Budidaya Burung Cendrawasih Bagi Pemula

Burung cendrawasih bisa ditemukan pada wilayah Indonesia timur, beberapa pulau selat Torres, Papua Nugini dan juga Australia Timur yang menjadi salah satu jenis burung langka seperti cara penangkaran elang jawa yang juga menjadi salah satu jenis burung langka dan harus dilestarikan.

Untuk bulu burung cendrawasih jantan memiliki banyak jenis khususnya bulu panjang yang tumbuh dari paruh, kepala dan juga sayap. Untuk ukuran burung cendrawasih raja mencapai berat 50 gram dan panjang 15 cm. Sedangkan cendrawasih paruh sabit hitam mencapai 110 cm dan cendrawasih manukod jambul bergulung 430 gram.

Sedangkan untuk jenis burung cendrawasih yang paling terkenal adalah cendrawasih kuning besar yang dipercaya jika burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu bulunya sehingga mendapat sebutan bird of paradise.

Wilayah Budidaya Cendrawasih

Untuk wilayah Indonesia, tempat budidaya dan konservasi burung cendrawasih sebenarnya tersebar di beberapa wilayah, namun daerah paling utama sebagai tempat budidaya burung cendrawasih adalah Papua. Masyarakat lokal mengenal burung cendrawasih sebagai spesies burung yang identik dari dua buah provinsi pada pulau ini, akan tetapi sayangnya sudah menjadi perdagangan ilegal, perburuan dan juga taksidermi yang disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya burung cendrawasih tersebut.

Pada tahun 2013, WWF sudah melakukan survei populasi habitat dan spesies di Papua yang kemudian ditemukan ada lebih dari 40 jenis burung cendrawasih sehingga upaya konservasi sangat dibutuhkan dengan cara ekowisata dan juga kegiatan pendidikan. Kegiatan budidaya yang dilakukan salah satunya adalah mengamati burung pada habitat aslinya yang hanya bisa dilakukan jika kondisi hutan masih terjaga dengan sangat baik.

Perkawinan Burung Cendrawasih

Tidak seperti budidaya burung anis merah yang terbilang mudah, proses perkawinan burung cendrawasih dimulai dengan beberapa ekor burung jantan yang akan mendekati cendrawasih betina pada luas sarang sekitar 30 hingga 100 meter. Dalam sarang tersebut juga terdapat beberapa pohon kecil yang tinggi tempat dimana para jantan bertengger untuk bersaing dengan burung jantan lainnya. Burung cendrawasih jantan nantinya akan mengepakkan sayapnya sambil menggelengkan kepala untuk menonjolkan diri pada betina.

Sarang burung cendrawasih berbentuk seperti mangkuk yang terbuat dari daun daunan, batang, pakis dan juga serabut tanaman yang juga dilapisi dengan bulu hewan dan terletak antara 2 hingga 11 meter dari permukaan tanah. Posisi sarang bisa lebih tinggi jika sering terlihat manusia yang bisa mengganggu sarangnya. Burung cendrawasih betina umumnya akan meletakkan 1 hingga 2 telur berwarna merah muda dengan masa inkubasi sekitar 18 hari pada alam bebas dan 20 hari dalam penangkaran.

Habitat Alami dan Pengembangbiakan Cendrawasih

Burung cendrawasih adalah bagian dari warisan budaya masyarakat adat yang ada di Papua dimana mereka melestarikan hutan dan juga habitat alami dari burung cendrawasih sebagai langkah budidaya tidak seperti cara beternak burung parkit yang bisa dilakukan di rumah.

Burung cendrawasih jantan merupakan burung yang poligami sehingga melakukan perkawinan dengan beberapa ekor burung cendrawasih betina.Sesudah melewati perkawinan, burung cendrawasih betina akan meletakkan sekitar 2 butir telur berwarna merah muda pada sarang yang gelap di pohon tinggi. Sedangkan makanan dari burung cendrawasih ini terdiri dari aneka jenis buah buahan dan juga serangga.

Burung cendrawasih juga bisa dilihat pada area pepohonan dan akan pergi ke pohon yang sama setiap tahunnya. Inilah yang menjadi alasan kenapa burung cendrawasih mudah di buru dan punah karena selalu kembali ke pohon yang sama dari generasi ke generasi.

Karakteristik Burung Cendrawasih

Burung cendrawasih lebih banyak hidup pada hutan tropis dataran rendah dengan ukuran yang bervariasi tidak seperti cara ternak lovebird koloni. Makanan utama dari burung cendrawasih adalah buah buahan serta serangga. Pada saat masih muda, agak sedikit sulit untuk membedakan jenis kelamin cendrawasih betina dan jantan dengan warna berbintik coklat dan payudara yang berwarna pucat serta punggung berbintik. Sedangkan beberapa spesies lainnya memiliki kabel ekor yang tipis dan melengkung sampai 30 cm yang menghasilkan suara melengking keras saat sedang terbang.

Burung cendrawasih memakai pigmen untuk menumbuhkan bulu yang juga memberikan efek berkilau. Burung cendrawasih memakai bulu mereja untuk 3 tujuan yakni untuk terbang, perlindungan dan juga mempercantik tampilan diri. Pada kebanyakan spesies, bulu dari cendrawasih jantan umumnya lebih panjang dari betina. Sedangkan untuk kematangan seksual burung cendrawasih membutuhkan waktu yang lama, sedangkan bulu dewasa penuh akan tumbuh sempurna sesudah burung melewati usia 7 tahun.

Burung cendrawasih betina akan matang secara seksual pada umur 2 tahun dan untuk jantan antara 4 hingga 6 tahun. Mereka kemudian akan melakukan proses perkawinan yang biasanya terjadi pada bulan september hingga novenber dengan jumlah telur sebanyak 1 hingga 2 butir dan mas ainkubasi selama 20 hari. Burung cendrawasih betina dan jantan yang masih kecil umumnya berukuran 6.3 inch dengan berat antara 1.8 hingga 2.2 ons.

Meski jantan dan betina memiliki ukuran yang sama, akan tetapi warna bulunya berbeda yang dikenal dengan nama dimorfisme seksual berbeda dengan ciri burung merpati. Cendrawasih jantan umumnya akan berwarna lebih cerah dibandingkan betina dan memiliki kepala hitam dengan mahkota turquoise yang dihiasi dengan tanda palang ganda.

Bagian atas bulu ditutupi dengan warna kuning, bagian belakang tubuh berwarna merah, area dada berwarna hijau, kaki berwarna biru dan ekor berwarna ungu yang dibagi menjadi dua bagian melengkung secara spiral. Saat masih muda, cendrawasih betina serta jantan sama sama memiliki mahkota biru dengan bulu tubuh lainnya yang berwarna coklat.

Cara Kawin Burung Cendrawasih

Burung cendrawasih jantan memiliki bulu panjang dengan bentuk khusus. Saat seekor burung cendrawasih muda sudah mencapai usia dewasa, maka burung cendrawasih jantan sudah sempurna dalam urusan suara, bulu dan juga warna untuk menarik perhatian burung jantan dilengkapi juga dengan beberapa tarian yang dilakukan pada masa kawin.

Burung betina nantinya akan melakukan panggilan keras serta mengubah bentuk bulunya untuk memenangkan burung betina. Cendrawasih betina nantinya akan memeriksa dengan seksama dan terkadang menyentuh cendrawasih jantan sebelum akhirnya melakukan proses perkawinan.

Burung cendrawasih memiliki cara yang sangat unik pada saat ingin kawin. Cendrawasih jantan harus melakukan percobaan untuk bercumbu dalam waktu yang lumayan lama diawali dengan menari memutar mengelilingi betina kemudian meloncat dan diikuti juga dengan sedikit berkicau dimana proses perkawinan tersebut tidak bisa ditemukan pada satwa lainnya. Inilah yang menyebabkan burung cendrawasih dinamakan dengan burung dewata.

Cendrawasih jantan akan melakukan ritual seperti tarian yang tidak biasa untuk menarik perhatian cendrawasih betina. Sebelum melakukan ritual tarian, burung jantan akan membersihkan daun yang ada di tanah dan berbagai benda yang bisa mengganggu penampilannya saat menari.

Makanan Burung Cendrawasih

Tidak seperti cara merawat perkutut yang masih terbilang cukup mudah, makanan utama dari burung cendrawasih meliputi buah dan juga arthropoda serta sebagian kecil nektar dan vertebrata kecil yang juga dikonsumsi burung cendrawasih. Variasi jenis makanan juga dibedakan dari jenis burung cendrawasih dimana sebagian jenis burung cendrawasih lebih banyak mengkonsumsi buah buahan dan sebagian jenis lagi lebih banyak mengkonsumsi arthropoda.

Burung cendrawasih memakan buah saat sedang bertengger dan bukan saat sedang terbang. Burung cendrawasih bisa menggunakan kakinya untuk menahan makanan sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil sari buah. Beberapa jenis buah yang biasanya dikonsumsi burung cendrawasih diantaranya strawberry, buah ara, mahoni, pala dan juga aneka jenis buah beri. Saat burung cendrawasih memakan buah, maka benih yang juga masuk ke pencernaan akan tetap utuh sehingga sat dikeluarkan bisa membantu meregenerasi hutan.

Pemberian Cincin Identifikasi

Saat akan dikenakan cincin identifikasi, anak burung cendrawasih umumnya tidak henti membuka mulutnya yang menandakan jika burung ini meminta makanan. Anak burung cendrawasih ini biasanya akan ditempatkan pada wadah khusus yang kemudian akan masuk dalam ruang karantina dan juga perawatan anak burung.

Penyakit Burung Cendrawasih

Tidak hanya cara merawat kacer bakalan saja yang harus diperhatikan dari segi penyakit, namun dalam budidaya burung cendrawasih, para peternak disarankan untuk memberi vaksinasi pada unggas untuk pencegahan yang efektif termasuk pada burung cendrawasih. Pengobatan bisa diberikan dengan memakai obat dari dokter hewan namun tetap langkah pencegahan menjadi langkah terbaik. Beberapa penyakit burung cendrawasih yang umum terjadi diantaranya adalah:

  • Flu burung
  • Kista bulu
  • Cacing pita
  • Encok
  • Asma macaw
  • Infeksi ginjal dan saluran kemih.

Perawatan Burung Cendrawasih

Burung cendrawasih akan lebih baik dibiarkan pada habitat aslinya. Akan tetapi saat dibudidayakan dari lingkungan aslinya, maka perawatan memadai wajib untuk diberikan sebagai cara menjaga kesehatan dan kualitas penampilan burung tersebut. Sedangkan untuk cendrawasih jantan lebih membutuhkan perlakukan tambahan untuk mempertahankan daya tarik mereka yang berasal dari bulu.

Pada habitat aslinya, burung cendrawasih hidup dengan energik dan memiliki sedikit masalah kesehatan serta pemangsa. Sedangkan dalam tempat budidaya, beberapa jenis perawatan harus disediakan untuk memastikan burung cendrawasih tidak mengalami masalah dan perlu diingat jika burung cendrawasih sedikit sulit beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda.