10 Cara Budidaya Lobster Air Tawar di Kolam Terpal

Lobster air tawar atau sering disebut dengan Freshwater Crayfish termasuk jenis hewan yang mudah diternakan dan dibudidayakan. Selain itu, usaha ini juga menjadi peluang yang sangat bagus sebab harga lobter air tawar dipasaran juga terbilang tinggi sekitar 150 hingga 250 ribu per kilogram. Melakukan budidaya lobster air tawar yang baik tentunya akan menjanjikan keuntungan yang besar.

Berikut ini ada 10 cara budidaya lobster air tawar di kolam terpal.

  1. Perhatikan Persyaratan Hidup

Lobster air tawar membtuhkan parameter air yang juga cukup luas. Lobster jenis ini juga dapat menyesuaikan diri dengan mudah pada lingkungan dengan oksigen larut yang rendah namun tetap bisa membuat pertumbuhan lobster jadi terhambat. Supaya lobster air tawar bisa berkembang dengan baik, maka kandungan oksigen terlarut setidaknya minimal 4 ppm. Sementara untuk cuaca, lobster air tawar bisa menyesuaikan pada cuaca dingin dan tahan hingga panas mencapai 35 derajat. Namun tetap untuk maksimal suhu yang ideal untuk lobster air tawar berkisar antara 25 hingga 29 derajat celcius.

Sementara tingkat keasaman air untuk lobster air tawar yang baik adalah sedikit kandungan alkalin berkisar 7 hingga 9. Sedangkan untuk kadar pH yang kurang dari 7 tidak bisa ditinggali lobster air tawar. Ini harus dilakukan agar kadar kalsium dalam air tetap tinggi untuk membantu proses pembentukan cangkang lobster air tawar.

  1. Media Hidup Lobster

Untuk budidaya lobster air tawar bisa dilakukan dengan berbagai media, akan tetapi biaanya dibedakan menjadi dua jenis yakni ekstensif dan juga intensif.

  • Cara Ekstensif

Untuk budidaya dengan menggunakan cara ekstensif, maka indukan lobster hanya perlu diletakkan pada saat kolam dikeringkan. Jika dalam kolam sudah terdapat lobster dengan ukuran komersial maka segera pisahkan untuk dijual. Sementara jika dalam kolam terdapat lobster dengan ukuran masih dibawah standar, maka bisa dikembalikan ke dalam kolam.

  • Cara Intensif

Budidaya lobster air tawar dengan cara intensif memiliki keunggulan dibandingkan cara ekstensif. Namun dalam cara budidaya ini membutuhkan asupan pakan dari berbagai jenis sayuran dan juga pakan komersil sehingga hasil lobster air tawar lebih berkualitas dibandingkan cara ekstensif. Selain memakai kolam terpal, budidaya lobster air tawar bisa dilakukan dengan cara memakai kolam fiber atau tank dan juga kolam semen.

  1. Membedakan Jenis Kelamin Lobster

Baik dalam budidaya udang galah, lobster air tawar atau berbagai hewan laut lainnya, sebelum pembenihan dilakukan, maka hal pertama yang harus diketahui adalah membedakan jenis kelamin lobster air tawar. Ciri ciri dari lobster air tawar jantan adalah terlihat dari capit lobster yang terdapat bintik merah pada bagian capit luar. Namun bintik merah ini akan terlihat jika lobster sudah berumur 3 hingga 4 bulan atau sesudah lobster berukuran sekitar 7 cm. Tanda bintik merah pada lobster juga menjadi tanda jika lobster sudah siap kawin atau matang gonad.

Selain itu lobster jantan juga bisa terlihat dari bagian kaki ketiga lobster yang tidak terdapat tonjolan seperti lobster betina. Untuk ciri ciri lobster betina memiliki lubang di area pangkal kaki ketiga dari bagian bawah ekor dimana lubang tersebut adalah alat kelamin lobster betina tempat keluarnya telur.

  1. Pemilihan Bibit

Untuk memilih bibit lobster air tawar berkualitas, maka gunakan indukan yang berukuran diatas 10 cm atau sudah berumur 5 hingga 6 bulan sebab sudah bisa menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak. Berikut ini adalah tips lengkap memilih bibit terbaik dan berkualitas.

  • Pilih indukan dengan cara membandingkan lobster mana yang pertumbuhannya lebih cepat dari lobster lain.
  • Pastikan selalu membeli indukan di tempat yang sudah memiliki sertifikat.
  • Hindari memilih lobster dengan jenis kelamin banci sebab ada indukan lobster sebab lobster tidak akan bisa bertelur.
  • Pilih lobster yang bertubuh gemuk namun hindari lobster dengan ukuran kepala besar namun ekor dan tubuhnya kecil yang menandakan lobster kurang makan.
  • Pastikan indukan lobster sudah berumur 5 hingga 6 bulan atau sekitar 10 cm sebab jika terlalu muda maka akan menghambat pertumbuhan.
  • Lobster berukuran 3 inci memiliki jumlah telur sekitar 50 butir dan untuk lobster berukuran 4 cm bisa menghasilkan telur 200 butir.
  • Pilih jenis lobster yang murni dari spesies tertentu supaya pertumbuhan bisa pesat dan maksimal.
  1. Proses Perkawinan
  • Untuk mengawinkan lobster dilakukan dengan cara menggabungkan sepasangan indukan lobster jantan dan betina dalam kolam terpal berukuran 1 x 0.5 meter serta tinggi 25 cm yang bisa menampung 3 lobster jantan dan 5 lobster betina.
  • Untuk satu ekor jantan bisa membuahi sebanyak 30 betina. Namun juga perkawinan dilakukan memakai kolam terpal maka membutuhkan 3 lobster jantan sebab lobster betina lebih dominan saat kawin dalam menentukan pasangan yang tepat. Sehingga jika ada 1 ekor jantan dan 5 ekor betina, kemungkinan kawin dan bertelur akan semakin kecil.
  • Saat kawin, lobster biasa mencari kecocokan dan saat mengawinkan lobster, ukuran tubuh dari jantan tidak harus selalu sama dengan ukuran tubuh betina, sebab dalam habitat asli lobster jantan ukuran tubuhnya lebih besar dibandingkan betina.
  • Apabila media terpal yang dipakai berukuran 1 x 0.5 x 0.5 meter maka ditambahkan dengan setidaknya 8 buah pipa paralon berdiameter 2 inch dengan panjang 15 hingga 20 cm. Akan tetapi jika indukan berukuran 4 inch, maka gunakan panjang pipa 15 cm. Untuk indukan yang berukuran 5 sampai 6 inch maka menggunakan panjang pipa 20 cm.
  • Sesudah 2 minggu lobster disatukan, maka umumnya sudah ada indukan yang bertelur. Lobster yang sedang dalam masa kawin akan saling berhadapan membentuk seperti huruf Y. Lobster jantan kemudian akan mengeluarkan sperma dan diletakkan pada pangkal kaki betina. Sperma tersebut berwarna putih dengan tekstur agak keras menggumpal dan larut dalam air
  • Sesudah masa pembuahan dari jantan, maka betina akan menyingkir dari jantan sambil secara perlahan mengeluarkan telur dari lubang pangkal kaki ke 3 melewati sperma yang kemudian turun ke abdomen atau ekor.
  • Telur tersebut nantinya akan dikumpulkan pada abdomen dan bagian ekor akan menutup rapat telur selama 1 minggu pertama.
  1. Pemindahan Pengeraman dan Penetasan

Seperti budidaya lobster air tawar di aquarium, sesudah masuk minggu kedua atau ketiga, maka telur baru bisa menempel pada kaki renang induk. Betina kemudian akan berjalan dengan ekor yang terbuka sehingga telur bisa terlihat. Pada kondisi ini, indukan akan dipindahkan ke kolam terpal penetasan dengan ukuran 1 x 2 meter atau kolam penetasan massal memakai kurungan keranjang.

  1. Proses Pematangan Telur

Pada minggu kedua, telur masih berbentuk bulat dan pada minggu ketiga sudah mulai terlihat dua bintik telur yang merupakan embrio. Minggu keempat bagian sungut, capit dan kaki mulai tumbuh namun lobster masih belum bisa mandiri. Apabila pada fase ini telur rontok dari induk, maka kemungkinan embrio sudah mati. Seluruh kuning telur akan habis pada minggu kelima dan embrio secara bertahap akan dilepaskan induk untuk mencari makan sendiri. Walau sudah terlepas, namun embrio akan masih melekat pada kaki renang induk.

Sesudah bersih dari telur, maka induk bisa dipindahkan ke kolam terpal lain supaya bisa istirahat sekitar 2 minggu sampai proses pergantian kulit. Tujuan dari mengganti kulit ini adalah agar tubuh lobster bisa bertambah besar dan dalam penetasan selanjutnya jumlah akan akan bertambah banyak.

  1. Memelihara Benih

Sesudah telur menetas, maka anakan lobster sebaiknya tidak diberikan pakan sayuran atau umbi umbian namun diberikan cacing beku atau cacing sutera untuk mempercepat pertumbuhan lobster. Pakan yang diberikan sebanyak 3% dari berat badan lobster, pagi hari diberikan pakan sebanyak 2% dan pada sore hari diberikan 75%. Pemberian pakan pada sore hari lebih banyak karena lobster adalah hewan yang aktif di malam hari sehingga untuk menunjang aktivitas lobster diberikan pakan lebih banyak pada sore hari.

  1. Panen Benih

Panen benih lobster berukuran 1 hingga 2 cm dilakukan dengan memakai ember plastik scoopnet berukuran 20 x 10 cm dan dilakukan pada pagi hari pada lingkungan terbuka berbeda halnya dengan budidaya udang air tawar di aquarium. Kualitas dan juga parameter air yang dipakai harus sama dengan air yang ada dalam kolam terpal supaya mencegah benih stress namun tetap memakai air baru dan bukan air dari kolam terpal sebab sudah kotor dan baru. Benih yang beru berumur 20 hari sudah memiliki tingkat sensitivitas tinggi terhadap perubahan lingkungan dibandingkan dengan lobster yang sudah dewasa.

  1. Jenis Pakan

Untuk pakan lobster sendiri dibagi menjadi tiga jenis yakni pakan alami, pakan buatan dan pakan komersial.

  • Pakan Alami

Pakan alami sangat penting diberikan pada lobster dengan ukuran kurang dari 1 gram. Pakan alami terbaik untuk lobster diantaranya adalah kutu air, cacing tanah, jentik nyamuk, cacing rambut, cacing darah dan cacing sutera.

  • Pakan Buatan

Pakan buatan untuk lobster air tawar yang biasa diberikan adalah wortel, tauge, kacang hijau, tepung ikan, cacing dan siput. Agar hasilnya bisa maksimal, maka campur segala bahan ini menjadi satu.

  • Pakan Komersial

Pakan komersial yang umumnya diproduksi sudah disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi lobster air tawar danuntuk banyaknya pakan yang diberikan disesuaikan dengan ukuran dari mulai serbuk 1 x 2 mm.

Budidaya lobster air tawar di kolam terpal menjadi solusi terbaik bagi anda yang mau beternak lobster air tawar namun tidak memiliki lahan yang cukup luas. Saat memulai budidaya ini, hal paling penting yang harus dipastikan adalah memilih bibit berkualitas baik agar bisa menghasilkan lobster yang juga bermutu. (Baca juga : budidaya ikan nila dalam drum plastik.)