Untuk keberagaman jenis hewan di Dunia ini memang ada banyak sekali, dan mereka juga memiliki populasi kehidupan masing-masing, dimana ada yang memang hidup di darat, berdampingan dengan manusia, di udara, atau bahkan di laut. Akan tetapi karena beberapa faktor menjadikan mereka terancam punah.
Termasuk di Indonesia yang sudah ada beberapa hewan langka di Sulawesi, ataupun daerah-daerah lain yang sejatinya memiliki hutan cukup luas sebagai tempat mereka bertahan hidup. Dan kali ini akan disampaikan terkait hewan langka di Riau yang sudah mulai mendapatkan perhatian spesial demi menjaga keberlangsungan hidupnya.
1. Babi Berjanggut
Untuk jenis berikut berbeda daripada yang dipakai dalam cara budidaya ternak babi yang sampai sekarang ini populasinya masih aman dan bahkan terus berkembang lantaran kemajuan teknologi yang dimiliki oleh para peternak dan pengembangan oleh ilmuwan.
Babi berjanggut ini memiliki tampilan yang berbeda daripada babi jenis biasa, dan bisa dikatakan ukurannya lebih besar dengan bulu-bulu menyelimuti sekujur tubuhnya. Terlebih di bagian mulut, yang memang sesuai dengan penamaannya.
Untuk beratnya sendiri bisa mencapai 120 – 200 kilogram, dan biasanya untuk panjang tubuh dari hewan berikut mencapai 137 – 152 cm, sedangkan untuk jenis betina memiliki panjang berkisar 122 – 148 cm.
Ketika usianya masih muda, untuk bagian janggut pada babi ini akan memiliki warna kehitaman dimana kemudian mengalami perubahan warna menjadi pucat seiring bertambahnya usia. Sedangkan pada saat berusia dewasa ini, janggutnya memiliki perpaduan warna abu-abu, kuning, dan juga putih.
Dan untuk kehidupannya kurang lebih sama seperti jenis hewan hutan hujan tropis, dimana sifatnya nomaden. Untuk kawanan babi berjanggut ini nanti akan berpindah ke rumah baru yang memiliki sumber makanan lebih menjanjikan daripada tempat sebelumnya.
Walaupun sejatinya apapun bisa dimakan oleh babi satu ini, akan tetapi untuk makanan favorit atau menjadi makanan utamanya yakni seperti buah-buahan, biji-bijian dan juga binatang kecil yang jatuh di tanah seperti cacing dan juga serangga, kurang lebih jenis tersebut sama seperti makanan trenggiling.
Karena sifatnya yang nomaden dan juga menjadi hewan pemakan segala, tentu akan cukup sulit menjadikan hewan ini mengalami penurunan populasi yang ekstrem. Akan tetapi apa daya, dimana beberapa ulah manusia dan kondisi alam membuat habitatnya kian terancam.
Selain itu hewan langka satu ini juga bisa hidup di lingkungan yang paling terdegradasi sekalipun. Akan tetapi sayang, populasinya masih terus menyusut dimana ini membuktikan kalau degradasi yang terjadi pada hutan Kalimantan sudah parah, dimana menjadikan hewan langka di Kalimantan ini juga terancam.
Babi Janggut menjadi salah satu spesies mamalia yang telah diidentifikasi di daerah Restorasi Ekosistem Riau (RER) di Semenanjung Kapar. Dan berdasarkan data yang disampaikan oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), dalam 21 tahun alias tiga generasi terjadi penurunan 30%.
Untuk permasalahan yang dikatakan oleh IUCN masih sama seperti beberapa kejadian terhadap hewan langka di Asia Tenggara, yaitu akibat hilangnya habitat spesies karena eksploitasi dan degradiasi hutan yang semakin parah.
2. Harimau Sumatera
Hewan berikutnya yang tengah mengalami kepunahan di Riau adalah Harimau Sumatera dimana sekarang juga populasinya di alam liar sudah tidak banyak. Berdasarkan data tahun 2004 dikatakan kalau hanya ada 400 ekor saja di alam liar.
Dikatakan kalau ada dua ancaman mereka untuk terus mempertahankan kehidupannya, yakni pertama kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi dan juga ancaman perdagangan ilegal yang memang menawarkan harga tinggi untuk setiap bagian tubuh, terutama kulit.
Ada berbagai macam ciri-ciri harimau sumatera yang bisa dengan mudah Anda lihat, terutama pada bagian kulitnya yang memiliki warna oranye tua, dan menjadi paling gelap daripada seluruh jenis harimau yang ada di Dunia.
Dan ketika sudah dewasa, yang jantan bisa memiliki tinggi hingga 60 cm dengan panjang mulai dari kepala hingga kaki belakang mencapai 250 cm dengan berat mencapai 140 kg. Sedangkan untuk betina lebih kecil, dengan panjang rata-rata 198 cm dan berat mencapai 91 kg saja.
Sebenarnya ada berbagai macam penyebab kelangkaan harimau sumatera, mulai dari memang kondisi alam hingga karena ulah manusia yang terus bertambah nafsu untuk menguasai alam liar. Berdasarkan beberapa laporan data dari sumber kredibel, pasar ilegal untuk perdagangan bagian tubuh harimau di Sumatera bisa berkembang subur.
Kemudian hasil studi TRAFFIC telah mengungkap kalau pada tahun 1998 – 2002 setidaknya ada 50 Harimau yang telah diburu setiap tahunnya. Dan untuk mengatasi tindakan seperti itu, pihak pemerintah telah menindak tegas terhadap para pelaku perburuan juga yang memperdagangkan bagian tubuh satwa terlindungi berikut.
Ada berbagai macam cara mencegah kepunahan hewan yang bisa Anda lakukan juga, karena beberapa hal kecil terkadang akan berpengaruh bagi kehidupan satwa yang sudah mulai punah seperti harimau sumatera ini, atau mungkin hewan langka lainnya.
Itulah kedua hewan langka di Riau yang dapat Anda ketahui, dan untuk burung serindit yang menjadi ciri khas daerah setempat tidak termasuk, karena sampai sekarang populasinya masih sangat banyak. Selain itu, ketahui juga pembahasan mengenai burung yang mudah dipelihara dan jinak berikut.