak dimakan oleh udang lain yang sudah dewasa. Apabila wadah budidaya maka tidak perlu dipindahkan untuk menghindari telur terguncang dan terlepas dari perut udang. Namun jika wadah terlalu kecil maka bisa dipindahkan dengan cara serok memakai gelas atau gayung dan lakukan dengan hati hati supaya induk tidak stress.

Hindari memindahkan indukan memakai jaring sebab bisa berdampak buruk pada telur udang hias. Saat anakan sudah menetas, maka akan langsung mencari tempat bersembunyi dari pemangsa sebab ukuran udang yang baru menetas masih sangat kecil serta lunak. Saat sudah tumbuh menjadi lebih besar, maka udang hias bisa dipindahkan pada kolam pembesaran.

Waktu pemijahan telur hingga menetas berkisar antara 1 hingga 3 minggu tergantung dari jenis udang. Umur indukan udang yang baik berkisar antara 7 sampai 10 bulan dengan warna cerah, tidak cacar dan geraknya lincah. Sedangkan untuk membedakan udang jantan dengan betina bisa dilihat dari bagian tubuhnya. Udang hias jantan mempunyai tubuh kecil dari kepala sampai ekor dan tubuh betina lebih gendut jika dibandingkan udang jantan. Udang umumnya akan bertelur sebanyak 100 butir, akan tetap hanya setengahnya sekitar 50 butir saja yang bisa menetas dan bertahan hidup.

  1. Pemeliharaan Udang Hias

Benih udang yang sudah dipisahkan dari induk akan dibesarkan hingga mencapai 1 bulan atau berukuran 1.2 cm dan sudah siap untuk dijual berbeda dengan budidaya lobster air tawar di kolam terpal yang membutuhkan berat tertentu supaya bisa layak jual.

Hindari memakai air langsung dari keran dan tampung terlebih dahulu selama 2 hari untuk menurunkan tingkat keasaman air dan baru air bisa dimasukan dalam tempat budidaya dan ditambahkan dengan beberapa tanaman air. Perhatikan sirkulasi oksigen dalam tempat budidaya yang bisa menggunakan pompa air atau gelembung udara dan tambahkan dengan pendingin udara supaya bisa optimal serta hindari dari sinar matahari langsung.

  1. Pengemasan Udang Hias

Untuk mengirimkan udang hias ke luar Pulau Jawa bisa menggunakan prosedur packing memakai kantung plastik kapasitas 5 kilogram yang ditambahkan dengan oksigen. Setiap kantung plastik akan diisi dengan 250 ekor udang hias dan dimasukkan ke dalam kardus atau styrifoam. Untuk antisipasi udang mati dalam perjalanan maka bisa ditambahkan bonus sebanyak 20 ekor per seribu udang yang dipesan dan untuk yang memesan langsung ke toko bisa diberikan bonus sekitar 10 ekor bonus.

Itulah tadi info seputar pembudidayaan udang hias, semoga bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua.