17 Cara Ternak Belut di Kolam Terpal

Seperti yang kita ketahui jika bisnis ternak di Indonesia tidak akan pernah ada matinya karena permintaan pasar yang terus meningkat.

Salah satu ternak yang memiliki prospek luas adalah belut yang sering dikonsumsi untuk berbagai kebutuhan mengingat rasanya yang sagat gurih dan lezat serta mengandung protein tinggi. Selain itu, belut juga bisa hidup dengan mudah asalkan kulit belut bisa tetap lembab.

Di Indonesia sendiri terdapat 3 jenis belut yang sering dikonsumsi yakni belut sawah, belut rawa dan juga belut payau. Namun jenis yang paling banyak dibudidayakan adalah belut sawah. Belut termasuk hewan yang toleran terhadap lingkungan sehingga bisa hidup di mana saja.

Namun untuk belut dewasa, fase larva dan juga anakan memiliki perbedaan dalam tempat hidup yang paling disukai. Belut dewasa bisa beradaptasi sehingga bisa hidup dalam lumpur atau media yang keruh.

Sementara untuk belut fase larva serta anakan lebih suka hidup pada air baik dengan pH antara 5 hingga 7 sebab pH yang terlalu asam dan basa tidak baik digunakan untuk pemijahan dan pemeliharaan larva belut.

Salah satu tempat ternak yang sering digunakan para peternak selain budidaya belut dalam drum adalah kolam terpal karena lebih efisien, praktis dan juga tidak membutuhkan biaya terlalu banyak. Untuk anda yang tertarik namun belum mengetahui tahapan memulai ternak ini, anda bisa melihat cara ternak belut di kolam terpal selengkapnya yang akan kami berikan pada artikel kali ini.

  1. Persiapan Lokasi

Ternak belut di kolam terpal memang bisa dikatakan lebih sulit jika dibandingkan dengan ternak lele atau jenis ikan lain yang tidak membutuhkan perhatian lebih khusus. Namun secara umum belut bisa hidup dimasa saja dan tidak terpengaruh dengan iklim dan kelembaban udara.

Meski begitu, namun belut rentan terhadap lingkungan tidak kondusif seperti sampah beracun, limbah dan juga obat obatan kimia. Sementara untuk temperatur udara terbaik dalam ternak belut adalah 25 hingga 31 derajat celcius dan lokasi juga terlindungi dari sinar matahari khususnya dalam pembibitan belut.

  1. Persiapan Kolam Terpal Belut

Untuk persiapan cara budidaya belut dengan terpal bisa dibuat dari bambu atau kayu yang digunakan sebagai penopang terpal supaya tidak roboh saat diisi dengan air. Setidaknya dalam ternak belut di kolam terpal ini membutuhkan 4 kolam terpal yang digunakan untuk pemijahan, pendederan, belut remaja dan juga belut pemeliharaan untuk dikonsumsi.

Selain itu, penyortiran benih belut berdasarkan ukuran juga harus dilakukan karena belut merupakan hewan karnivora yang bisa memangsa belut lain dengan ukuran lebih kecil.

Dalam kolam terpal harus sudah terkandung bahan organik untuk tempat belut membenamkan diri yakni berupa tanah atau batang pisang sebab kedua bahan ini lebih berat dari air atau setidaknya sama. Sedangkan untuk penyangga kolam harus dibuat dengan kuat supaya tidak jebol. Sebelum benih belut ditebar, pastikan kolam terpal sudah benar benar siap dan hindari kebocoran kolam terpal yang bisa terjadi karena tikus karena bisa membuat media mengering dan membahayakan belut.

  1. Daya Tampung Kolam Terpal

Dalam setiap kolam terpal bisa diisi dengan 5 ekor belut per meter persegi, sedangkan untuk kolam terpal pendederan berkapasitas 500 ekor per meter persegi dan untuk kolam peremajaan bisa menampung 250 ekor belut per meter persegi. Sementara untuk kolam terpal kebutuhan konsumsi bisa menampung 50 ekor belut per meter persegi.

  1. Proses Fermentasi Kolam Terpal

Berbeda dengan budidaya belut tanpa lumpur, proses fermentasi kolam terpal bisa dipercepat dengan pemberian pupuk kandang dan kompos atau pupuk cair dengan kandungan mikroba organik untuk membuat kompos seperti NOPKOR, superfarm, EM4 dan sebagainya.

Tuangkan secara merata dengan dosis 1 liter untuk kolam terpal berukuran 500 cm x 500 cm. Diamkan selama 3 minggu atau 1 bulan supaya siap untuk ditebar benih belut. Untuk mengetahui apakah media sudah matang, bisa ditancapkan bambu atau pipa paralon hingga ke dasar dan angkat perlahan, jika timbul gelembung bening dan tidak berbau, maka media sudah matang. Alirkan dengan air selama 3 hingga 4 hari untuk menghilangkan racun dan diamkan kembali selama 1 hari.

  1. Persiapan Sebelum Tebar Benih

Sesudah pembuatan kolam terpal selesai, maka lanjutkan dengan mempersiapkan media pemeliharaan yang akan dimasukkan dalam kolam terpal dengan tahapan seperti dibawah ini.

  • Lapisan pertama: Jerami dengan ketinggian 10 cm
  • Lapisan kedua: Pupuk urea dan NPK secukupnya.
  • Lapisan ketiga: Lumpur sawah dengan ketinggian 5 cm.
  • Lapisan keempat: Pupuk kandang dengan ketinggian 5 cm.
  • Lapisan kelima: Lumpur sawah kembali dengan ketinggian 5 cm.
  • Lapisan keenam: Cincangan batang pisang dengan ketinggian 10 cm.
  • Lapisan ketujuh: Lumpur sawah dengan ketinggian 15 cm.
  1. Penambahan Air Kolam Terpal

Sesudah persiapan sebelum tebar benih selesai dilakukan, maka cara memelihara belut di kolam terpal selanjutnya adalah air bisa dimasukkan dalam kolam terpal dengan ketinggian antara 30 hingga 50 cm. Diamkan media tersebut selama 1 hingga 2 minggu untuk proses fermentasi air. Jika semua sudah selesai, maka benih belut bisa ditebar dan diternakkan.

  1. Kualitas Air Kolam Terpal

Air menjadi salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan belut. Air yang harus digunakan adalah air bersih dengan suhu antara 25 hingga 28 derajat celcius dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Hindari menggunakan air PAM karena kualitasnya kurang bagus dan mengandung banyak kaporit. Anda bisa menggunakan air dari sumur karena lebih minim limbah dan zat kimia.

Selain itu, sirkulasi air juga harus diperhatikan meski debitnya sangat kecil namun setidaknya harus ada yang masuk dan keluar. Aliran air ini akan menambah kadar oksigen sehingga pertumbuhan belut semakin pesat dan tidak perlu repot untuk mengganti air.

  1. Persiapan Bibit Belut

Bibit belut unggulan dan berkualitas tentunya akan mendukung kesuksesan ternak belut yang anda jalani dan juga berlaku dalam cara beternak belut di drum. Bibit belut unggulan memiliki ciri fisik yang sehat, gerakan lincah, warna kulit cerah dan juga tidak terdapat penyakit seperti bintik merah, jamur dan penyakit lain. Sementara unutk pH air ideal adalah 5 hingga 7 dan suhu 25 hingga 31 derajat celcius.

  1. Ciri Bibit Belut Berkualitas

Dalam memilih bibit belut berkualitas harus memperhatikan beberapa hal supaya nantinya bisa menghasilkan belut yang bermutu tinggi.

  • Pastikan belut tidak memiliki luka akibat setrum, pukulan benda keras atau karena pengangkutan yang bisa dilihat dengan ciri bintik putih seperti garis pada tubuh dan akan berubah menjadi merah serta dubur yang juga berwarna merah.
  • Pastikan bibit lincah dan agresif yang terlihat dari seringnya mendongakan kepala keatas. Jika tubuh belut sudah terbalik sebaiknya segera diangkat karena tidak sehat dan akan segera mati. Belut lincah dan agresif akan tenang namun gesit, sering mengambil oksigen keatas dan secara cepat kembali ke bawah.
  • Pilih belut yang meronta saat dipegang dan hindari belut yang hanya diam dan lemas saat dipegang.
  1. Penebaran Bibit Belut

Bibit belut umumnya ditebar pada kolam terpal dengan panjang 12 hingga 15 cm sebanyak 25 ekor setiap meter persegi atau memiliki berat 1 hingga 1.5 kilogram per meter persegi. Agar mengurangi angka kematian dalam penebaran benih, maka sebaiknya dilakukan secara perlahan dan sedikit demi sedikit supaya belut bisa keluar dengan sendirinya ke kolam terpal yang juga dilakukan dalam budidaya ikan gabus di kolam terpal. Jangan benamkan belut pada air atau kolam secara paksa. Jika belut terlihat langsung membuat lubang di kolam terpal, ini menandakan jika belut sudah cocok dengan media yang anda gunakan.

Untuk penebaran benih sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pagi sebelum jam 9 sebab intensitas matahari sedikit atau sudah berkurang. Namun sebagian peternak profesional bisa menebar benih di siang hari sesudah sebelumnya diistirahatkan selama 30 menit dan diberikan air larutan gula. Untuk media yang sudah diisi dengan belut tidak boleh diaduk karena bisa membuat belut stres kemudian mati yang ditandai dengan belut keluar dari media lumpur dan merayap di permukaan pada pagi hari. Kematian pada belut ini juga bisa disebabkan karena stres, luka atau racun.

  1. Karantina Belut

Bibit yang akan dimasukkan dalam kolam pembesaran harus diseragamkan lebih dulu untuk menghindari sifat kanibalisme sehingga harus disortir dan dikarantina. Caranya adalah dengan memasukkan bibit belut dalam kolam lalu isi air bersih dan biarkan belut tenang sekitar 1 jam. Tambahkan kocokan telur yag dicampur dengan madu 1 jam kemudian lalu biarkan kembali selama 1 malam. Ini bertujuan untuk menyehatkan belut dan kemudian bisa disortir menurut ukurannya.

  1. Pemberian Pakan Belut

Tanah humus menjadi pakan utama yang sangat baik untuk belut karena sudah terkandung hewan renik seperti siput, cacing, makrobenthos, larva nyamuk dan juga kerang. Dalam tanah humus juga mengandung air yang sangat baik digunakan untuk media hidup belut yang tidak bisa diberikan dalam cara budidaya ikan nila di kolam terpal.

Untuk pemberian pakan harus selalu ditingkatkan mulai dari 5 sampai 20 persen yang diberikan sebanyak 2 sampai 3 kali sehari, pagi dan sore hari. Pemberian pakan pada dua waktu ini memang yang terbaik karena bisa memberikan rasa nyaman pada belut dan akan berpengaruh dengan nafsu makan belut. Untuk beberapa cara pemberian pakan belut selengkapnya bisa dilihat berikut ini.

  • Beberapa hari sebelum benih ditebar, maka pada kolam terpal dimasukkan pakan alami seperti keong, bekicot, yuyu dan hewan lain dengan cara direbus lebih dulu agar bisa terurai dan bercampur.
  • Untuk pakan hidup bisa diberikan ikan kecil atau kecebong namun pastikan air dalam kolam terpal tidak terlalu tinggi sebab akan menyulitkan belut untuk menangkap pakan hidup.
  • Pakan lain yang bisa diberikan adalah cacing hidup yang juga disukai belut.
  1. Kebiasaan Makan Belut

Belut adalah hewan karnivora dan pakan sudah bisa diberikan sesudah benih belut dimasukkan dalam kolam terpal pembesaran sesudah 3 hingga 4 hari. Sebagai gambaran, di bulan pertama pemeliharaan membutuhkan 5% dari jumlah per berat benih yang akan ditebar seperti 40 kg benih maka diperlukan 2 kg pakan. Sedangkan untuk umur antara 1 hingga 2 bulan membutuhkan 6.5% kemudian bulan ke 2 hingga 3 membutuhkan 8% dan bulan 3 sampai 4 membutuhkan 10% pakan.

  1. Pembuatan Pakan Pasta

Seperti cara budidaya ikan tawar yang bisa diberikan, belut juga bisa diberikan pakan tambahan. Selain memberikan beberapa jenis pakan alami, anda juga bisa memberikan pakan berupa pasta yang bisa dibuat sendiri dengan mudah. 

  • Siapkan 750 gram campuran daging bekicot, keong dan ikan ikan kecil.
  • Siapkan juga pelet ikan sebanyak 200 gram.
  • Tepung tapioka sebanyak 1 sendok makan untuk setiap 1 kilogram pasta yang akan dibuat.
  • Giling semua bahan daging hingga halus dan lunakan pelet ikan dengan cara dibasahi memakai air.
  • Campur semua bahan dan aduk hingga rata.
  • Giling kembali semua campuran bahan supaya lebih tercampur rata dan halus.
  • Bentuk adonan seperti adonan cireng dan letakkan pada tempat pakan yang terbuat dari jaring atau rafia.
  • Letakkan wadah tersebut pada aliran atau kemalir dalam kolam terpal pemeliharaan belut.
  • Pasta ini tidak boleh disimpan dan hanya bertahan maksimal 12 jam penyimpanan dalam lemari es.
  1. Hama dan Penyakit Belut

Hama yang menyerang ternak belut merupakan hewan yang bisa langsung mengganggu kehidupan belut seperti berang berang, burung, katak, ular, musang air, ikan gabus dan juga serangga. Sedangkan untuk hama dalam pemeliharaan rumahan adalah katak dan kucing. Selain hama, penyakit juga seringkali menyerang belut seperti bakteri, jamur, virus dan juga protozoa berukuran kecil.

  1. Panen Belut

Panen belut bisa dilakukan dalam 2 jenis yakni berupa benih atau bibit yang akan dijual kembali untuk ternak atau budidaya dan juga hasil akhir dari pemeliharaan belut untuk konsumsi dengan ukuran sekitar 10 hingga 15 ekor per kilogram. Untuk cara panen belut ini bisa menggunakan bubu atau posong, jaring atau jala bermata lembut seperti yang digunakan saat panen cara memelihara ikan patin, pancing atau kail dan juga pengeringan air kolam sehingga lebih mudah diambil.

  1. Cara Meminimalisir Kanibalisme

Belut merupakan hewan kanibal khususnya belut jantan yang berumur 6 hingga 8 bulan dan terusik dengan belut lain maka akan menyerang sehingga meningkatkan angka kematian belut. Untuk menghindari kanibalisme pada belut, maka air yang digunakan harus selalu bersih sehingga badan belut bisa terawat untuk saling melindungi di tempat persembunyian.

Demikian penjelasan terkait apa saja cara ternak belut di kolam terpal yang bisa diterapkan apabila ingin berternak belut.