6 Cara Ekspor Udang Agar Tetap Segar Dan Bertahan Lama

Udang merupakan salah satu komoditas hasil laut yang banyak dan melimpah secara alami di negara maritim seperti Indonesia. Selain di dapatkan melalui alam liarnya, udang juga dapat dihasilkan dari budidaya yang dilakukan oleh para petani udang. Kebutuhan udang sebagai komoditas hasil laut yang banyak dikonsumsi bukan hanya digunakan secara lokal namun banyak juga yang diekspor keluar negeri. Permasalahan yang perlu diperhatikan dalam proses ekspor udang adalah terkait ketahanan dan kondisi kesegarannya. Berikut beberapa cara ekspor udang agar tetap segar dalam penjelasan di bawah ini.

  1. Udang dalam kondisi hidup

Udang yang dibutuhkan sebagai salah satu komoditas ekspor terbaik adalah udang dalam kondisi yang masih hidup bukan udang dalam keadaan mati membeku. Udang yang sudah mati tidak akan diterima secara kualitas sebagai bahan komoditas hasil laut ekspor ke berbagai belahan dunia. Sehingga salah satu cara agar udang tetap segar selama proses pengiriman ekspor adalah menjaganya untuk tetap hidup. (Baca juga : cara buat pakan udang organik)

  1. Menyimpan udang dalam kantung plastik

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga udang dalam kondisi hidup setelah dipanen. Salah satu cara lama yang bisa jadi masih digunakan sampai sekarang meskpun memiliki efektifitas dan efisiensi yang rendah adalah dengan menyimpan udang dalam kantung plastik berisikan dengan air. Udang yang tetap disimpan dalam air tentu tetap akan bisa hidup selama proses ekspor namun yang menjadi resiko cara ini adalah kebocoran dari kantung plastik. (Baca juga : teknik budidaya udang vaname semi intensif)

  1. Membuat udang pingsan

Melihat adanya kelemahan dalam proses penjagaan agar udang tetap hidup maka ditemukan metode baru yang lebih efektif yakni membuat udang pingsan atau memingsankan udang. Proses pemingsanan udang dilakukan dengan memanfaatkan perubahan suhu yakni pertama adalah memindahkan udang dari kolam budidayanya ke bak mandi yang suhu airnya lebih dingin dengan jarak maksimal delapan derajat. Setelah itu dilakukan penurunan suhu perlahan hingga sekitar 12 sampai 14 derajat celcius agar udang menjadi pingsan.  (Baca juga : budidaya udang di lahan sempit)

  1. Perhatikan hal penting saat penurunan suhu

Penurunan suhu pada saat memingsankan udang harus benar benar diperhatikan dengan baik karena dapat memicu proses pingsannya udang yang salah atau menyebabkan udang berganti kulit. Udang yang sudah pingsan juga perlu dibersihkan dari embun yang menempel pada bagian tubunya. (Baca juga : cara mengatasi penyakit pada udang windu)

  1. Pilih udang yang tepat

Selain penurunan suhu yang harus dilakukan secara perlahan, pemilihan awal udang yang akan diekspor juga harus diperhatkan dengan baik. Udang ekspor harus memenuhi persyaratan atau spesifikasi yang ditetapkan dan pastikan udang tersebut tidak sedang menjalani pergantian kulit secara alami. (Baca juga : cara menumbuhkan plankton pada tambak udang)

  1. Letakkan ada wadah atau media pengiriman

Setelah udang dibersihkan dan dipastikan benar benar pingsan maka perlu dimasukan dalam wadah kotak disertai dengan media pengiriman yakni serbuk gergaji. Serbuk yang digunakan juga harus didinginkan sesuai suhu pendinginan udang. Serbuk diletakan di atas dan bawah kotak tempat udang disimpan secara tengkurang dengan bagian penutup menggunakan es sebagai pengatur suhu.

Itulah beberapa cara ekspor udang agar tetap segar yang perlu diperhatikan setiap peternak udang yang ingin mengirim hasil panennya keluar negeri. Udang harus segera sampai ke tempat tujuan setidaknya maksimal 24 jam dengan persentase kematian udang melalui cara yang disebutkan diatas sebesar 12 persen.