Bagi kamu yang suka memelihara kucing, bahkan menjadikannya sebagai salah satu agenda wajib tiap harinya, sudah pasti harus memiliki pengetahuan-pengetahuan yang cukup mengenai permasalahan-permasalahan yang dapat mengenai kucing kesayanganmu. Ada banyak virus di luar sana yang dapat mengancam kesehatan kucingmu, dimulai dari virus flu, hingga virus herpes. Salah satu dari virus yang mengancam kucing kesayanganmu adalah virus rabies.
Sudah kenal rabies? Penyakit yang satu ini pada umumnya dikenal sebagai penyakit anjing gila karena memang sering menyerang anjing. Penyakit ini merupakan penyakit serius pada hewan yang menyerang otak dan sistem saraf hewan yang terkena virus rabies ini. Penyakit rabies digolongkan sebagai penyakit mematikan yang harus ditangani dengan cepat. Artinya, kamu harus mengetahui gejala rabies sedini mungkin agar dapat mengatasi rabies dengan cepat dan tepat.
Apakah rabies memang begitu berbahaya? Seberapa besar penularan penyakit ini? Informasi yang dapat kita ketahui berdasarkan data yang dihimpun Kementrian Kesehatan Indonesia, terdapat sekitar 70 ribu kasus gigitan hewan penular rabies pada tahun 2013. Dari keseluruhan kasus tersebut, terdapat 119 orang di antaranya yang positif terkena rabies. Artinya, virus ini dapat menular pada manusia lo.
Pada tahun 2013 tersebut, Provinsi Bali menjadi daerah paling banyak mendapat kasus gigitan hewan penular rabies dengan persentase hampir mencapai 60 persen dari total kasus di seluruh Indonesia. Sedangkan daerah kedua paling banyak mendapat kasus gigitan hewan penular rabies adalah di Provinsi Riau (7,4 persen), lalu Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Melihat kenyataan ini, tentu saja kita harus mewaspadai rabies, bukan hanya karena penyakit ini berbahaya untuk manusia, akan tetapi juga untuk kucing kita sendiri.
Tentang Penyakit Rabies
Sebelum beranjak pada gejala rabies itu apa saja, ada baiknya kita menyinggung sebentar mengenai penyakit rabies itu sendiri. Penyakit rabies disebabkan oleh virus lyssaviruses. Virus tersebut ditularkan ke manusia melalui hewan yang sebelumnya telah terjangkit penyakit ini. Seseorang dapat terkena rabies jika air liur dari hewan rabies tersebut masuk ke tubuhnya melalui gigitan kemudian menyebar ke dalam sistem sel tubuh. Tidak hanya itu, rabies juga dapat menular melalui cakaran jika hewan rabies tersebut sebelumnya telah menjilati kuku-kukunya. Pada beberapa kasus, meskipun jarang terjadi, seseorang terkena penyakit rabies yang disebabkan karena luka di tubuhnya dijilati atau terjilat oleh hewan yang terinfeksi. Selain ditularkan oleh hewan, penularan penyakit rabies dari manusia ke manusia juga dapat terjadi, salah satunya melalui pencangkokan organ.
Di Indonesia, sekitar 98 persen kasus rabies ditularkan melalui gigitan anjing dan 2 persen sisanya ditularkan melalui gigitan kucing dan kera. Sejak 1884, rabies pada hewan sudah ditemukan ada di Indonesia. Kasus rabies pada manusia di Indonesia pertama kali ditemukan pada tahun 1894 di Jawa Barat.
Waktu yang dibutuhkan virus rabies untuk melakukan inkubasi pada tubuh inang sangat bervariasi, biasanya antara dua minggu sampai tiga bulan, bahkan bisa hanya mencapai empat hari.
Ciri – ciri Kucing Terkena Rabies
Lalu apa saja gejala rabies pada kucing kesayangan kita? Dapatkah kita mengenalinya tanpa menggunakan peralatan yang canggih? Mari kita bahas perlahan-lahan ya. Berikut ini beberapa gejala penyakit rabies pada kucing kesayangan kita.
1. Demam tinggi
Gejala pertama penyakit rabies pada kucing kesayanganmu adalah meningkatnya suhu badan secara ekstrem alias mengalami demam tinggi. Kucing yang menderita rabies, sistem tubuhnya akan berusaha semaksimal mungkin untuk melawan virus rabies, atau bisa jadi sudah kalah oleh virus rabies, sehingga sebagai akibat dari ‘pertarungan’ tersebut, suhu tubuh kucing pun menjadi panas tinggi hingga berlebihan dan terkesan tidak wajar.
Apabila kucingmu mengalami gejala ini, segera periksakan ke dokter terdekat agar dapat ditangani dengan cepat sebelum semuanya terlambat ya. Soalnya sekalipun tidak rabies, gejala ini tetap dapat menunjukkan adanya penyakit tertentu pada kucing seperti misalnya penyakit mata pada kucing, atau flu yang bisa diatasi dengan cara mengobati kucing flu dengan efektif. Sebagai bantuan, kamu bisa memanfaatkan ciri ciri kucing demam untuk mengidentifikasi dengan tepat apakah kucingmu demam atau tidak.
2. Rasa gatal berlebihan pada bagian yang terinfeksi
Ada banyak hal yang menyebabkan kucing gatal, salah satunya karena jamur yang bisa diatasi dengan cara mengatasi jamur pada kucing atau cara menghilangkan jamur pada kucing. Akan tetapi tidak hanya jamur saja, kucing yang terjangkit rabies akibat digigit oleh hewan lain yang sebelumnya telah menderita rabies, besar kemungkinan akan merasakan rasa gatal yang luar biasa pada bagian yang digigit tersebut. Sebagai akibatnya, mungkin dia akan terlihat menggesek-gesekkan tubuhnya pada dinding atau bagian lain untuk berusaha menghilangkan rasa gatal tersebut, dan hal ini tidak dilakukan satu dua kali saja melainkan sangat sering sampai mungkin badannya akan terluka.
Apabila kamu menemui gejala keanehan ini, sebaiknya kamu segera membawa kucing kesayanganmu ke dokter hewan terdekat agar tidak bertambah parah. Terlebih lagi apabila kucingmu masih bayi, maka kamu perlu menerapkan cara merawat bayi kucing yang baik dan benar.
3. Kucing tampak sangat jinak
Pada beberapa kasus, kucing yang terjangkit rabies malah akan menjadi sangat jinak, bahkan terlalu jinak bila dibandnigkan dengan kucing pada keadaan biasanya. Memang kucing yang jinak menjadi salah satu idaman para pemelihara kucing karena akan mudah untuk dipelihara. Akan tetapi, apabila perubahan kejinakan tersebut terjadi dengan sangat cepat alias tidak wajar, kamu patut mencurigai ada sesuatu hal lain yang terjadi di belakang sehingga membuat kucingmu berubah menjadi sangat jinak, salah satunya adalah penyakit rabies.
Apabila kucingmu tampak sangat jinak kemudian berubah menjadi agresif secara tiba-tiba diikuti oleh gejala yang lain, ada baiknya kamu segera memeriksakannya ke dokter hewan terdekat karena kemungkinan besar kucingmu sedang terjangkit gejala rabies.
4. Kucing kehilangan nafsu makan atau tidak mau makan
Gejala penyakit rabies pada kucing berikutnya adalah hilangnya nafsu makan pada kucing kesayanganmu secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sekitar empat hari atau lebih. Kehilangan di sini bukan berarti kucingmu muntah-muntah yang disebabkan karena penyebab kucing muntah, sebagaimana bisa diatasi dengan cara mengatasi kucing muntah, atau dengan cara mengobati kucing keracunan bila sebabnya adalah racun atau malah cara mengobati kucing cacingan bila terkena cacing, tetapi benar-benar tidak nafsu makan alias menjauhi makanan.
Apabila kucing kesayanganmu yang pada mulanya sangat doyan makan, kemudian tiba-tiba menjadi tidak mau makan, kamu patut mencurigainya dan segera memeriksakan ke dokter hewan terdekat, siapa tau ada masalah lain yang belum diketahui terjadi pada kucingmu.
5. Melakukan perilaku menyalak secara terus-menerus
Gejala kucing rabies berikutnya adalah perilakunya yang menyalak terus-menerus padahal tidak ada lawan atau tidak ada hal-hal khusus yang membuatnya harus menyalak terus menerus. Apabila kucingmu tiba-tiba berperilaku aneh seperti ini, sebaiknya kamu segera memeriksakannya ke dokter hewan terdekat untuk diperiksa apa yang terjadi pada kucing kesayanganmu.
6. Berubah menjadi sangat agresif pada waktu tertentu, menyerang siapa saja di sekitarnya
Gejala ini biasanya paling mudah terlihat, yaitu perilakunya yang menjadi sangat agresif bahkan pada pemiliknya sendiri yang sebenarnya telah dikenal cukup lama. Terlebih lagi apabila kucing kesayanganmu sebenarnya cukup jinak pada hari-hari biasanya. Apabila gejala ini terjadi pada kucing yang kamu pelihara, sebisa mungkin kamu harus segera memeriksakannya pada dokter terdekat agar apabila kucingmu itu positif terkena rabies dapat segera ditangani dengan cepat.
7. Keluar air liur berlebihan
Gejala ini juga sering sekali dikaitkan dengan rabies karena memang gejala ini merupakan gejala yang paling sering terlihat dan paling sering diamati pada hewan-hewan yang terkena rabies. Apabila kucingmu mengeluarkan air liur secara terus-menerus, bahkan berlebihan, patut dicurigai bahwa kucingmu sedang mengalami gejala rabies.
8. Ekor sering ditekuk sehingga berada di antara kedua kaki
Perubahan perilaku berikutnya yang juga menjadi gejala rabies pada kucing adalah seringnya ekor ditekuk sehingga berada di antara kedua kaki, dan tidak di biarkan ke atas atau tegak lurus dengan badan sebagaimana biasanya.
9. Mengalami kejang-kejang hingga lumpuh
Kucing yang terkena rabies juga dapat mengalami kejang-kejang, bahkan sampai lumpuh, apabila infeksi atau inkubasi rabies telah selesai dan virus mulai menunjukkan serangannya yang utama pada tubuh kucing kesayanganmu. Apabila kamu melihat kucingmu kejang-kejang, segera bawa dia ke dokter hewan terdekat agar dokter dapat memberikan obat yang tepat untuk mencegah keadaan kucing kesayanganmu bertambah parah dan bahkan mengalami kematian.
10. Hidrofobia atau ketakutan berlebihan terhadap air
Gejala kucing yang terkena rabies berikutnya adalah munculnya gangguan bernama hidropobia atau ketakutan berlebihan terhadap air. Pada kucing yang normal, kucing yang haus pada umumnya akan sangat senang melihat air dan meminumnya dengan cepat. Akan tetapi pada kucing yang terkena rabies, walaupun mereka terlihat sangat kehausan, namun ketika kita berusaha untuk memberikan air pada kucing tersebut, maka otot tubuhnya malah akan terlihat menegang dan waspada terhadap air tersebut. Pada tahap selanjutnya, kucing kita dapat menjadi kejang dan terlihat sangat aneh dalam merespons adanya air di sekitarnya.
Cara Mengatasi Rabies pada Kucing
Lalu bagaimana cara untuk mengatasi rabies pada kucing kesayangan kita? Adakah hal-hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi rabies pada kucing? Berikut ini beberapa alternatif untuk mengatasi masalah rabies pada kucing.
1. Suntik imunoglobulin rabies
Suntik imunoglobulin rabies adalah penanganan medis untuk mencegah perkembangan penyakit rabies dan mengobatinya dengan jangka waktu pemberian terakhir adalah pada hari ke-7 setelah gigitan rabies. Itu berarti setelah hari tersebut, besar kemungkinan efek dari imunoglobulin rabies akan berkurang bila dibandingkan dengan pemberian pada rentang hari sebelum hari ke-7 gigitan atau infeksi rabies pada kucing.
2. Suntik vaksin rabies
Secara umum vaksin memiliki banyak untuk kucing. Ada banyak manfaat vaksin kucing yang bisa kita bahas, akan tetapi secara singkat vaksin rabies adalah salah satu cara untuk mencegah terjangkitnya kucing akan penyakit rabies yang dapat diberikan pada kucingmu yang sehat. Dokter yang ahli biasanya akan menyarankan kucingmu untuk divaksinasi rabies.
3. Membersihkan luka infeksi
Membersihkan luka infeksi dapat kamu lakukan sebagai pertolongan pertama pada kucing yang terkena infeksi rabies melalui gigitan. Selain memberikan cairan pembersih, kamu juga dapat memberikan antiseptik untuk mencegah perkembangan virus rabies dari gigitan tersebut lalu membawa kucing kesayanganmu ke dokter hewan terdekat untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Itulah beberapa gejala dan cara untuk mengatasi rabies pada kucing. Semoga dengan artikel ini kamu dapat merawat kucingmu dengan baik ya. Selamat merawat kucingmu, semoga terbebas dari rabies!