Merpati merupakan jenis burung yang jinak dan menjadi jenis usaha merakyat di wilayah Indonesia. Burung merpati atau sering juga disebut dengan burung dara ini tidak hanya dibudidayakan sebagai binatang peliharaan dan lomba, namun juga dibudidayakan untuk dijadikan lauk sebab saat ini sudah banyak penjual makanan yang menyediakan berbagai menu dari jenis burung ini.
Tekstur daging yang empuk dan gurih membuat olahan dari burung ini semakin diminati banyak orang. Burung merpati umumnya diternak dengan cara mengembangbiakan telur sebab perawatannya terbilang sangat mudah. Namun dalam pemeliharaannya juga harus diberi kebebasan agar burung merpati bisa cepat besar.
Berikut ini, kami akan memberikan beberapa cara ternak merpati di kandang yang bisa dijadikan panduan khususnya bagi anda pemula dalam jenis usaha ini.
- Pengenalan Merpati
Tahap pertama dalam ternak merpati yang harus dilakukan adalah memastikan tujuan dari ternak merpati yang anda jalankan, apakah untuk hobi atau untuk usaha. Untuk ternak merpati sebagai usaha, maka tidak hanya memerlukan pengenalan tentang ciri ciri burung merpati, cara membersihkan kandang dan pemberian pakan saja, namun juga harus diperhatikan jenis burung merpati yang laku di pasaran.
Jenis merpati bisa dilihat dari ukuran badan seperti merpati carrier atau pembawa yang memiliki tinggi 45 hingga 48 cm dengan berat 500 sampai 600 gram, burung merpati carneau dengan berat mencapai 1 kilogram, merpati strasser dengan banyak warna dibalik tubuh yang putih dan juga merpati mondaine keturunan Perancis dan Italia. Sedangkan dari bentuk badan juga terdapat beberapa jenis merpati seperti merpati kipas dengan ekor seperti kipas, merpati jabobin dengan bulu di sekitar kepala yang terlihat seperti topi, burung merpati frillback yang memiliki bulu ikan di bagian badan dan sayap serta merpati stropper yang memiliki tembolok berukuran besar.
- Membedakan Merpati Jantan dan Betina
Tahap selanjutnya adalah mengenal ciri dari merpati betina dan jantan yang sangat penting untuk proses pengembangbiakkan. Salah satu cara mudah untuk membedakan merpati jantan dan betina adalah pada saat dimasukkan dalam satu kandang, maka merpati jantan akan membekur dan merpati jantan memiliki ciri paruh yang tebal, leher besar, kepala besar dan juga panjang berbeda dengan cara memilih burung merpati balap. Untuk ternak merpati, maka pastikan bibit yang bagus, besar dan lincah, memiliki bulu yang bagus dan bagian ujung sayap tidak turun atau melor, selain itu jika ditangkan dengan tangan maka memberikan perlawanan yang besar.
Hindari membeli burung merpati yang tua dengan ciri paruh yang terlihat tebal dan pada bagian lubang hidung terlihat kerutan daging tebal serta tidak mengkilat lagi. Pilih juga indukan yang dominan saat berada dalam kandang.
- Persiapan Indukan
Induk merpati yang baik dan sudah dikatakan siap untuk breeding adalah berumur sekitar 7 bulan. Kualitas anakan nantinya akan diturunkan dari induk merpati namun kualitasnya akan menurun jika induk merpati sudah berumur lebih dari 4 tahun. Penurunan kualitas anakan juga akan semakin menurun jika memakai sistem babuan sebab induk betina akan dipaksa untuk bertelur lebih cepat dari siklus normal sekitar 60 hari yang juga penting diperhatikan dalam cara melatih merpati balap.
Jika induk yang akan diternak lebih dari satu, maka sebaiknya breeding dilakukan secara bersamaan agar perawatannya bisa lebih mudah dan efisien dalam pemberian pakan saat meloloh. Sebelum indukan dijodohkan, maka lebih baik diberikan obat cacing agar piyik tidak tertular cacing dari induk. Pemberian obat cacing ini harus dilakukan kembali jika telur sudah menetas agar tidak menghambat pertumbuhan piyik. Pastikan juga bulu indukan terbebas dari kutu sebab bisa membuat burung merpati gelisah serta tidak bisa tidur dengan tenang. Selain itu, kutu juga bisa membuat pertumbuhan piyik tidak normal sebab darah di pangkal bulu sayap yang masih muda dihisap kutu. Jika indukan terlihat tanda tanda berkutu, maka harus segera diobati.
- Persiapan Kandang
Untuk ternak merpati umumnya memakai kandang yang dibuat secara tinggi dari bahan kayu atau bambu dan dibuat menempel pada dinding. Kandang merpati tidak bisa dibuat seperti kandang burung lain sebab merpati lebih menyukai tempat yang luas seperti halnya ayam. Merpati merupakan hewan yang berkelompok sehingga tidak menyukai kandang yang kecil sehingga kandang sebaiknya dibuat lebih luas.
- Ukuran dan Sanitasi Kandang
Cara memelihara burung dara atau merpati selanjutnya adalah menambahkan juga tempat bertengger dan lapisan kandang supaya merpati bisa tetap hangat serta nyaman. Untuk ukuran kandang, usahakan dalam 1 kandang bisa dimasukkan hingga 4 ekor burung namun masih tetap cukup luas untuk bergerak sebagai antisipasi jika nantinya burung akan bertelur dalam kandang. Ukuran ideal untuk kandang burung merpati adalah tinggi 35 x lebar 40 x panjang 50. Kandang burung merpati juga harus dilengkapi sanitasi yang baik. Kandang yang lembab akan membuat burung merpati cepat sakit sehingga harus diberikan alas pada bagian dasar kandang sebagai tempat menampung kotoran.
Sebaiknya kandang dibuat menghadap ke arah timur agar bisa mendapatkan sinar matahari yang cukup khususnya di pagi hari. Sinar matahari juga sangat baik untuk memastikan kandang tetap dalam keadaan kering, sedangkan untuk ketinggian kandang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing masing peternak.
- Menjodohkan Merpati
Dalam ternak merpati, penjodohan menjadi salah satu tahap penting yang harus dilakukan yakni dengan cara memasukkan merpati betina dan jantan dalam satu kandang. Selain itu menjodohkan merpati juga bisa dilakukan dengan menempatkan dua kuruang terpisah untuk jantan dan betina dan diletakkan saling berdampingan agar bisa saling mengenal. Jika jantan terlihat sudah brancah dan betina sudah lenjeh, maka bisa disatukan dalam satu kandang, namun jika jantan masih galak, maka bisa dipisahkan dalam kurungan yang berbeda.
- Mengawinkan Merpati
Pada saat merpati terlihat tanda tanda mau kawin, maka kedua indukan bisa dimasukkan dalam pegupon pada malam hari dan esok paginya dijemur dalam 1 kandang yang cukup besar supaya bisa kawin. Sesudah matahari tinggi, maka bisa dimasukkan ke dalam gupon dan diberi makan serta dikawinkan kembali pada malam hari.
Umumnya burung merpati akan giring sesudah 2 hingga 3 hari tergantung dari karakter pejantan. Sesudah giring sekitar 5 hingga 7 hari, maka betina umumnya akan memperlihatkan ciri ciri burung merpati mau bertelur tergantung dari tingkat kesuburan betina.
- Pengeraman Telur
Saat burung merpati betina menetas yang umumnya berjumlah 2 butir, maka telur akan langsung dierami sehingga telur harus dibiarkan dalam kandang untuk dierami sampai menetas selama 19 hingga 22 hari. Tidak ada pakan khusus pada saat merpati sedang mengerami telurnya, akan tetapi jika sudah mengeram lebih dari 10 hari, maka indukan perlu diberikan pakan bernutrisi tinggi seperti kacang tanah, kacang hijau atau millet. Sedangkan suplemen atau vitamin juga bisa diberikan untuk kesehatan indukan yang akan meloloh piyik.
Selain itu, grit juga perlu diberikan setiap hari selama merpati sedang mengerami telur dan meloloh supaya kebutuhan mineral seperti kalsium bisa terpenuhi sekaligus menjaga kesehatan pencernaan. Grit yang bagus terdiri dari campuran batu bata merah, arang dan juga grit putih dengan komposisi 40:20:40. Untuk grit putih bisa diperoleh di pasar atau juga bisa dibuat sendiri dengan campuran kulit sotong dan kulit telur. Batu bata dan arang ditumbuk sehingga bisa lebih mudah dimakan. Arang ini berguna untuk menyerap zat beracun seperti pestisida yang mungkin terbawa bersama pakan.
- Penetasan Telur Merpati
Untuk penetasan telur, maka harus dipersiapkan sarang yang terbuat dari jerami dan dimasukkan ke dalam kandang. Hindari kandang yang lembab sebab bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri yang subur yang juga sangat harus diperhatikan dalam cara merawat burung dara di musim hujan. Sarang harus ditempatkan pada wadah tertentu supaya tidak jatuh atau menggelinding dan bisa dierami secara baik. Sarang ini bisa dibuat dari gerabah berbentuk seperti mangkuk dengan garis tengah sekitar 15 cm atau juga bisa dibuat dari kotak kayu.
- Bahan Sarang Pengeraman
Untuk bahan sarang terbaik adalah dari tembako sebab bakteri tidak akan berkembang biak. Cara pembuatan sarang tembako ini adalah dengan batang tembakau yang masih basah kemudian dipotong sepanjang 20 cm lalu di gepreng sehingga bisa disuwir suwir supaya ukuran lebih kecil kecil. Sesudah disuwir maka harus dijemur sampai kering. Jika sulit ditemukan, maka bisa diganti dengan daun cemara yang sudah dikeringkan atau bisa juga memakai ranting kering berukuran kecil. Hindari membuat sarang dari bambu karena masih terlalu dingin untuk merpati.
- Pemberian Pakan Indukan Meloloh
Saat piyik sudah menetas dan berumur 1 hingga 7 hari, maka indukan harus diberi pakan bergizi seperti biji bijian berupa jagung, beras merah dan millet, kacang tanah, kacang hijau serta kedelai. Namun jika ingin memberikan kedelai, maka harus di sangrai atau di gongseng terlebih dulu untuk menetralkan trypsine yakni selaput pada kacang kedelai yang sulit dicerna dan bisa mengganggu pencernaan. Kedelai sangat baik diberikan pada indukan yang sedang meloloh karena tinggi akan protein.
Sesudah piyik berumur 1 minggu, maka indukan sudah bisa meloloh dengan biji bijian memakai komposisi yang tetap sama. Apabila ukuran jagung besar, maka bisa dipecah agar piyik lebih mudah mencerna dan menyerap nutrisi dari jagung. Milet juga sangat baik diberikan untuk meningkatkan pertumbuhan bulu merpati.
- Pemeliharaan Piyik Sesudah Disapih
Para peternak juga seringkali memisahkan piyik dari indukan sebelum disapih secara alami dengan tujuan supaya induk bisa cepat bertelur lagi. Akan tetapi sebaiknya ini tidak dilakukan sebab piyik bisa stres karena merasa kehilangan perlindungan dari induk dan harus mencari makan sendiri. Jika piyik dipisahkan dari induk, maka stress bisa meningkatkan risiko bakteri dalam tubuh piyik semakin bertambah dan akhirnya piyik sakit.
- Perawatan Tambahan Piyik Merpati
Pisahkan piyik jika sudah benar benar bisa makan sendiri dan sebaiknya ditempatkan dalam 1 kandang yang agak besar dan terpisah dari burung dewasa yang hampir serupa dengan cara penangkaran pada budidaya burung merpati kipas. Jika ingin dicampur dengan burung dewasa, maka hanya boleh disatukan dengan betina saja supaya tidak berkelahi khususnya saat berebut makanan. Piyik bisa dipegang sesekali dan dimandikan supaya tidak liar atau giras. Kandang piyik juga harus mendapatkan sinar matahari yang cukup dan seminggu sekali air minum bisa dicampur dengan cuka apel atau cuka biasa.
Demikianlah artikel ini disampaikan, semoga bisa bermanfaat bagi kita.