Sebenarnya planet bumi ini punya banyak variasi satwa lho. Mencakup ribuan spesies hewan vertebrata seperti mamalia, reptil, ikan, dan burung dam invertebrata serangga, krustasea, dan protozoa. Namun, kekayaan fauna yang kita lihat sekarang ini tampaknya tidak seberapa jika dibandingkan dengan kondisi bumi di masa lalu.
Jika dipresentasekan total seluruh fauna, sejak awal kehidupan di Bumi hingga sekarang, hampir seratus persen fauna sudah punah. Bahkan ada hewan asal Indonesia yang juga punah. Seperti Harimau Sumatera yang terancam punah karena perburuan. Sebenarnya selain perburuan, masih Banyak faktor. Mari kita bahas beberapa faktor kepunahan hewan selain perburuan.
- Serangan Asteroid
Faktor kepunahan hewan selain perburan yang pertama adalah serangan asteroid. Ini adalah hal pertama yang kebanyakan orang pikirkan ketika mendengar kata kepunahan. Pikiran ini bukan tanpa alasan. Karena kita semua tahu bahwa dampak meteor di Semenanjung Yucatán di Meksiko menyebabkan hilangnya dinosaurus 65 juta tahun yang lalu.
Kemungkinan banyak kepunahan massal Bumi. Seperti kepunahan K-T dan juga kepunahan Permian-Trias yang jauh lebih parah. Untuk mencegah kepunahan yang sama, para astronom terus-menerus mencari komet atau meteor yang berpotensi mengakhiri peradaban manusia.
- Perubahan Iklim
Faktor kepunahan hewan selain perburan yang kedua adalah perubahan iklim. Perubahan iklim menimbulkan bahaya nyata bagi hewan darat. Sekitar 11.000 tahun yang lalu, ketika zaman es berakhir, berbagai mamalia megafauna tidak dapat beradaptasi dengan suhu yang menghangat dengan cepat.
Mereka juga kekurangan makanan dan ditambah lagi dimakan oleh manusia purba. Apakah perubahan iklim yang ekstrim ini mungkin terjadi lagi? Mungkin saja. Contohnya seperti pemanasan global.
- Wabah Penyakit
Faktor kepunahan hewan selain perburan yang ketiga adalah wabah penyakit. Wabah tidak bisa memusnahkan suatu spesies secara langsung. Tapi dengan wabah penyakit itu banyak hewan atau tumbuhan yang mati sehingga mengakibatkan kerusakan rantai makanan. Bisa jadi wabah penyakit berdampak pada hilangnya habitat atau kurangnya keragaman genetik.
Ketidakmampuan genetik sautu hewan untuk bertahan melawan virus atau bakteri dapat mendatangkan malapetaka. Krisis yang saat ini dihadapi amfibi dunia cukup parah. Mereka menjadi mangsa chytridiomycosis. Sejenis infeksi jamur yang merusak kulit katak, kodok, dan salamander. Yang mampu membunuh mereka dalam beberapa minggu.
- Hilangnya Habitat
Faktor kepunahan hewan selain perburan yang keempat adalah hilangnya habitat. Sebagian besar hewan membutuhkan wilayah di mana mereka dapat berburu dan mencari makan, berkembang biak, membesarkan anak-anak mereka dan memperluas populasi mereka.
Seekor burung mungkin puas dengan cabang pohon yang tinggi. Sedangkan mamalia predator seperti Harimau Bengal mengukur wilayah kekuasaan mereka dalam mil persegi. Ketika peradaban manusia berkembang tanpa henti ke alam liar, habitat alami ini malah terus berkurang.
Populasi mereka berkurang sehingga lebih rentan terhadap tekanan dari faktor kepunahan lainnya. Seperti populasi harimau Jawa dan Bali yang merupakan hewan yang punah di Indonesia dan gajah Sumatera juga terancam punah karena beberapa penyebab kelangkaan.
- Kurangnya Keragaman Genetik
Faktor kepunahan hewan selain perburan yang kelima adalah kurangnya keragaman genetik. Setelah suatu spesies mulai berkurang jumlahnya, ada sekumpulan hewan kecil yang kawin. Karena populasi berkurang, keragaman genetik pun berkurang.
Faktor ini juga berlaku pada manusia mengapa jauh lebih sehat untuk menikahi orang asing daripada saudara dekat sendiri. Risiko kawin sedarah memicu kemunculan sifat genetik yang tidak diinginkan, seperti kerentanan terhadap penyakit fatal.
Ambil contoh cheetah Afrika. Karena hilangnya habitat mereka yang ekstrem, populasi mereka yang semakin berkurang saat ini mengakibatkan berkurangnya keragaman genetik. Sehingga tidak memiliki ketahanan untuk bertahan hidup dari gangguan lingkungan besar lainnya.
- Kalah Kompetisi
Faktor kepunahan hewan selain perburan yang keenam adalah kalah kompetisi. Definisi kalah kompetisi adalah populasi yang mengalami kepunahan karena tidak mampu beradaptasi sesuai alamnya. Biasanya, menentukan spesies mana yang lebih baik diadaptasi membutuhkan ribuan dan bahkan jutaan tahun.
- Spesies Invasif
Faktor kepunahan hewan selain perburan yang ketujuh adalah gangguan spesies invasif. Sebelumnya, di bagian kalah kompetisi, perjuangan untuk bertahan hidup terjadi selama ribuan tahun. Tapi ada kalanya kompetsi membuat seleksi lebih cepat, lebih berdarah dan lebih kejam.
Jika hewan dari satu ekosistem secara tidak sengaja dipindahkan ke ekosistem lain, maka mereka bisa bereproduksi secara dan liar tak terkendali, yang mengakibatkan pemusnahan populasi asli.
- Kekurangan Makanan
Faktor kepunahan hewan selain perburan yang kedelapan adalah kekurangan makanan. Kelaparan massal adalah cara yang cepat menuju kepunahan. Apalagi jika populasi yang mengalami kelaparan jauh lebih rentan terhadap penyakit dan predasi.
Ini berefek pada rantai makanan dan malah mengacaukan populasi. Misal, bagaimana jika para ilmuwan menemukan cara untuk menghilangkan malaria secara permanen dengan memusnahkan setiap nyamuk di Bumi? Jika berpikir pendek, itu kabar baik bagi kita manusia.
Tapi jika berpikir panjang akan ada efek dominonya. Hewan yang memakan nyamuk akan kelaparan. Hewan yang memakan hewan pemakan nyamuk juga akan mati. Begitu seterusnya seperti efek domino. Salah satu penyebab kelangkaan anoa juga termasuk terancam karena kurangnya bahan makanan.
- Pencemaran
Faktor kepunahan hewan selain perburan yang kesembilan adalah kekurangan makanan. Kehidupan laut seperti ikan, anjing laut, karang dan krustasea sangatlah sensitif terhadap bahan kimia di perairan.
Entah sudah berapa banyak bahan kimia yang dibuang manusia ke lautan sejak era Revolusi Industri. Bahkan tidak hanya lautan. Udara yang tercemari polusi mampu merusak kadar oksigen.